{"title":"Predisposing dan Enabling Factor dalam Menentukan Pola Konsumsi Modern Fast Food pada Pekerja Kantor Usia 18-35 Tahun di DKI Jakarta","authors":"Alifia Razkia","doi":"10.24853/mjnf.3.2.73-81","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Latar belakang: Berdasarkan beberapa penelitian terdapat kecenderungan perubahan pola konsumsi makan dari makanan tradisional ke makanan import atau modern yang terlihat pada masyarakat perkotaan. Bagi pekerja konsumsi makanan jenis ini dipilih karena waktu penyajiannya yang cepat serta rasanya yang lezat. Faktor tersebut didasari oleh teori perilaku Lawrence Green diantaranya predisposing factor dan enabling factor. Untuk itu, permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah tentang faktor-faktor konsumsi modern fast food pada pekerja kantor. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan predisposing (gaya hidup hedonisme dan tingkat pendapatan) dan enabling factor (online food delivery dan penggunaan media sosial) dalam menentukan pola konsumsi modern fast food. Metode: Metode yang digunakan adalah cross sectional. Subjek penelitian ialah pekerja kantor usia 18-35 tahun di DKI Jakarta. Penentuan sampel menggunakan snowball sampling dengan jumlah responden yang didapat 103 orang, pengumpulan data dilakukan dengan cara pengisian kuesioner oleh responden dalam bentuk google form. Teknik analisis data yang digunakan yaitu univariat dan bivariat (chi square). Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa pekerja memiliki konsumsi modern fast food sedang (50,5%). Pada predisposing factor, gaya hidup hedonisme pekerja berada pada tingkat sedang (70,9%) dan tingkat pendapatan tinggi (58,3%). Pada enabling factor, tingkat penggunaan online delivery bekerja berada pada tingkat rendah (55,3%) dan tingkat penggunaan media sosial tinggi (68,0%). Simpulan: Terdapat hubungan antara gaya hidup hedonisme, tingkat pendapatan, dan online food delivery dengan konsumsi modern fast food dan tidak terdapat hubungan antara media sosial dengan konsumsi modern fast food.","PeriodicalId":210526,"journal":{"name":"Muhammadiyah Journal of Nutrition and Food Science (MJNF)","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Muhammadiyah Journal of Nutrition and Food Science (MJNF)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24853/mjnf.3.2.73-81","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Latar belakang: Berdasarkan beberapa penelitian terdapat kecenderungan perubahan pola konsumsi makan dari makanan tradisional ke makanan import atau modern yang terlihat pada masyarakat perkotaan. Bagi pekerja konsumsi makanan jenis ini dipilih karena waktu penyajiannya yang cepat serta rasanya yang lezat. Faktor tersebut didasari oleh teori perilaku Lawrence Green diantaranya predisposing factor dan enabling factor. Untuk itu, permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah tentang faktor-faktor konsumsi modern fast food pada pekerja kantor. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan predisposing (gaya hidup hedonisme dan tingkat pendapatan) dan enabling factor (online food delivery dan penggunaan media sosial) dalam menentukan pola konsumsi modern fast food. Metode: Metode yang digunakan adalah cross sectional. Subjek penelitian ialah pekerja kantor usia 18-35 tahun di DKI Jakarta. Penentuan sampel menggunakan snowball sampling dengan jumlah responden yang didapat 103 orang, pengumpulan data dilakukan dengan cara pengisian kuesioner oleh responden dalam bentuk google form. Teknik analisis data yang digunakan yaitu univariat dan bivariat (chi square). Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa pekerja memiliki konsumsi modern fast food sedang (50,5%). Pada predisposing factor, gaya hidup hedonisme pekerja berada pada tingkat sedang (70,9%) dan tingkat pendapatan tinggi (58,3%). Pada enabling factor, tingkat penggunaan online delivery bekerja berada pada tingkat rendah (55,3%) dan tingkat penggunaan media sosial tinggi (68,0%). Simpulan: Terdapat hubungan antara gaya hidup hedonisme, tingkat pendapatan, dan online food delivery dengan konsumsi modern fast food dan tidak terdapat hubungan antara media sosial dengan konsumsi modern fast food.