{"title":"Pemberdayaan Masyarakat melalui Pendidikan Nonformal di PKBM Tiara Dezzy Samarinda","authors":"A. I. Lukman","doi":"10.21831/DIKLUS.V5I2.43669","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk melihat proses pemberdayaan yang dilakukan pada PKBM Tiara Dezzy. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini, yaitu: Pertama. Tahap penyadaran tidak dilakukan oleh pihak PKBM Tiara Dezzy. Penyelenggara PKBM langsung mendata dan memanggil masyarakat untuk bergabung dan mengikuti program pemberdayaan. Kedua. Tahap transformasi pengetahuan, materi/bahan pembelajaran tidak semuanya bersifat potensi lokal. Pelaksanaan pembelajaran atau pelatihan bersifat partisipatif sehingga masyarakat turut aktif dalam pembelajaran, dan jadwal pembelajaran ditentukan sendiri oleh warga belajar. Ketiga. Tahap peningkatan pengetahuan untuk kemandirian masyarakat, warga belajar belum mandiri. Akan tetapi, terjadi perbaikan pendidikan dan perbaikan tindakan. PKBM Tiara Dezzy belum melakukan pemberdayaan secara tuntas karena hanya melakukan tahap transformasi pengetahuan. Penyelenggara PKBM memaknai pemberdayaan masyarakat sama dengan pengembangan kapasitas, padahal tidak demikian karena pengembangan kapasitas hanya bagian dari proses pemberdayaan masyarakat. Community Empowerment through Non-Formal Education in Tiara Dezzy Community Learning Center Samarinda Abstract: This study aims to see the empowerment process carried out at CLC Tiara Dezzy. This research uses qualitative method with descriptive research type. Data collection techniques were observation, interviews, and documentation. The results of this study, namely: First. The awareness stage was not carried out by CLC Tiara Dezzy. CLC organizers immediately record and call the community to join and participate in the empowerment program. Second. The transformation stage of knowledge, learning materials/materials are not all local potential. The implementation of learning or training is participatory so that the community is actively involved in learning, and the learning schedule is determined by the learning residents themselves. Third. The stage of increasing knowledge for community independence, learning residents are not yet independent. However, there has been improvement in education and improvement in action. CLC Tiara Dezzy has not done empowerment completely because it only performs the knowledge transformation stage. CLC organizers interpret community empowerment as the same as capacity building, even though this is not the case because capacity building is only part of the community empowerment process. ","PeriodicalId":293065,"journal":{"name":"Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah","volume":"40 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"13","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21831/DIKLUS.V5I2.43669","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 13
Abstract
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk melihat proses pemberdayaan yang dilakukan pada PKBM Tiara Dezzy. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini, yaitu: Pertama. Tahap penyadaran tidak dilakukan oleh pihak PKBM Tiara Dezzy. Penyelenggara PKBM langsung mendata dan memanggil masyarakat untuk bergabung dan mengikuti program pemberdayaan. Kedua. Tahap transformasi pengetahuan, materi/bahan pembelajaran tidak semuanya bersifat potensi lokal. Pelaksanaan pembelajaran atau pelatihan bersifat partisipatif sehingga masyarakat turut aktif dalam pembelajaran, dan jadwal pembelajaran ditentukan sendiri oleh warga belajar. Ketiga. Tahap peningkatan pengetahuan untuk kemandirian masyarakat, warga belajar belum mandiri. Akan tetapi, terjadi perbaikan pendidikan dan perbaikan tindakan. PKBM Tiara Dezzy belum melakukan pemberdayaan secara tuntas karena hanya melakukan tahap transformasi pengetahuan. Penyelenggara PKBM memaknai pemberdayaan masyarakat sama dengan pengembangan kapasitas, padahal tidak demikian karena pengembangan kapasitas hanya bagian dari proses pemberdayaan masyarakat. Community Empowerment through Non-Formal Education in Tiara Dezzy Community Learning Center Samarinda Abstract: This study aims to see the empowerment process carried out at CLC Tiara Dezzy. This research uses qualitative method with descriptive research type. Data collection techniques were observation, interviews, and documentation. The results of this study, namely: First. The awareness stage was not carried out by CLC Tiara Dezzy. CLC organizers immediately record and call the community to join and participate in the empowerment program. Second. The transformation stage of knowledge, learning materials/materials are not all local potential. The implementation of learning or training is participatory so that the community is actively involved in learning, and the learning schedule is determined by the learning residents themselves. Third. The stage of increasing knowledge for community independence, learning residents are not yet independent. However, there has been improvement in education and improvement in action. CLC Tiara Dezzy has not done empowerment completely because it only performs the knowledge transformation stage. CLC organizers interpret community empowerment as the same as capacity building, even though this is not the case because capacity building is only part of the community empowerment process.