Agung Sudrajad, Muhammad Rafli Gumay Putra, Sunardi
{"title":"Efek panas pada besi dan stainless steel 304 untuk penyaring udara mesin incinerator","authors":"Agung Sudrajad, Muhammad Rafli Gumay Putra, Sunardi","doi":"10.36289/jtmi.v18i1.417","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Udara partikulat yang ada pada lingkungan sekitar dapat memasuki tubuh makhluk hidup lewat saluran pernapasan, sehingga dapat menyebabkan iritasi pada fungsi pernapasan. Kondisi tersebut menuntut untuk memberi inovasi pada alat yang bisa menurunkan persentase peredaran polusi udara yang ada di lingkungan sekitar. Sistem filter electrostatic precipitator (ESP) ini merupakan salah satu penerapan untuk mendukung pengurangan polusi udara partikulat yang dihasilkan oleh incinerator. Sistem ini mempunyai nilai efisiensi sebesar 99,84%, dilihat dari nilai efisiensi sistem ESP ini sangat baik dalam mengurangi polusi udara partikulat hasil dari incinerator. Maka, jenis material untuk plat ESP yang digunakan pun harus yang memiliki kualitas yang baik. ESP sendiri adalah salah satu alternatif untuk penangkap debu dari hasil suatu pembakaran dengan efisiensi >99%. Material yang digunakan untuk filter udara sistem ESP pada kajian ini adalah besi dan Stainless Steel 304. Pengujian yang dilakukan adalah uji laju korosi dan X-Ray Diffraction (XRD), di mana material akan diukur laju korosinya dengan metode kehilangan berat dan dilihat kandungan dan unsur yang berubah menggunakan XRD. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui material yang sesuai untuk digunakan sebagai plat pada ESP. Pada pengujian uji laju korosi ini, besi memiliki penurunan laju korosi sebesar 66% dan Stainless Steel 304 sebesar 73%, di mana Stainless Steel 304 memiliki penurunan yang lebih besar dan lebih baik dibandingkan besi. Untuk hasil Scanning Electron Microscope (SEM) EDX menunjukkan bahwa kedua spesimen setelah dipanaskan sama-sama memiliki fasa ferit perlit, namun untuk spesimen besi lebih dominan perlit, fasa stainless steel 304 lebih dominan ferit. Kemudian untuk hasil XRD, terdapat perubahan gelombang pada grafik spesimen besi dan stainless steel 304 sebelum dan sesudah dipanaskan yang berarti terdapat perubahan fasa pada kedua spesimen.","PeriodicalId":233858,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Mesin Indonesia","volume":"128 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-04-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Teknik Mesin Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.36289/jtmi.v18i1.417","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Udara partikulat yang ada pada lingkungan sekitar dapat memasuki tubuh makhluk hidup lewat saluran pernapasan, sehingga dapat menyebabkan iritasi pada fungsi pernapasan. Kondisi tersebut menuntut untuk memberi inovasi pada alat yang bisa menurunkan persentase peredaran polusi udara yang ada di lingkungan sekitar. Sistem filter electrostatic precipitator (ESP) ini merupakan salah satu penerapan untuk mendukung pengurangan polusi udara partikulat yang dihasilkan oleh incinerator. Sistem ini mempunyai nilai efisiensi sebesar 99,84%, dilihat dari nilai efisiensi sistem ESP ini sangat baik dalam mengurangi polusi udara partikulat hasil dari incinerator. Maka, jenis material untuk plat ESP yang digunakan pun harus yang memiliki kualitas yang baik. ESP sendiri adalah salah satu alternatif untuk penangkap debu dari hasil suatu pembakaran dengan efisiensi >99%. Material yang digunakan untuk filter udara sistem ESP pada kajian ini adalah besi dan Stainless Steel 304. Pengujian yang dilakukan adalah uji laju korosi dan X-Ray Diffraction (XRD), di mana material akan diukur laju korosinya dengan metode kehilangan berat dan dilihat kandungan dan unsur yang berubah menggunakan XRD. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui material yang sesuai untuk digunakan sebagai plat pada ESP. Pada pengujian uji laju korosi ini, besi memiliki penurunan laju korosi sebesar 66% dan Stainless Steel 304 sebesar 73%, di mana Stainless Steel 304 memiliki penurunan yang lebih besar dan lebih baik dibandingkan besi. Untuk hasil Scanning Electron Microscope (SEM) EDX menunjukkan bahwa kedua spesimen setelah dipanaskan sama-sama memiliki fasa ferit perlit, namun untuk spesimen besi lebih dominan perlit, fasa stainless steel 304 lebih dominan ferit. Kemudian untuk hasil XRD, terdapat perubahan gelombang pada grafik spesimen besi dan stainless steel 304 sebelum dan sesudah dipanaskan yang berarti terdapat perubahan fasa pada kedua spesimen.