Cattleya Ishamina Putri Hananto, Dhias Dipa Dipangga, R. A. A. A. H. Murningtyas, Rewinata Syah Putra
{"title":"Social Network Analysis untuk Menilik Kualitas Demokrasi Digital Indonesia","authors":"Cattleya Ishamina Putri Hananto, Dhias Dipa Dipangga, R. A. A. A. H. Murningtyas, Rewinata Syah Putra","doi":"10.22146/polgov.v4i2.3626","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Media sosial (Twitter) sebagai new public sphere memungkinkan siapa pun untuk membangun wacana dan turut berkontestasi memperebutkan kekuasaan atas ruang “arus utama”. Twitter pada tahun 2018 dan pertengahan 2021 diramaikan oleh dua isu: “Kartu Kuning untuk Jokowi” (repertoar nyata) dan “Jokowi: The King of Lip Service” (repertoar digital murni). Kajian ini bertujuan untuk membandingkan bagaimana bekerjanya contentious politics pada dua repertoar “Kartu Kuning untuk Jokowi” dan “Jokowi: The King of Lip Service” di Twitter sebagai media sosial. Kajian ini juga menginisiasi pemanfaatan Social Network Analysis (SNA) sebagai metode untuk memetakan aktor dalam kedua repertoar. Dua isu tersebut dipilih karena kesamaan aktor yang mencetuskan repertoar, yaitu BEM UI. Repertoar juga sama-sama ditujukan sebagai bentuk kritik kepada Presiden Joko Widodo atas pemerintahannya. Hasil kajian ini melihat perbedaan fundamental dari kedua isu tersebut, yaitu repertoar “nyata” dan repertoar digital murni, dimana contentious politics menggunakan repertoar “nyata” bertahan lebih lama daripada repertoar digital “murni”.","PeriodicalId":228269,"journal":{"name":"Jurnal PolGov","volume":"200 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal PolGov","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22146/polgov.v4i2.3626","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Media sosial (Twitter) sebagai new public sphere memungkinkan siapa pun untuk membangun wacana dan turut berkontestasi memperebutkan kekuasaan atas ruang “arus utama”. Twitter pada tahun 2018 dan pertengahan 2021 diramaikan oleh dua isu: “Kartu Kuning untuk Jokowi” (repertoar nyata) dan “Jokowi: The King of Lip Service” (repertoar digital murni). Kajian ini bertujuan untuk membandingkan bagaimana bekerjanya contentious politics pada dua repertoar “Kartu Kuning untuk Jokowi” dan “Jokowi: The King of Lip Service” di Twitter sebagai media sosial. Kajian ini juga menginisiasi pemanfaatan Social Network Analysis (SNA) sebagai metode untuk memetakan aktor dalam kedua repertoar. Dua isu tersebut dipilih karena kesamaan aktor yang mencetuskan repertoar, yaitu BEM UI. Repertoar juga sama-sama ditujukan sebagai bentuk kritik kepada Presiden Joko Widodo atas pemerintahannya. Hasil kajian ini melihat perbedaan fundamental dari kedua isu tersebut, yaitu repertoar “nyata” dan repertoar digital murni, dimana contentious politics menggunakan repertoar “nyata” bertahan lebih lama daripada repertoar digital “murni”.