ANALISIS ETIKA SITUASI JOSEPH FLETCHER PADA KONSEP PAÑCA NṚTA (LIMA JENIS KEBOHONGAN YANG DIPERBOLEHKAN) DALAM SUSASTRA HINDU

Gede Agus Siswadi
{"title":"ANALISIS ETIKA SITUASI JOSEPH FLETCHER PADA KONSEP PAÑCA NṚTA (LIMA JENIS KEBOHONGAN YANG DIPERBOLEHKAN) DALAM SUSASTRA HINDU","authors":"Gede Agus Siswadi","doi":"10.25078/sanjiwani.v13i1.999","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kata berbohong dikenal sebagai kata yang buruk, tidak boleh dilakukan, dilarang agama, serta mendapatkan dosa apabila melakukan perbuatan berbohong. Pernyataan tersebut memang benar, apabila berbohong dilakukan dengan tujuan untuk menipu ataupun membodohi seseorang. Namun, berbeda dengan perbuatan berbohong yang dilakukan untuk mencapai kebahagiaan, serta dengan tujuan yang mulia atau ketika mendapatkan situasi yang sulit sehingga menyebabkan berbohong tersebut dilakukan. Maka berbohong dapat dibenarkan. Seperti dalam konsep pañca nṛta atau lima jenis kebohongan yang dibenarkan dalam ajaran agama Hindu. Penelitian ini menggunakan metode hermeneutik filosofis dengan pola analisis Miles dan Huberman. Adapun hasil dari penelitian ini adalah 1). Etika situasi dari Joseph Fletcher menjelaskan bahwa perbuatan dikatakan baik apabila berdasarkan dengan cinta kasih, serta situasi yang tepat. Perbuatan yang baik akan menjadi jahat apabila dilakukan tanpa cinta kasih atau tidak pada situasi yang tepat, begitu juga sebaliknya. Perbuatan yang buruk akan menjadi baik apabila dilakukan dengan cinta kasih serta situasi yang tepat. 2). Konsep pañca nṛta merupakan lima jenis kebohongan yang dibenarkan, hal ini harus berkaitan dengan situasi yang tepat serta berdasarkan cinta kasih. 3). Konsep pañca nṛta, apabila dilakukan dengan tujuan yang baik, maka akan menghasilkan sesuatu yang baik, namun apabila dilakukan dengan tujuan yang buruk, maka akan menerima karma ataupun dosa.","PeriodicalId":132261,"journal":{"name":"Sanjiwani: Jurnal Filsafat","volume":"42 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Sanjiwani: Jurnal Filsafat","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.25078/sanjiwani.v13i1.999","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Kata berbohong dikenal sebagai kata yang buruk, tidak boleh dilakukan, dilarang agama, serta mendapatkan dosa apabila melakukan perbuatan berbohong. Pernyataan tersebut memang benar, apabila berbohong dilakukan dengan tujuan untuk menipu ataupun membodohi seseorang. Namun, berbeda dengan perbuatan berbohong yang dilakukan untuk mencapai kebahagiaan, serta dengan tujuan yang mulia atau ketika mendapatkan situasi yang sulit sehingga menyebabkan berbohong tersebut dilakukan. Maka berbohong dapat dibenarkan. Seperti dalam konsep pañca nṛta atau lima jenis kebohongan yang dibenarkan dalam ajaran agama Hindu. Penelitian ini menggunakan metode hermeneutik filosofis dengan pola analisis Miles dan Huberman. Adapun hasil dari penelitian ini adalah 1). Etika situasi dari Joseph Fletcher menjelaskan bahwa perbuatan dikatakan baik apabila berdasarkan dengan cinta kasih, serta situasi yang tepat. Perbuatan yang baik akan menjadi jahat apabila dilakukan tanpa cinta kasih atau tidak pada situasi yang tepat, begitu juga sebaliknya. Perbuatan yang buruk akan menjadi baik apabila dilakukan dengan cinta kasih serta situasi yang tepat. 2). Konsep pañca nṛta merupakan lima jenis kebohongan yang dibenarkan, hal ini harus berkaitan dengan situasi yang tepat serta berdasarkan cinta kasih. 3). Konsep pañca nṛta, apabila dilakukan dengan tujuan yang baik, maka akan menghasilkan sesuatu yang baik, namun apabila dilakukan dengan tujuan yang buruk, maka akan menerima karma ataupun dosa.
分析情境伦理约瑟夫·弗莱彻在诱捕NṚTA(五种概念SUSASTRA印度教中允许的谎言)
说谎这个词被认为是一个坏词,不应该这样做,宗教禁止,以及在说谎行为中犯罪。如果说谎是为了欺骗或欺骗某人,那么这种说法是正确的。然而,这与为了获得幸福而撒谎、出于高尚的目的或在困难的情况下这样做是不同的。说谎是有道理的。如在诱捕nṛta的概念或五种中印度教教义中合理的谎言。这项研究采用了迈尔斯和胡伯曼分析模式的哲学解释性方法。约瑟夫·弗莱彻(Joseph Fletcher)的《情境伦理》(code of情境)解释说,在爱的基础上,在适当的环境下,行为是好的。如果在适当的情况下没有爱,做好事就会变成坏事,反之亦然。用爱和适当的环境做坏事是好的。2)。感觉nṛta的概念是合理的五种谎言,这必须在适当的有关情况,并基于爱。3)。感觉nṛta的概念,当目标进行好的时候,它就会结出美好的东西,但如果做得不好,就会得到报应的目标或罪。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信