Analisis Kondisi Atmosfer Saat Banjir dan Tanah Longsor (Studi Kasus : Nganjuk, 14 Februari 2021)

Estri Diniyati, Muhammad Fa’iz Dwitrisna, Aditya Mulya
{"title":"Analisis Kondisi Atmosfer Saat Banjir dan Tanah Longsor (Studi Kasus : Nganjuk, 14 Februari 2021)","authors":"Estri Diniyati, Muhammad Fa’iz Dwitrisna, Aditya Mulya","doi":"10.35583/js.v9i1.133","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Indonesia merupakan negara yang rentan terhadap bencana hidrometeorologi karena memiliki potensi pembentukkan awan konvektif yang besar. Pada tanggal 14 Februari 2021, bencana banjir dan longsor melanda wilayah Nganjuk yang menyebabkan kerugian baik harta maupun jiwa. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kondisi atmosfer saat kejadian banjir dan tanah longsor di wilayah Nganjuk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat fenomena La Nina yang sedang aktif di wilayah Indonesia dengan ditandai anomali suhu muka laut di Indonesia menjadi lebih hangat sebesar 1-2℃. Selain itu, terdapat juga pola konvergensi angin yang melewati wilayah Nganjuk sehingga memperbesar potensi pembentukkan awan konvektif pada wilayah tersebut. Berdasarkan citra satelit Himawari-8, dengan menggunakan teknik RGB dan teknik CCO menunjukkan bahwa terdapat awan cumulonimbus yang berinisiasi menjadi awan cumulonimbus multisel. Awan multisel ini menutupi sebagian besar wilayah Jawa Timur pada pukul 08.00-18.00 UTC dengan suhu puncak di wilayah Nganjuk mencapai -77,4℃. Nilai indeks labilitas atmosfer sebelum terbentuknya awan yaitu CAPE sebesar 1600-2200 J/kg dan TT index sebesar 43,5-44. Pada pukul 08.00 UTC, divergensi di lapisan 1000-900 mb menunjukan nilai -0,027s-1 hingga -0,013s-1, kemudian vortisitas sebesar  0,013-0,04 s-1. Nilai kelembapan di permukaan sebelum terbentuknya awan sebesar 80-85% kemudian meningkat saat awan telah memasuki fase tumbuh hingga punah yaitu sebesar 90-100%. Dari hasil tersebut menandakan kondisi atmosfer sedang labil sehingga mendukung terjadinya pertumbuhan awan konvektif. Hasil ini didukung dengan data pengamatan hujan pada wilayah Nganjuk dimana sebagian besar intensitas curah hujan pada wilayah tersebut termasuk dalam kategori hujan lebat hingga hujan sangat lebat mencapai 162 mm/hari.","PeriodicalId":104283,"journal":{"name":"Sainstek (e-Journal)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-06-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Sainstek (e-Journal)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.35583/js.v9i1.133","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Indonesia merupakan negara yang rentan terhadap bencana hidrometeorologi karena memiliki potensi pembentukkan awan konvektif yang besar. Pada tanggal 14 Februari 2021, bencana banjir dan longsor melanda wilayah Nganjuk yang menyebabkan kerugian baik harta maupun jiwa. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kondisi atmosfer saat kejadian banjir dan tanah longsor di wilayah Nganjuk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat fenomena La Nina yang sedang aktif di wilayah Indonesia dengan ditandai anomali suhu muka laut di Indonesia menjadi lebih hangat sebesar 1-2℃. Selain itu, terdapat juga pola konvergensi angin yang melewati wilayah Nganjuk sehingga memperbesar potensi pembentukkan awan konvektif pada wilayah tersebut. Berdasarkan citra satelit Himawari-8, dengan menggunakan teknik RGB dan teknik CCO menunjukkan bahwa terdapat awan cumulonimbus yang berinisiasi menjadi awan cumulonimbus multisel. Awan multisel ini menutupi sebagian besar wilayah Jawa Timur pada pukul 08.00-18.00 UTC dengan suhu puncak di wilayah Nganjuk mencapai -77,4℃. Nilai indeks labilitas atmosfer sebelum terbentuknya awan yaitu CAPE sebesar 1600-2200 J/kg dan TT index sebesar 43,5-44. Pada pukul 08.00 UTC, divergensi di lapisan 1000-900 mb menunjukan nilai -0,027s-1 hingga -0,013s-1, kemudian vortisitas sebesar  0,013-0,04 s-1. Nilai kelembapan di permukaan sebelum terbentuknya awan sebesar 80-85% kemudian meningkat saat awan telah memasuki fase tumbuh hingga punah yaitu sebesar 90-100%. Dari hasil tersebut menandakan kondisi atmosfer sedang labil sehingga mendukung terjadinya pertumbuhan awan konvektif. Hasil ini didukung dengan data pengamatan hujan pada wilayah Nganjuk dimana sebagian besar intensitas curah hujan pada wilayah tersebut termasuk dalam kategori hujan lebat hingga hujan sangat lebat mencapai 162 mm/hari.
分析洪水和泥石流期间的大气状况(案例研究:撤退,2021年2月14日)
印度尼西亚是一个容易发生水文灾难的国家,因为它有可能形成巨大的对流云。2021年2月14日,洪水和山体滑坡袭击了财产和生命损失的地区。因此,该研究的目的是评估灾区发生洪水和山体滑坡时的大气状况。研究结果表明,出现拉尼娜现象在印尼地区的特点是异常活跃的脸在印尼海洋变暖的温度高达1 - 2℃。此外,风的趋同模式通过变化区,扩大了该地区对流云的形成潜力。根据himawari8的图像,使用RGB技术和CCO技术,积雨云被介绍为多细胞积雨云。这一种多细胞云遮住了爪哇东部的大部分地区在8点00-18点UTC Nganjuk地区的最高温度达到-77,4℃。在云形成1600-2200 J/kg和TT指数为43545 -44之前的大气降水量指数。027s- 900 - mb层的发散显示为-0,027s-1到-0,013s-1,然后是漩涡,为0.013 - 0.04 -1。在云层形成80-85%之前,其表面的含水率在进入灭绝阶段时增加,达到90-100%。这些结果表明大气处于不稳定状态,有利于对流云的生长。这一结果得到了有关该地区大部分降雨强度的数据的支持,该地区的降雨强度可达162毫米/天。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信