Kebijakan Tentang Pengembangan Lembaga Pendidikan Islam Non-Formal: Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) Tahun 2011-2015

Noblana Adib
{"title":"Kebijakan Tentang Pengembangan Lembaga Pendidikan Islam Non-Formal: Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) Tahun 2011-2015","authors":"Noblana Adib","doi":"10.32923/kjmp.v2i1.980","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The more autonomous the more creative. This article refutes Hasbullah's opinion that the management of Madrasas is not autonomous because it is under the centralized Ministry of Religion (Kemenag). Hasbullah said that it was very dilemmatic, Madrasas could not develop because in the budget structure in the area of Islamic education institutions were not included in the local government budget (APBD) otherwise the ministry of religion did not have an adequate budgeting structure to finance all educational institutions under its guidance. Instead of Madrasas being marginalized institutions at the local level, madrasas are the concern of several local governments committed to helping, especially the implement. \n  \nKeyword : Madrasah Diniyah Takmiliyah, Educational Policy, Islamic educational institutions \n  \nAbstrak \nSemakin otonom semakin kreatif. Artikel ini membantah pendapat Hasbullah yang mengemukakan pengelolaan Madrasah yang tidak diotonomkan sebab di bawah Kementerian Agama (Kemenag) yang masih sentralisasi. Hasbullah mengatakan sangat dilematis, Madrasah tidak dapat berkembang karena dalam struktur anggaran di daearah lembaga pendidikan Islam tidak masuk di APBD (anggaran pemerintah daerah) sebaliknya kementerian agama tidak punya struktur penganggaran yang memadai untuk membiayai seluruh lembaga pendidikan yang berada di bawah binaannya. Alih-alih Madrasah menjadi lembaga yang termarginalisasi di tingkat daerah, madrasah menjadi perhatian beberapa pemerintah daerah berkomitmen membantu, terutama penyelenggaraan MDT sebagaimana yang kemukakan oleh Juju Saepudin, Amin Thaib BR, Abdul  Basid, Nursalamah Siagian, dan Neneng Habibah.","PeriodicalId":186293,"journal":{"name":"SUSTAINABLE: Jurnal Kajian Mutu Pendidikan","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-06-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"SUSTAINABLE: Jurnal Kajian Mutu Pendidikan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.32923/kjmp.v2i1.980","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2

Abstract

The more autonomous the more creative. This article refutes Hasbullah's opinion that the management of Madrasas is not autonomous because it is under the centralized Ministry of Religion (Kemenag). Hasbullah said that it was very dilemmatic, Madrasas could not develop because in the budget structure in the area of Islamic education institutions were not included in the local government budget (APBD) otherwise the ministry of religion did not have an adequate budgeting structure to finance all educational institutions under its guidance. Instead of Madrasas being marginalized institutions at the local level, madrasas are the concern of several local governments committed to helping, especially the implement.   Keyword : Madrasah Diniyah Takmiliyah, Educational Policy, Islamic educational institutions   Abstrak Semakin otonom semakin kreatif. Artikel ini membantah pendapat Hasbullah yang mengemukakan pengelolaan Madrasah yang tidak diotonomkan sebab di bawah Kementerian Agama (Kemenag) yang masih sentralisasi. Hasbullah mengatakan sangat dilematis, Madrasah tidak dapat berkembang karena dalam struktur anggaran di daearah lembaga pendidikan Islam tidak masuk di APBD (anggaran pemerintah daerah) sebaliknya kementerian agama tidak punya struktur penganggaran yang memadai untuk membiayai seluruh lembaga pendidikan yang berada di bawah binaannya. Alih-alih Madrasah menjadi lembaga yang termarginalisasi di tingkat daerah, madrasah menjadi perhatian beberapa pemerintah daerah berkomitmen membantu, terutama penyelenggaraan MDT sebagaimana yang kemukakan oleh Juju Saepudin, Amin Thaib BR, Abdul  Basid, Nursalamah Siagian, dan Neneng Habibah.
越自主越有创造力。这篇文章驳斥了Hasbullah的观点,即伊斯兰学校的管理不是自治的,因为它是在中央的宗教部(Kemenag)之下。Hasbullah说,这是非常两难的,伊斯兰学校无法发展,因为在伊斯兰教育机构领域的预算结构中没有包括在地方政府预算(APBD)中,否则宗教部没有足够的预算结构来资助其指导下的所有教育机构。在地方一级,伊斯兰学校不是被边缘化的机构,相反,伊斯兰学校受到了一些地方政府的关注,这些政府致力于帮助这些学校,特别是实施这些学校。关键词:伊斯兰学校;教育政策;伊斯兰教育机构;Artikel ini membantah pendapat Hasbullah yang mengemukakan pengelolaan Madrasah yang tidak diotonomkan sebab di bawah Kementerian Agama (Kemenag) yang masih centralisasi。伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教。Alih-alih Madrasah menjadi lembaga yang termarginalisasi di tingkat daerah, Madrasah menjadi perhatian bemerinah berkomitmen membantu, terutama penyelenggaraan MDT sebagaimana yang kemukakan oleh Juju Saepudin, Amin thai BR, Abdul Basid, Nursalamah Siagian, dan neeneng Habibah。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信