Kelayakan Usahatani Bawang Putih di Berbagai Tingkat Harga Output (Feasibility of Garlic Farming at Various Price Levels of Output)

A. Kiloes, nFN Hardiyanto
{"title":"Kelayakan Usahatani Bawang Putih di Berbagai Tingkat Harga Output (Feasibility of Garlic Farming at Various Price Levels of Output)","authors":"A. Kiloes, nFN Hardiyanto","doi":"10.21082/jhort.v29n2.2019.p231-240","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Indonesia selama ini mengimpor sebanyak 95% bawang putih konsumsi, namun direncanakan bahwa Indonesia harus dapat berswasembada bawang putih pada tahun 2021. Untuk itu dilaksanakan upaya perluasan tanam mulai dari penggunaan dana APBN, penanaman oleh importir, maupun penanaman secara swadaya petani yang akan membutuhkan benih bawang putih dalam jumlah banyak. Dengan alasan terbatasnya jumlah benih bawang putih dan meningkatnya permintaan untuk penanaman maka harga benih bawang putih di tingkat petani melonjak naik sehingga perlu dibuat aturan mengenai harga bawang putih agar semua pemangku kepentingan dapat saling mendapatkan keuntungan. Penelitian ini bertujuan merekomendasikan harga bawang putih yang layak sesuai dengan harga pasar dan keuntungan petani. Data yang digunakan berupa data primer input dan output usahatani yang dikumpulkan dari 86 orang petani di tiga sentra produksi bawang putih yang selama ini konsisten menanam bawang putih, yaitu Lombok Timur, Magelang, dan Temanggung. Data sekunder berupa data Upah Minimum Kabupaten (UMK) diperoleh dari BPS untuk membandingkan dengan keuntungan usahatani yang diperoleh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga jual yang layak untuk bawang putih konsumsi adalah Rp15.000,00/kg dan untuk benih sebesar Rp53.000,00/kg. Apabila harga jual kurang dari harga tersebut maka keuntungan usahatani akan lebih rendah dari UMK sehingga tidak akan menarik untuk petani.KeywordsBawang putih; Biaya usahatani; Harga jual; UMKAbstractIndonesia for long years has been importing as much as 95% of the consumption of garlic, but it is planned that Indonesia should be able to self-sufficient in garlic in 2021. Therefore, efforts are made to expand planting, starting from the use of national budget funds, planting by importers, as well as planting independently farmers who will need seeds garlic in large quantities. Due to the limited amount of garlic seeds and the increasing demand for planting, the price of garlic seeds at the farmer level soared. Regulations should be made regarding the price of garlic so that all stakeholders can benefit from each other. This study aims to recommend the price of decent garlic according to market prices and farmers’ profits. The data used in the form of farm input and output primary data collected from 86 farmers in three centers of garlic production that have consistently planted garlic, namely East Lombok, Magelang, and Temanggung. Secondary data in the form of District Minimum Wage data was obtained from Statistics Indonesia (BPS) to compare with farm profits obtained. The results of the study show that the reasonable selling price for garlic consumption is IDR 15,000/kg and for seeds of IDR 53,000/kg. If the selling price is less than this price, the farming profit will be lower than the District Minimum Wage so that it will not be attractive to farmers.","PeriodicalId":420744,"journal":{"name":"Jurnal Hortikultura","volume":"292 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-06-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"5","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Hortikultura","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21082/jhort.v29n2.2019.p231-240","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 5

Abstract

Indonesia selama ini mengimpor sebanyak 95% bawang putih konsumsi, namun direncanakan bahwa Indonesia harus dapat berswasembada bawang putih pada tahun 2021. Untuk itu dilaksanakan upaya perluasan tanam mulai dari penggunaan dana APBN, penanaman oleh importir, maupun penanaman secara swadaya petani yang akan membutuhkan benih bawang putih dalam jumlah banyak. Dengan alasan terbatasnya jumlah benih bawang putih dan meningkatnya permintaan untuk penanaman maka harga benih bawang putih di tingkat petani melonjak naik sehingga perlu dibuat aturan mengenai harga bawang putih agar semua pemangku kepentingan dapat saling mendapatkan keuntungan. Penelitian ini bertujuan merekomendasikan harga bawang putih yang layak sesuai dengan harga pasar dan keuntungan petani. Data yang digunakan berupa data primer input dan output usahatani yang dikumpulkan dari 86 orang petani di tiga sentra produksi bawang putih yang selama ini konsisten menanam bawang putih, yaitu Lombok Timur, Magelang, dan Temanggung. Data sekunder berupa data Upah Minimum Kabupaten (UMK) diperoleh dari BPS untuk membandingkan dengan keuntungan usahatani yang diperoleh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga jual yang layak untuk bawang putih konsumsi adalah Rp15.000,00/kg dan untuk benih sebesar Rp53.000,00/kg. Apabila harga jual kurang dari harga tersebut maka keuntungan usahatani akan lebih rendah dari UMK sehingga tidak akan menarik untuk petani.KeywordsBawang putih; Biaya usahatani; Harga jual; UMKAbstractIndonesia for long years has been importing as much as 95% of the consumption of garlic, but it is planned that Indonesia should be able to self-sufficient in garlic in 2021. Therefore, efforts are made to expand planting, starting from the use of national budget funds, planting by importers, as well as planting independently farmers who will need seeds garlic in large quantities. Due to the limited amount of garlic seeds and the increasing demand for planting, the price of garlic seeds at the farmer level soared. Regulations should be made regarding the price of garlic so that all stakeholders can benefit from each other. This study aims to recommend the price of decent garlic according to market prices and farmers’ profits. The data used in the form of farm input and output primary data collected from 86 farmers in three centers of garlic production that have consistently planted garlic, namely East Lombok, Magelang, and Temanggung. Secondary data in the form of District Minimum Wage data was obtained from Statistics Indonesia (BPS) to compare with farm profits obtained. The results of the study show that the reasonable selling price for garlic consumption is IDR 15,000/kg and for seeds of IDR 53,000/kg. If the selling price is less than this price, the farming profit will be lower than the District Minimum Wage so that it will not be attractive to farmers.
不同产量价格水平下大蒜养殖的可行性
印尼有95%的大蒜消费量进口,但计划在2021年实现大蒜自给自足。为了实现这种增长,种植工作从APBN资金的使用、进口商的种植以及需要大量大蒜种子的自耕农开始。由于大蒜种子的数量有限,以及对种子种植需求的需求不断增加,农民必须制定一个关于大蒜价格的规则,以便所有利益相关的参与者都能受益。这项研究的目的是为农民的市场价格和利润推荐一种可行的大蒜。在三分之一的大蒜生产中心,来自86名农民,他们一直在种植大蒜,即东龙目岛、黄斑岛和高架岛。BPS获得了摄政最低工资数据(UMK),以比较农民所得的利润。研究结果表明,一个合理的大蒜消费价格为15.000.00 /公斤,而种子为15.000.00 /公斤。如果价格低于这个价格,那么农业生产的利润将低于UMK,因此对农民没有吸引力。KeywordsBawang白色;种植成本;销售价格;长期以来,UMKAbstractIndonesia的生产规模是95%,但这是一个计划,印尼应该在2021年自给自足。因此,努力是为了扩张,从利用国家预算的资金开始,由进口商种植,就像一个独立的农场,这些农场需要大量的果实。因为只有有限的大蒜种子和增加的种植需求,大蒜种子在农民水平上的价格。规定应该包括大蒜的价格,这样所有的利益相关者都能从彼此那里得到好处。这项研究要求重新计算为市场购买、支付给农民的费用。数据用于原始输入和输出农场形式的数据收集来自于在三中心种植葱、南龙目岛、黄龙目岛和梁的86个农民。这两种数据都来自印度尼西亚的统计数据水平。研究表明,出售大蒜果实的合理价格为1.5万/公斤,以赛亚53000 /公斤的种子出售。如果卖的价格比这个价格低,利润将低于最低Wage地区,所以不会吸引farmers。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信