{"title":"PENCEGAHAN DAN PERLINDUNGAN ANAK BERBASIS GAMPONG DI ACEH","authors":"Abidin Nurdin","doi":"10.15408/harkat.v14i2.12813","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract. This paper discussed the prevention and protection of village-based ABH with the Adat approach in Aceh. The number of ABH continues to grow which is caused by factors, the environment, wrong students, families are not harmonious, the lack of religious education. Not only in Indonesia, but also in Japan, the Philippines, Malaysia and Bangladesh formal legal processes have been left to be replaced by non-formal or diversion. However, the problem is the community's readiness and the responsibilities of parents in providing prevention and protection for ABH. In Aceh with traditional power which is thick with religious values it is able to provide prevention and protection even rehabilitation to village-based ABH. Some villages in Aceh have succeeded in making reusam gampong (village regulations) that put forward aspects of prevention and protection as well as strengthening traditional institutions (keuchik, tuha peut and teungku imum) and the role of parents. Sanctions given that are educational for example, cleaning meunasah, adhan for some time, memorizing some surahs in the Koran.Abstrak. Tulisan ini membahas tentang pencegahan dan perlindungan ABH berbasis gampong dengan pendekatan Adat di Aceh. Jumlah ABH terus bertambah yang disebabkan oleh faktor, lingkungan, salah didik, keluarga tidak harmonis, minimnya pendidikan agama. Saat ini bukan saja di Indonesia, tetapi juga di Jepang, Filipina, Malaysia dan Bangladesh proses hukum formal mulai ditinggal diganti dengan non formal atau diversi. Namun demikian yang jadi masalah adalah kesiapan masyarakat dan tanggung jawab orang tua dalam memberikan pencegahan dan perlindungan terhadap ABH. Di Aceh dengan kekuatan adat yang kental dengan nilai-nilai agama mampu memberikan pencegahan dan perlindungan bahkan rehabilitasi pada ABH yang berbasis gampong. Beberapa gampong di Aceh telah berhasil membuat reusam gampong (peraturan desa) yang mengedepankan aspek pencegahan dan perlindungan serta penguatan lembaga adat (keuchik, tuha peut dan teungku imum) serta peran orang tua. Sanksi yang diberikan yang bersifat mendidik misalnya, membersihkan meunasah, azan dalam beberapa waktu, menghafal beberapa surah dalam al-Quran. ","PeriodicalId":420598,"journal":{"name":"Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender","volume":"63 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-10-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.15408/harkat.v14i2.12813","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Abstract. This paper discussed the prevention and protection of village-based ABH with the Adat approach in Aceh. The number of ABH continues to grow which is caused by factors, the environment, wrong students, families are not harmonious, the lack of religious education. Not only in Indonesia, but also in Japan, the Philippines, Malaysia and Bangladesh formal legal processes have been left to be replaced by non-formal or diversion. However, the problem is the community's readiness and the responsibilities of parents in providing prevention and protection for ABH. In Aceh with traditional power which is thick with religious values it is able to provide prevention and protection even rehabilitation to village-based ABH. Some villages in Aceh have succeeded in making reusam gampong (village regulations) that put forward aspects of prevention and protection as well as strengthening traditional institutions (keuchik, tuha peut and teungku imum) and the role of parents. Sanctions given that are educational for example, cleaning meunasah, adhan for some time, memorizing some surahs in the Koran.Abstrak. Tulisan ini membahas tentang pencegahan dan perlindungan ABH berbasis gampong dengan pendekatan Adat di Aceh. Jumlah ABH terus bertambah yang disebabkan oleh faktor, lingkungan, salah didik, keluarga tidak harmonis, minimnya pendidikan agama. Saat ini bukan saja di Indonesia, tetapi juga di Jepang, Filipina, Malaysia dan Bangladesh proses hukum formal mulai ditinggal diganti dengan non formal atau diversi. Namun demikian yang jadi masalah adalah kesiapan masyarakat dan tanggung jawab orang tua dalam memberikan pencegahan dan perlindungan terhadap ABH. Di Aceh dengan kekuatan adat yang kental dengan nilai-nilai agama mampu memberikan pencegahan dan perlindungan bahkan rehabilitasi pada ABH yang berbasis gampong. Beberapa gampong di Aceh telah berhasil membuat reusam gampong (peraturan desa) yang mengedepankan aspek pencegahan dan perlindungan serta penguatan lembaga adat (keuchik, tuha peut dan teungku imum) serta peran orang tua. Sanksi yang diberikan yang bersifat mendidik misalnya, membersihkan meunasah, azan dalam beberapa waktu, menghafal beberapa surah dalam al-Quran.
摘要。本文讨论了在亚齐省采用Adat方法预防和保护以村庄为基础的ABH。由于环境、生源不当、家庭不和谐、宗教教育缺失等因素造成了ABH数量的持续增长。不仅在印度尼西亚,而且在日本、菲律宾、马来西亚和孟加拉国,正式的法律程序都被非正式的或转移的程序所取代。然而,问题在于社区是否做好了准备,以及家长在预防和保护ABH方面的责任。在亚齐省,由于传统力量具有浓厚的宗教价值,它能够为以村庄为基础的ABH提供预防和保护,甚至康复。亚齐的一些村庄成功地制定了reusam gampong(村庄条例),提出了预防和保护的各个方面,并加强了传统制度(keuchik、tuha peut和teungku imum)和父母的作用。惩罚是教育性的,例如,清理meunasah,一段时间内,背诵可兰经中的一些章节。伊斯兰教的成员已经在亚齐省建立了自己的组织。祝福语:祝福语:祝福语:祝福语:祝福语:祝福语:祝福语:祝福语:祝福语:祝福语:祝福语Saat ini bukan saja di印度尼西亚,tetapi juga di日本,菲律宾,马来西亚和孟加拉国提出了hukum正式多元文化,法定多元文化和非正式多元文化。Namun demikian yang jadi masalah adalah kesiapan masyarakat dan tanggung jawaang dalam成员kan penegahan dan perlindungan terhadap ABH。迪亚齐登干kekuatan adat yang kental登干nilai-nilai agama mampu成员kan penegahan dan perlindungan bahkan rehabilitasi pada ABH yang berbasis gampong。亚齐省的比伯拉帕·甘蓬省的telah berhasil成员,reusam甘蓬省(peraturan desa),杨孟格·德潘坎省说,潘格·甘蓬省(penegahan danperlindungan),企鹅和lembaga adat (keuchik, tuha peut dan teungku imum),企鹅和orang tua。Sanksi yang diberikan yang bersifat mendidik misalnya,成员sikhan meunasah, azan dalam beberapa waktu, menghafal beberapa surah dalam al-可兰经。