DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT DESA ADAT PENGLIPURAN DI ERA GLOBALISASI

Fitrotul Fajrin
{"title":"DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT DESA ADAT PENGLIPURAN DI ERA GLOBALISASI","authors":"Fitrotul Fajrin","doi":"10.15294/harmony.v6i2.47442","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Currently in Indonesia in general and in Bali in particular is undergoing a significant change in all fields. Globalization that is engulfing the world today causes the boundaries of a region or country to seem increasingly transparent. This has an impact on people's lives. Penglipuran is an example of a traditional village in Bali. This village still adheres to the concept of Tri Hita Karana, especially in its socio-cultural life. One of the Tri Hita Karana concepts is the Pawongan concept which regulates human relations with humans. This study aims to explain and understand the social dynamics of the life of the traditional village community of Penglipuran and Tenganan who still survive in their traditional life and maintain their customs in the midst of the globalization era. The research method used is descriptive qualitative with data collection methods used are observations, interviews, and documentation. The results of the study show that, although the people of Penglipuran village strongly adhere to local culture, they are not left behind by the progress of this era, it can be seen from their social situation. The Penglipuran people use their local culture as a tool to filter out those arising from global interactions in modern times and become a tool in strengthening socio-cultural resilience within the framework and culture of their ancestors. For the indigenous people of the Penglipuran traditional village, they must have high self-awareness to preserve local traditions and wisdom and maintain traditional values ​​or Awig-awig so that traditional culture and traditions are not eroded by developments and globalization in this modern era. \n  \nDewasa ini di Indonesia pada umumnya dan di Bali pada khususnya sedang mengalami suatu perubahan yang signifikan disegala bidang. Globalisasi yang telah melanda dunia saat ini menyebabkan batas-batas suatu wilayah ataupun negara seolah-olah semakin transparan. Hal ini membawa dampak pada kehidupan masyarakatnya. Penglipuran merupakan contoh dari desa adat yang ada di Bali. Desa ini masih memegang teguh konsep Tri Hita Karana terutama dalam kehidupan sosial budayanya. Salah satu konsep Tri Hita Karana yakni konsep Pawongan yang mengatur hubungan manusia dengan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan memahami dinamika sosial budaya kehidupan masyarakat desa adat Penglipuran dan Tenganan yang masih bertahan dalam kehidupan tradisional serta tetap melestarikan adat istiadat di tengah era Globalisasi. Metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif deskriptif dengan metode pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian diketahui bahwa, meskipun masyarakat desa Penglipuran sangat memegang teguh budaya lokal tetapi mereka tidak tertinggal oleh kemajuan zaman hal ini dapat dilihat dari keadaan sosialnya. Masyarakat Penglipuran menjadikan kebudayaan lokal mereka sebagai alat untuk menyaring budaya yang timbul dari adanya interaksi global di zaman modern serta menjadi alat dalam memperkuat ketahanan sosial budaya dalam rangka menjaga dan melestarikan kebudayaan dari nenek moyang. Sebaiknya bagi masyarakat asli desa adat Penglipuran harus memiliki kesadaran diri sendiri yang tinggi untuk melestariikan tradisi dan kearifan lokal serta mempertahankan nilai-nilai adat istiadat atau Awig-awig agar budaya adat dan tradisi tidak tergerus perkembangan dan arus globalisasi di zaman modern ini.","PeriodicalId":142338,"journal":{"name":"Harmony: Jurnal Pembelajaran IPS dan PKN","volume":"88 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-12-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Harmony: Jurnal Pembelajaran IPS dan PKN","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.15294/harmony.v6i2.47442","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Currently in Indonesia in general and in Bali in particular is undergoing a significant change in all fields. Globalization that is engulfing the world today causes the boundaries of a region or country to seem increasingly transparent. This has an impact on people's lives. Penglipuran is an example of a traditional village in Bali. This village still adheres to the concept of Tri Hita Karana, especially in its socio-cultural life. One of the Tri Hita Karana concepts is the Pawongan concept which regulates human relations with humans. This study aims to explain and understand the social dynamics of the life of the traditional village community of Penglipuran and Tenganan who still survive in their traditional life and maintain their customs in the midst of the globalization era. The research method used is descriptive qualitative with data collection methods used are observations, interviews, and documentation. The results of the study show that, although the people of Penglipuran village strongly adhere to local culture, they are not left behind by the progress of this era, it can be seen from their social situation. The Penglipuran people use their local culture as a tool to filter out those arising from global interactions in modern times and become a tool in strengthening socio-cultural resilience within the framework and culture of their ancestors. For the indigenous people of the Penglipuran traditional village, they must have high self-awareness to preserve local traditions and wisdom and maintain traditional values ​​or Awig-awig so that traditional culture and traditions are not eroded by developments and globalization in this modern era.   Dewasa ini di Indonesia pada umumnya dan di Bali pada khususnya sedang mengalami suatu perubahan yang signifikan disegala bidang. Globalisasi yang telah melanda dunia saat ini menyebabkan batas-batas suatu wilayah ataupun negara seolah-olah semakin transparan. Hal ini membawa dampak pada kehidupan masyarakatnya. Penglipuran merupakan contoh dari desa adat yang ada di Bali. Desa ini masih memegang teguh konsep Tri Hita Karana terutama dalam kehidupan sosial budayanya. Salah satu konsep Tri Hita Karana yakni konsep Pawongan yang mengatur hubungan manusia dengan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan memahami dinamika sosial budaya kehidupan masyarakat desa adat Penglipuran dan Tenganan yang masih bertahan dalam kehidupan tradisional serta tetap melestarikan adat istiadat di tengah era Globalisasi. Metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif deskriptif dengan metode pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian diketahui bahwa, meskipun masyarakat desa Penglipuran sangat memegang teguh budaya lokal tetapi mereka tidak tertinggal oleh kemajuan zaman hal ini dapat dilihat dari keadaan sosialnya. Masyarakat Penglipuran menjadikan kebudayaan lokal mereka sebagai alat untuk menyaring budaya yang timbul dari adanya interaksi global di zaman modern serta menjadi alat dalam memperkuat ketahanan sosial budaya dalam rangka menjaga dan melestarikan kebudayaan dari nenek moyang. Sebaiknya bagi masyarakat asli desa adat Penglipuran harus memiliki kesadaran diri sendiri yang tinggi untuk melestariikan tradisi dan kearifan lokal serta mempertahankan nilai-nilai adat istiadat atau Awig-awig agar budaya adat dan tradisi tidak tergerus perkembangan dan arus globalisasi di zaman modern ini.
在全球化时代,农村文化社会的社会活力
目前在印度尼西亚,特别是在巴厘岛,所有领域都在发生重大变化。今天席卷世界的全球化使一个地区或国家的边界似乎越来越透明。这对人们的生活产生了影响。彭力普兰是巴厘岛传统村庄的一个例子。这个村庄仍然坚持Tri Hita Karana的概念,特别是在其社会文化生活中。三Hita Karana的概念之一是Pawongan的概念,它调节了人与人之间的关系。本研究旨在解释和理解在全球化时代中仍然保持着传统生活方式和习俗的彭立浦然和腾加南传统村落社区的社会动态。使用的研究方法是描述性定性的,使用的数据收集方法是观察,访谈和文献。研究结果表明,彭丽浦然村的人虽然对当地文化有着强烈的坚持,但从他们的社会处境可以看出,他们并没有被这个时代的进步所抛弃。彭力普兰人将当地文化作为一种工具,过滤掉现代全球互动中产生的文化,并成为一种工具,在其祖先的框架和文化中加强社会文化弹性。对于彭力坡然传统村落的土著居民来说,他们必须有高度的自我意识来保护当地的传统和智慧,保持传统的价值观或敬畏,使传统文化和传统不被当今时代的发展和全球化所侵蚀。Dewasa ini di Indonesia pada umumnya dan di Bali pada khususnya sedang mengalami suatu perubahan yang signfikan disegala bidang。Globalisasi yang telah melanda dunia saat ini menyebabkan batas-batas suatu wilayah ataupun negara seolah-olah看起来很透明。祝你好运,祝你好运。Penglipuran merupakan contoh dari desa adat yang ada di Bali。Desa ini masih meegang teguh konsep Tri Hita Karana terutama dalam kehidupan social budayanya。Salah satu konsep Tri Hita Karana yakni konsep paongan yang mengatur hubungan manusia dengan manusia。Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan mahami dinamika社会budaya kehidupan masyarakat desa adat Penglipuran dan Tenganan yang masih bertahan dalam kehidupan传统的sertatap melestarian adat istiadat di tengah era Globalisasi。方法penelitian,杨地古纳坎,yitu,质量描述,dengan,方法,人口数据,杨地古纳坎,adalah, menggunakan,观测站,wanancara,丹文献。Hasil penelitian diketahui bahwa, meskipun masyarakat desa Penglipuran sangat memegang teguh budaya当地teteapi mereka tidak tertinggal oleh kemajuan zaman hali dapat dilihat dari keadaan social。Masyarakat Penglipuran menjadikan kebudayaan本地mereka sebagai alat untuk menying budaya yang timbul dari adanya interaksi global di zaman现代serta menjadi alat dalam成员perkuat ketahanan社会budaya dalam rangka menjaga danmelestarikan kebudayaan dari neneek moyang。我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是我的意思。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信