{"title":"FENOMENA HALLYU WAVE DALAM SUDUT PANDANG ISLAM (KAJIAN HERMENEUTIS ABDULLAH SAEED TERHADAP QS. HUD AYAT 118)","authors":"F. Nisa, Laily Liddini","doi":"10.18592/msr.v4i1.6554","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract: Starting from the emergence of various contemporary phenomena, especially the hallyu wave phenomenon, this paper tries to explain the views of Qur'anic interpretation related to Korean culture which is currently widespread and even becomes public consumption. Textual Classical interpretations still lack in ability to answer current problems since it remain rely on the world of texts. Therefore, it needs a more contextual understanding. This effort is expected to be the initial step in looking at the next phenomenon which is more urgent to be understood in order to ensure that Islamic and national identity is maintained properly. The author uses Abdullah Saeed's Contextualist interpretation method to understand Qs. Hud: 118 as verses which sufficient to identify the current phenomenon then conform it into Islamic values. As a result, Islam is quite open in looking at foreign cultures, but must maintain and preserve its own culture. Thus a wasath attitude can be implemented, by not merely refusing outright and not accepting excessively the incoming culture.Keywords: Hallyu Wave, Hermeneutis, Abdullah Saeed Abstrak: Berawal dari kemunculan berbagai fenomena kontemporer, seperti fenomena hallyu wave, tulisan ini mencoba untuk menjelaskan terkait pandangan tafsir Qur’an terkait budaya Korea yang sedang maraknya tersebar bahkan hingga menjadi konsumsi publik. Tafsir klasik yang bersifat tekstualis secara umum masih belum bisa dikatakan menjawab problem kekinian karena masih bertumpu pada dunia teks sehingga perlu adanya pemahaman yang lebih kontekstual. Upaya ini diharapkan dapat menjadi pijakan awal dalam memandang fenomena selanjutnya yang lebih urgent untuk dipahami sehingga identitas keislaman dan kebangsaan tetap terjaga dengan baik. Penulis menggunakan metode tafsir Kontekstualis Abdullah Saeed untuk memahami Qs. Hud: 118 sebagai ayat yang cukup untuk mengidentifikasi fenomena saat ini agar sesuai dengan nilai Islam. Hasilnya, Islam cukup terbuka dalam memandang budaya luar, akan tetapi harus tetap mempertahankan dan melestarikan budaya sendiri sehingga sikap wasath dapat diambil, yaitu dengan tidak menolak secara mentah dan tidak menerima secara berlebihan terhadap budaya yang datang.Kata Kunci: Hallyu Wave, Hermeneutis, Abdullah Saeed ","PeriodicalId":226467,"journal":{"name":"Muẚṣarah: Jurnal Kajian Islam Kontemporer","volume":"23 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-07-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Muẚṣarah: Jurnal Kajian Islam Kontemporer","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.18592/msr.v4i1.6554","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Abstract: Starting from the emergence of various contemporary phenomena, especially the hallyu wave phenomenon, this paper tries to explain the views of Qur'anic interpretation related to Korean culture which is currently widespread and even becomes public consumption. Textual Classical interpretations still lack in ability to answer current problems since it remain rely on the world of texts. Therefore, it needs a more contextual understanding. This effort is expected to be the initial step in looking at the next phenomenon which is more urgent to be understood in order to ensure that Islamic and national identity is maintained properly. The author uses Abdullah Saeed's Contextualist interpretation method to understand Qs. Hud: 118 as verses which sufficient to identify the current phenomenon then conform it into Islamic values. As a result, Islam is quite open in looking at foreign cultures, but must maintain and preserve its own culture. Thus a wasath attitude can be implemented, by not merely refusing outright and not accepting excessively the incoming culture.Keywords: Hallyu Wave, Hermeneutis, Abdullah Saeed Abstrak: Berawal dari kemunculan berbagai fenomena kontemporer, seperti fenomena hallyu wave, tulisan ini mencoba untuk menjelaskan terkait pandangan tafsir Qur’an terkait budaya Korea yang sedang maraknya tersebar bahkan hingga menjadi konsumsi publik. Tafsir klasik yang bersifat tekstualis secara umum masih belum bisa dikatakan menjawab problem kekinian karena masih bertumpu pada dunia teks sehingga perlu adanya pemahaman yang lebih kontekstual. Upaya ini diharapkan dapat menjadi pijakan awal dalam memandang fenomena selanjutnya yang lebih urgent untuk dipahami sehingga identitas keislaman dan kebangsaan tetap terjaga dengan baik. Penulis menggunakan metode tafsir Kontekstualis Abdullah Saeed untuk memahami Qs. Hud: 118 sebagai ayat yang cukup untuk mengidentifikasi fenomena saat ini agar sesuai dengan nilai Islam. Hasilnya, Islam cukup terbuka dalam memandang budaya luar, akan tetapi harus tetap mempertahankan dan melestarikan budaya sendiri sehingga sikap wasath dapat diambil, yaitu dengan tidak menolak secara mentah dan tidak menerima secara berlebihan terhadap budaya yang datang.Kata Kunci: Hallyu Wave, Hermeneutis, Abdullah Saeed
摘要:本文从当代各种现象特别是韩流现象的出现入手,试图说明目前流传甚广甚至成为大众消费的与韩国文化相关的《古兰经》解读观。古典文本解释仍然依赖于文本世界,因而缺乏回答当前问题的能力。因此,它需要更多的上下文理解。预期这一努力将是观察下一种现象的第一步,这种现象更为迫切需要了解,以便确保适当地维持伊斯兰和民族特性。作者运用阿卜杜拉·赛义德的情境主义解释方法来理解《Qs》。Hud: 118作为足以识别当前现象的经文,然后将其纳入伊斯兰价值观。因此,伊斯兰教对外来文化持相当开放的态度,但必须维护和保存自己的文化。因此,通过不直接拒绝和不过度接受外来文化,可以实施一种wasath态度。关键词:韩流,解释性,Abdullah Saeed韩流,韩流现象kontempoer,个别现象韩流,tulisan ini mencoba untuk menjelaskan terkait pandangan tafir《古兰经》terkait budaya韩国yang sedang maraknya tersebar bahkan hinga menjadi konsumsi publik。我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是。Upaya ini diharapkan dapat menjadi pijakan awal dalam memandang现象selanjutnya yang lebih urgent untuk dipahami sehingga identitas keysan dankebangsaan tetap terjaga dengan baik。Penulis menggunakan方法负责人Kontekstualis Abdullah Saeed untuk memahami Qs。118 sebagai ayat yang cukup untuk mengidfikasi现象(saat ini agar sesuai dengan nilai Islam)。Hasilnya,伊斯兰教cukup terbuka dalam memandang budaya luar,阿坎人tetapi harus tetap mempertahankan丹melestarikan budaya sendiri sehingga sikap wasath dapat diambil, yaitu dengan有些menolak secara mentah丹有些menerima secara berlebihan terhadap budaya杨大唐。Kata Kunci:韩流浪潮,Hermeneutis, Abdullah Saeed