DETERMINAN PEMBERIAN MAKANAN PRELAKTAL PADA BAYI BARU LAHIR DI KELURAHAN KEBON KELAPA DAN CIWARINGIN, KOTA BOGOR (DETERMINANTS OF PRELACTEAL FEEDING AMONG NEWBORN BABIES IN KEBON KELAPA AND CIWARINGIN VILLAGES, BOGOR)
{"title":"DETERMINAN PEMBERIAN MAKANAN PRELAKTAL PADA BAYI BARU LAHIR DI KELURAHAN KEBON KELAPA DAN CIWARINGIN, KOTA BOGOR (DETERMINANTS OF PRELACTEAL FEEDING AMONG NEWBORN BABIES IN KEBON KELAPA AND CIWARINGIN VILLAGES, BOGOR)","authors":"Bunga Ch Rosha, N. Utami","doi":"10.22435/PGM.V36I1.3395.54-61","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"ABSTRACT Breast milk is the appropriate for babies for the first six months after birth. Although it has been known that exclusive breastfeeding has many benefits and encouraged by the government, but the proportion of exclusive breasfeeding is still low, including Bogor. One of the the reason for the failure in exclusive breastfeeding is the prelacteal feeding practice among newborn babies. This analysis was conducted to provide information on the determinants of prelacteal feeding practice in Kebon Kelapa and Ciwaringin Village in Bogor, in 2012. The data for this analysis was came from the child growth and development cohort study conducted in Kebon Kelapa and Ciwaringin, Bogor in 2012. Participants of the study were 91 mothers with her newborn babies. The data were analysed with descriptive analysis, bivariate analysis with chi square, and multivariate analysis using logistic regression. The results showed that mode of delivery, rooming-in care and time of breastfeeding after delivery were significantly associated with prelacteal feeding practice (p<0,05). The major determinant factor of prelacteal feeding practice was non rooming-in care (OR: 5.86; 95% CI: 1.17, 29.35) after controlling the time of breastfeeding after delivery. Postpartum mothers that not cared in the same room with the baby had risk 5.86 times for give the baby prelacteal food compared with postpartum mothers that cared in the same room with their baby. Mothers who breastfeed their baby more than 1 hour after delivery had risk of 4.87 times for give the baby prelacteal food compared with mothers who breastfeed less than 1 hour after delivery. Therefore, it is necessary to improve the implementation of Baby Friendly Hospitals program in maternal and child health services, especially the implementation of rooming-in care for mother and child, so that the mother can breastfeed immediately after birth so that the baby does not need to be given food or prelacteal liquids. The government should provide strict sanctions for hospitals that have not held a rooming-in care for mother and child . Keywords : breastfeeding, prelacteal feeding, early breastfeeding , rooming-in ABSTRAK Air susu ibu (ASI) merupakan makanan yang paling baik diberikan kepada anak pada awal kehidupannya sampai berumur 6 bulan, tetapi prevalensi pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih rendah, termasuk di Kota Bogor. Salah satu penyebab kegagalan praktik ASI eksklusif adalah pemberian makanan prelaktal pada anak. Analisis ini dilakukan untuk memberikan informasi mengenai determinan pemberian makanan prelaktal pada bayi di Kelurahan Kebon Kelapa dan Kelurahan Ciwaringin, Kota Bogor. Analisis ini menggunakan data penelitian Kohor Tumbuh Kembang Anak di Kelurahan Kebon Kelapa dan Ciwaringin, Kota Bogor, tahun 2012. Responden dalam analisis ini adalah 91 ibu yang memiliki bayi baru melahirkan. Analisis data dilakukan secara deskriptif, bivariat dengan uji chi-square , dan multivariat dengan uji regresi logistik. Hasil analisis menunjukkan bahwa cara persalinan, ruang rawat ibu-anak tidak gabung, dan waktu menyusui pasca-persalinan berhubungan bermakna dengan pemberian makanan prelaktal (p<0,05). Determinan utama pemberian makanan prelaktal adalah ruang rawat ibu-anak tidak gabung (OR: 5,86; 95% CI; 1,17, 29,35) setelah dikontrol faktor waktu awal menyusui (OR: 4,87; 95% CI: 1,89, 12,57). Ibu yang pasca-persalinan tidak dirawat gabung dengan anak berisiko 5,86 kali untuk anaknya diberikan makanan prelaktal dibandingkan dengan ibu yang pasca-persalinan dirawat gabung bersama anak. Ibu yang waktu menyusui pertama lebih dari 1 jam pasca-persalinan berisiko 4,87 kali untuk anaknya diberikan makanan prelaktal dibandingkan dengan ibu yang waktu menyusui pertama kurang dari 1 jam pasca-persalinan. Oleh karena itu perlu meningkatkan pelaksanaan program Rumah Sakit Sayang Bayi pada tempat pelayanan kesehatan ibu dan anak, terutama pada pelaksanaan ruang rawat gabung ibu-anak sehingga ibu dapat menyusui bayinya sesegera mungkin setelah persalinan sehingga bayi tidak perlu diberikan makanan atau cairan prelaktal. Pemerintah hendaknya memberikan sanksi yang tegas kepada rumah sakit yang belum menyelenggarakan ruang rawat gabung ibu-anak. [ Penel Gizi Makan 2013, 36(1): 54-61 ] Kata kunci : ASI, makanan prelaktal, inisiasi menyusu dini, ruang rawat gabung ibu-anak","PeriodicalId":310150,"journal":{"name":"The Journal of Nutrition and Food Research","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2013-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"The Journal of Nutrition and Food Research","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22435/PGM.V36I1.3395.54-61","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
Abstract
ABSTRACT Breast milk is the appropriate for babies for the first six months after birth. Although it has been known that exclusive breastfeeding has many benefits and encouraged by the government, but the proportion of exclusive breasfeeding is still low, including Bogor. One of the the reason for the failure in exclusive breastfeeding is the prelacteal feeding practice among newborn babies. This analysis was conducted to provide information on the determinants of prelacteal feeding practice in Kebon Kelapa and Ciwaringin Village in Bogor, in 2012. The data for this analysis was came from the child growth and development cohort study conducted in Kebon Kelapa and Ciwaringin, Bogor in 2012. Participants of the study were 91 mothers with her newborn babies. The data were analysed with descriptive analysis, bivariate analysis with chi square, and multivariate analysis using logistic regression. The results showed that mode of delivery, rooming-in care and time of breastfeeding after delivery were significantly associated with prelacteal feeding practice (p<0,05). The major determinant factor of prelacteal feeding practice was non rooming-in care (OR: 5.86; 95% CI: 1.17, 29.35) after controlling the time of breastfeeding after delivery. Postpartum mothers that not cared in the same room with the baby had risk 5.86 times for give the baby prelacteal food compared with postpartum mothers that cared in the same room with their baby. Mothers who breastfeed their baby more than 1 hour after delivery had risk of 4.87 times for give the baby prelacteal food compared with mothers who breastfeed less than 1 hour after delivery. Therefore, it is necessary to improve the implementation of Baby Friendly Hospitals program in maternal and child health services, especially the implementation of rooming-in care for mother and child, so that the mother can breastfeed immediately after birth so that the baby does not need to be given food or prelacteal liquids. The government should provide strict sanctions for hospitals that have not held a rooming-in care for mother and child . Keywords : breastfeeding, prelacteal feeding, early breastfeeding , rooming-in ABSTRAK Air susu ibu (ASI) merupakan makanan yang paling baik diberikan kepada anak pada awal kehidupannya sampai berumur 6 bulan, tetapi prevalensi pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih rendah, termasuk di Kota Bogor. Salah satu penyebab kegagalan praktik ASI eksklusif adalah pemberian makanan prelaktal pada anak. Analisis ini dilakukan untuk memberikan informasi mengenai determinan pemberian makanan prelaktal pada bayi di Kelurahan Kebon Kelapa dan Kelurahan Ciwaringin, Kota Bogor. Analisis ini menggunakan data penelitian Kohor Tumbuh Kembang Anak di Kelurahan Kebon Kelapa dan Ciwaringin, Kota Bogor, tahun 2012. Responden dalam analisis ini adalah 91 ibu yang memiliki bayi baru melahirkan. Analisis data dilakukan secara deskriptif, bivariat dengan uji chi-square , dan multivariat dengan uji regresi logistik. Hasil analisis menunjukkan bahwa cara persalinan, ruang rawat ibu-anak tidak gabung, dan waktu menyusui pasca-persalinan berhubungan bermakna dengan pemberian makanan prelaktal (p<0,05). Determinan utama pemberian makanan prelaktal adalah ruang rawat ibu-anak tidak gabung (OR: 5,86; 95% CI; 1,17, 29,35) setelah dikontrol faktor waktu awal menyusui (OR: 4,87; 95% CI: 1,89, 12,57). Ibu yang pasca-persalinan tidak dirawat gabung dengan anak berisiko 5,86 kali untuk anaknya diberikan makanan prelaktal dibandingkan dengan ibu yang pasca-persalinan dirawat gabung bersama anak. Ibu yang waktu menyusui pertama lebih dari 1 jam pasca-persalinan berisiko 4,87 kali untuk anaknya diberikan makanan prelaktal dibandingkan dengan ibu yang waktu menyusui pertama kurang dari 1 jam pasca-persalinan. Oleh karena itu perlu meningkatkan pelaksanaan program Rumah Sakit Sayang Bayi pada tempat pelayanan kesehatan ibu dan anak, terutama pada pelaksanaan ruang rawat gabung ibu-anak sehingga ibu dapat menyusui bayinya sesegera mungkin setelah persalinan sehingga bayi tidak perlu diberikan makanan atau cairan prelaktal. Pemerintah hendaknya memberikan sanksi yang tegas kepada rumah sakit yang belum menyelenggarakan ruang rawat gabung ibu-anak. [ Penel Gizi Makan 2013, 36(1): 54-61 ] Kata kunci : ASI, makanan prelaktal, inisiasi menyusu dini, ruang rawat gabung ibu-anak
婴儿出生后6个月以母乳为宜。虽然人们已经知道纯母乳喂养有许多好处并受到政府的鼓励,但纯母乳喂养的比例仍然很低,包括茂物在内。纯母乳喂养失败的原因之一是新生儿的泌乳前喂养做法。进行这项分析是为了提供2012年在茂物的Kebon Kelapa和Ciwaringin村的泌前喂养做法的决定因素信息。这项分析的数据来自于2012年在Kebon Kelapa和Ciwaringin进行的儿童生长和发育队列研究。这项研究的参与者是91位带着新生儿的母亲。数据分析采用描述性分析、卡方双变量分析和logistic回归多变量分析。结果显示,分娩方式、分房护理和产后母乳喂养时间与泌乳前喂养行为显著相关(p< 0.05)。泌乳前喂养实践的主要决定因素为非分房护理(OR: 5.86;95% CI: 1.17, 29.35)。未与婴儿同室护理的产后母亲给婴儿喂奶前食物的风险是同室护理的产后母亲的5.86倍。产后1小时以上母乳喂养的母亲给婴儿喂奶前食物的风险是产后1小时以下母乳喂养的母亲的4.87倍。因此,有必要在妇幼保健服务中改进“爱婴医院”方案的实施,特别是母子合住护理的实施,使母亲在出生后立即进行母乳喂养,使婴儿不需要给予食物或乳前液体。政府应该对没有提供母婴分房服务的医院进行严厉的制裁。关键词:母乳喂养,泌乳前喂养,早期母乳喂养,喂奶,喂奶,喂奶Salah satu penyebab kegagalan praktik ASI eksklusif adalah pemberian makanan pretal pada anak。哥打茂物,克鲁拉汉,克鲁拉汉,克鲁拉汉,克鲁拉汉。数据分析,Kohor Tumbuh Kembang Anak di Kelurahan Kebon Kelapa dan Ciwaringin,哥打茂物,打hun, 2012。对数据的响应分析[j], [j], [j]。分析数据采用双变量卡方法,双变量卡方法,多变量回归logistic。Hasil分析menunjukkan bahwa cara persalinan, ruang rawat ibu-anak tidak gabung, dan waktu menyusui pasca-persalinan berhubungan bermakna dengan pemberian makanan prelaktal (p< 0.05)。塔里木盆地东部地区的发育与发育(OR: 5,86;95%可信区间;(1,17, 29,35)夜间睡眠的调节因子(OR: 4,87;95% ci: 1,89,12,57)。Ibu yang pasca-persalinan tidak dirawat gabung dberikan anak berisiko 5,86 kali untuk anaknya diberikan makanan pretal dibandingkan dengan Ibu yang pasca-persalinan dirawat gabung bersama anak。4,87 kali untuk anaknya diberikan makanan pretal dibandingkan dengan Ibu yang waktu menyusui pertama kurang dari 1 jam pasca-persalinan。Oleh pokalchuk林嘉欣itu perlu meningkatkan pelaksanaan项目大Sakit Sayang八一篇tempat pelayanan kesehatan赶出亚衲族的伊布·丹,terutama篇pelaksanaan ruang rawat gabung ibu-anak sehingga伊布·dapat menyusui bayinya sesegera mungkin setelah persalinan sehingga八一有些perlu diberikan makanan atau cairan prelaktal。彭明塔国会议员,杨德华,kepada, rumah,杨德华,我是杨德华,我是杨德华,我是杨德华。[j] .中国地理科学,2013,36(1):54-61