{"title":"Advaita Vedanta dalam Teks Śvetāśvatara Upaniṣad","authors":"Mery Ambarnuari, Hari Harsananda","doi":"10.25078/SJF.V12I2.2557","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"<p>Kitab suci merupakan jalan untuk mempelajari ajaran dari suatu agama. Agama Hindu memiliki kitab suci yang disebut dengan <em>Veda</em>, <em>Veda</em> disini bukan merujuk pada sebuah kitab, namun <em>Veda</em> terdiri dari banyak kitab yang sudah dikelompokkan atau sudah dikodifikasikan. Munculnya fenomena konflik masyarakat Hindu Bali dengan aliran sampradaya mewajibkan kita untuk menggali kembali sistem filsafat yang ada dalam agama Hindu. Istilah <em>Dvaita</em>, <em>Visistadvaita</em>, dan <em>Advaita</em>, menjadi istilah-istilah yang dikaji lebih mendalam lagi untuk menganalisis aliran yang sesuai dengan filsafat-filsafat tersebut. <em>Śvetāśvatara Upaniṣad</em> merupakan salah satu kitab suci yang akan dibahas ajarannya dalam tulisan ini. Paham <em>advaita</em> <em>Vedanta</em> menjiwai <em>Upaniṣad</em> ini, segala sesuatu yang ada merupakan Tuhan, sedangkan yang lainnya bersifat <em>maya</em>. Adapun paham panteisme dan monisme yang ada secara bersamaan dalam <em>Śvetāśvatara Upaniṣad</em>. Panteisme berkaitan dengan imanensi sedangkan monisme berkaitan dengan transendensi. Hal ini menunjukkan ajaran dalam <em>Śvetāśvatara Upaniṣad</em> erat kaitannya dengan ajaran-ajaran <em>tattwa</em> dalam teks <em>lontar</em> yang ada di Bali, salah satunya yaitu <em>lontar Tattwa Jnana</em> yang dimana memiliki konsep yang serupa dengan yang ada dalam <em>Śvetāśvatara Upaniṣad</em>. Yoga merupakan sarana untuk memurnikan sang <em>atman</em> agar dapat bersatu kembali dengan <em>brahman</em>.</p><p> </p>","PeriodicalId":132261,"journal":{"name":"Sanjiwani: Jurnal Filsafat","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-11-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Sanjiwani: Jurnal Filsafat","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.25078/SJF.V12I2.2557","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Kitab suci merupakan jalan untuk mempelajari ajaran dari suatu agama. Agama Hindu memiliki kitab suci yang disebut dengan Veda, Veda disini bukan merujuk pada sebuah kitab, namun Veda terdiri dari banyak kitab yang sudah dikelompokkan atau sudah dikodifikasikan. Munculnya fenomena konflik masyarakat Hindu Bali dengan aliran sampradaya mewajibkan kita untuk menggali kembali sistem filsafat yang ada dalam agama Hindu. Istilah Dvaita, Visistadvaita, dan Advaita, menjadi istilah-istilah yang dikaji lebih mendalam lagi untuk menganalisis aliran yang sesuai dengan filsafat-filsafat tersebut. Śvetāśvatara Upaniṣad merupakan salah satu kitab suci yang akan dibahas ajarannya dalam tulisan ini. Paham advaitaVedanta menjiwai Upaniṣad ini, segala sesuatu yang ada merupakan Tuhan, sedangkan yang lainnya bersifat maya. Adapun paham panteisme dan monisme yang ada secara bersamaan dalam Śvetāśvatara Upaniṣad. Panteisme berkaitan dengan imanensi sedangkan monisme berkaitan dengan transendensi. Hal ini menunjukkan ajaran dalam Śvetāśvatara Upaniṣad erat kaitannya dengan ajaran-ajaran tattwa dalam teks lontar yang ada di Bali, salah satunya yaitu lontar Tattwa Jnana yang dimana memiliki konsep yang serupa dengan yang ada dalam Śvetāśvatara Upaniṣad. Yoga merupakan sarana untuk memurnikan sang atman agar dapat bersatu kembali dengan brahman.