Naufal Fadhillah Alam, Meta Maulida Damayanti, Maya Tejasari, Ismet M. Nur, Yani Triyani
{"title":"Perbandingan Faktor Risiko Pasien Limfadenitis Tuberkulosis antara Hasil BTA Positif dan Negatif","authors":"Naufal Fadhillah Alam, Meta Maulida Damayanti, Maya Tejasari, Ismet M. Nur, Yani Triyani","doi":"10.29313/jiks.v2i1.4347","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Limfadenitis tuberkulosis merupakan tuberkulosis ekstraparu (TEBP) yang paling umum di dunia. Diagnosis pasti pada pasien TEBP ditegakkan dengan pemeriksaan klinis, bakteriologis, dan atau histopatologis dari contoh uji yang diambil dari organ tubuh yang terkena. Pemeriksaan BTA dengan Ziehl Neelsen langsung pada jaringan mempunyai sensitivitas rendah sehingga jarang dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan faktor risiko pasien limfadenitis tuberkulosis dengan hasil BTA positif dan negatif dari jaringan KGB berdasarkan usia, jenis kelamin, dan riwayat TB paru. Terdapat 18 pasien dengan hasil BTA positif dan 17 pasien dengan BTA negatif yang memenuhi kriteria inklusi. Penelitian ini menggunakan desain penelitian potong lintang dengan analisis data univariat untuk mengetahui gambaran faktor risiko pasien dan bivariat untuk melihat hasil perbandingan faktor risiko pasien. Hasil penelitian ini menunjukan pasien dengan BTA positif banyak diderita oleh pasien usia <20 tahun (8; 44,4%) dan BTA negatif 30-39 tahun (6; 35,3%). Pasien wanita mendominasi BTA positif (15; 83,3%) dan BTA negatif (11; 64,7%) daripada laki-laki. Pasien yang tidak mempunyai riwayat TB paru mendominasi BTA positif (14; 77,8%) dan BTA negatif (14; 82,4%). Perbandingan faktor risiko pasien antara hasil BTA positif dan negatif berdasarkan usia (p=0,117), jenis kelamin (p=0,264), dan riwayat TB paru (p=1,000). Walaupun mempunyai sensitivitas yang rendah, pemeriksaan BTA jaringan harus dilakukan guna memberikan informasi yang maksimal untuk klinisi. Simpulan, perbandingan faktor risiko pasien limfadenitis tuberkulosis antara hasil BTA positif tidak berbeda secara bermakna.","PeriodicalId":161042,"journal":{"name":"Jurnal Integrasi Kesehatan & Sains","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-06-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Integrasi Kesehatan & Sains","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.29313/jiks.v2i1.4347","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Limfadenitis tuberkulosis merupakan tuberkulosis ekstraparu (TEBP) yang paling umum di dunia. Diagnosis pasti pada pasien TEBP ditegakkan dengan pemeriksaan klinis, bakteriologis, dan atau histopatologis dari contoh uji yang diambil dari organ tubuh yang terkena. Pemeriksaan BTA dengan Ziehl Neelsen langsung pada jaringan mempunyai sensitivitas rendah sehingga jarang dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan faktor risiko pasien limfadenitis tuberkulosis dengan hasil BTA positif dan negatif dari jaringan KGB berdasarkan usia, jenis kelamin, dan riwayat TB paru. Terdapat 18 pasien dengan hasil BTA positif dan 17 pasien dengan BTA negatif yang memenuhi kriteria inklusi. Penelitian ini menggunakan desain penelitian potong lintang dengan analisis data univariat untuk mengetahui gambaran faktor risiko pasien dan bivariat untuk melihat hasil perbandingan faktor risiko pasien. Hasil penelitian ini menunjukan pasien dengan BTA positif banyak diderita oleh pasien usia <20 tahun (8; 44,4%) dan BTA negatif 30-39 tahun (6; 35,3%). Pasien wanita mendominasi BTA positif (15; 83,3%) dan BTA negatif (11; 64,7%) daripada laki-laki. Pasien yang tidak mempunyai riwayat TB paru mendominasi BTA positif (14; 77,8%) dan BTA negatif (14; 82,4%). Perbandingan faktor risiko pasien antara hasil BTA positif dan negatif berdasarkan usia (p=0,117), jenis kelamin (p=0,264), dan riwayat TB paru (p=1,000). Walaupun mempunyai sensitivitas yang rendah, pemeriksaan BTA jaringan harus dilakukan guna memberikan informasi yang maksimal untuk klinisi. Simpulan, perbandingan faktor risiko pasien limfadenitis tuberkulosis antara hasil BTA positif tidak berbeda secara bermakna.