Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Continuance Intention dari Pengguna Pada Layanan M-Payment (Studi Kasus Go-Pay)

Elizabeth Venny Setyadi, Russel Suarly, Rudy Handoko, Alavi Ali
{"title":"Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Continuance Intention dari Pengguna Pada Layanan M-Payment (Studi Kasus Go-Pay)","authors":"Elizabeth Venny Setyadi, Russel Suarly, Rudy Handoko, Alavi Ali","doi":"10.21632/kbi.2.2.162-200","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pertumbuhan inklusi finansial di Indonesia tidak terlepas dari meningkatnya jumlah pengguna Fintech, khususnya m-payment. Nilai transaksi m-payment di Indonesia terus meningkat seiring waktu. Akan tetapi, nilai pertumbuhannya diperkirakan terus menurun. Kemunculan m-payment dapat memberikan keuntungan bagi pengguna, akan tetapi ada risiko yang tidak bisa dihindari. Meskipun demikian, belum ada penelitian yang membahas benefit-risk framework untuk mobile point-of-sales payment di Indonesia. Model yang diajukan dalam studi ini berdasarkan teori dan penelitian terdahulu dari benefit-risk framework (Ryu, 2018), model formatif yang didasari oleh Net Valence Framework (Kim et al., 2009; Peter dan Tarpey, 1975), yang konsisten didasari oleh Theory Reasoned Action (TRA) (Ajzen dan Fishbein, 1977). Model ini memaparkan faktor-faktor spesifik yang mempengaruhi persepsi pengguna. Persepsi tersebut mempengaruhi continuance intention. Continuance intention merupakan intensi seseorang untuk melakukan pembelian kembali setelah pembelian yang dilakukan sebelumnya. Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif dan dianalisis menggunakan AMOS 24.0. Studi ini menemukan bahwa convenience adalah faktor paling dominan mempengaruhi continuance intention secara positif. Sementara itu security risk dominan secara negatif. Secara keseluruhan, ada pengaruh yang signifikan antara perceived benefit maupun perceived risk pada intensi penggunaan selanjutnya. Dalam hal ini, pengguna masih berintensi melanjutkan penggunaan MPP Go-Pay meskipun masih ada faktor risiko yang dirasakan. Penelitian ini dapat menjadi patokan strategi pemasaran perusahaan m-payment seperti contohnya Go-Pay, untuk menyesuaikan persepsi nilai layanan yang ingin ditawarkan perusahaan.","PeriodicalId":352848,"journal":{"name":"Kajian Branding Indonesia","volume":"106 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Kajian Branding Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21632/kbi.2.2.162-200","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Pertumbuhan inklusi finansial di Indonesia tidak terlepas dari meningkatnya jumlah pengguna Fintech, khususnya m-payment. Nilai transaksi m-payment di Indonesia terus meningkat seiring waktu. Akan tetapi, nilai pertumbuhannya diperkirakan terus menurun. Kemunculan m-payment dapat memberikan keuntungan bagi pengguna, akan tetapi ada risiko yang tidak bisa dihindari. Meskipun demikian, belum ada penelitian yang membahas benefit-risk framework untuk mobile point-of-sales payment di Indonesia. Model yang diajukan dalam studi ini berdasarkan teori dan penelitian terdahulu dari benefit-risk framework (Ryu, 2018), model formatif yang didasari oleh Net Valence Framework (Kim et al., 2009; Peter dan Tarpey, 1975), yang konsisten didasari oleh Theory Reasoned Action (TRA) (Ajzen dan Fishbein, 1977). Model ini memaparkan faktor-faktor spesifik yang mempengaruhi persepsi pengguna. Persepsi tersebut mempengaruhi continuance intention. Continuance intention merupakan intensi seseorang untuk melakukan pembelian kembali setelah pembelian yang dilakukan sebelumnya. Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif dan dianalisis menggunakan AMOS 24.0. Studi ini menemukan bahwa convenience adalah faktor paling dominan mempengaruhi continuance intention secara positif. Sementara itu security risk dominan secara negatif. Secara keseluruhan, ada pengaruh yang signifikan antara perceived benefit maupun perceived risk pada intensi penggunaan selanjutnya. Dalam hal ini, pengguna masih berintensi melanjutkan penggunaan MPP Go-Pay meskipun masih ada faktor risiko yang dirasakan. Penelitian ini dapat menjadi patokan strategi pemasaran perusahaan m-payment seperti contohnya Go-Pay, untuk menyesuaikan persepsi nilai layanan yang ingin ditawarkan perusahaan.
影响M-Payment服务(Go-Pay案例研究)用户持续预期的因素
印度尼西亚的金融包容增长不亚于Fintech用户的增加,尤其是m-payment用户。印尼的m-payment交易价值随着时间的推移而稳步上升。然而,它的增长率预计将继续下降。m-payment的出现可能会给用户带来好处,但也有不可避免的风险。然而,目前还没有针对印尼移动销售目标的贝尼菲特风险框架的研究。本尼fitfitrisk框架的早期研究和研究模型,由网络Valence框架支持(Kim et al., 2009年;彼得和塔佩,1975年,这是基于理论的复活行动(Ajzen和Fishbein, 1977年)。该模型概述了影响用户感知的具体因素。这种感知影响了持续的强度。持续的意图是一个人在之前的购买之后进行回购的意图。这项研究是按定量进行的,并使用阿莫斯24.0进行分析。研究发现,消费是影响持续强度积极的最主要因素。而安全风险在负面方面占主导地位。总的来说,perceived之间有显著的影响,权益和perceived风险在接下来的意图使用。在这种情况下,用户还berintensi继续使用MPP Go-Pay虽然仍有感知的风险因素。这项研究可以成为公司的营销策略m-payment比如Go-Pay,适应公司要提供的服务价值观念。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信