{"title":"Peningkatan Throughput Garmen melalui Perbaikan Stasiun Kerja Bottleneck dengan Theory of Constraint","authors":"Aji Saeful Rohman, Chaznin R. Muhammad","doi":"10.29313/jrti.v2i2.1138","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract. PT. L is a company engaged in the garment sector. The obstacle encountered in this company is work in process at the Sewing Work Station and the Finishing Work Station and there are work stations are idle at the Embroidery Work Station. These constraints are caused by an unbalanced capacity occurs due to differences in the operating process time at each work station. Therefore, capacity must be increased so that demand can be met and the resulting throughput is maximized. This increase can be done by implementing the Theory of Constraint steps starting from the identification of constraints, exploitation of constraints, subordination of other sources and elevation of constraints.The final result of the application of the theory of constraint is the application of overtime at the constraint work station, namely Sewing 1, an additional overtime is added for one hour and for Finishing 1,2 3 and Packaging 1, two hours each. The increase that occurs is in the utility of work stations for Sewing 1 from 104.70% to 91.96% while for Finishing 1, 2, 3 and Packaging 1, respectively from 123.18%, 127.87%, 116.73% and 124.12% to 95.81%, 99.45%, 90.79% and 96.54%, respectively. With the increase in capacity, the Throughput obtained has increased from Rp. 1,033,868,000 to Rp 1,274,504,000. \nAbstrak. L merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang garmen. Gejala yang ditemui pada perusahaan ini yaitu terjadi penumpukkan barang setengah jadi pada Stasiun Kerja Sewing dan Stasiun Kerja Finishing serta terdapat stasiun kerja yang mengalami idle pada Stasiun Kerja Embroidery yang disebabkan oleh kapasitas yang tidak seimbang karena perbedaan waktu proses operasi pada setiap stasiun kerja. Oleh karena itu, kapasitas harus ditingkatkan agar permintaan dapat dipenuhi dan throughput yang dihasilkan menjadi maksimal. Peningkatan tersebut dapat dilakukan dengan penerapan langkah – langkah Theory of Constraint mulai dari identifikasi constraint, eksploitasi constraint, subordinasi sumber lain serta elevasi constraint. Hasil akhir dari penerapan theory of constraint yaitu berupa penerapan overtime pada Stasiun Kerja constraint yaitu Stasiun Kerja Sewing 1 dilakukan penambahan waktu overtime sebanyak satu jam dan untuk Stasiun Kerja Finishing 1,2 3 dan Packaging 1 masing – masing sebanyak dua jam. Peningkatan yang terjadi yaitu terdapat pada utilitas stasiun kerja untuk Stasiun Kerja Sewing 1 dari 104,70% menjadi 91,96% sedangkan untuk stasiun kerja Finishing 1, 2, 3 dan Packaging 1 masing – masing dari 123,18%, 127,87%, 116,73% dan 124,12% menjadi 95,81%, 99,45%, 90,79% dan 96,54%. Adanya peningkatan kapasitas tersebut, maka throughput yang didapatkan mengalami peningkatan dari Rp. 1.033.868.000 menjadi Rp 1.274.504.000","PeriodicalId":276819,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknik Industri","volume":"43 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-12-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Riset Teknik Industri","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.29313/jrti.v2i2.1138","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Abstract. PT. L is a company engaged in the garment sector. The obstacle encountered in this company is work in process at the Sewing Work Station and the Finishing Work Station and there are work stations are idle at the Embroidery Work Station. These constraints are caused by an unbalanced capacity occurs due to differences in the operating process time at each work station. Therefore, capacity must be increased so that demand can be met and the resulting throughput is maximized. This increase can be done by implementing the Theory of Constraint steps starting from the identification of constraints, exploitation of constraints, subordination of other sources and elevation of constraints.The final result of the application of the theory of constraint is the application of overtime at the constraint work station, namely Sewing 1, an additional overtime is added for one hour and for Finishing 1,2 3 and Packaging 1, two hours each. The increase that occurs is in the utility of work stations for Sewing 1 from 104.70% to 91.96% while for Finishing 1, 2, 3 and Packaging 1, respectively from 123.18%, 127.87%, 116.73% and 124.12% to 95.81%, 99.45%, 90.79% and 96.54%, respectively. With the increase in capacity, the Throughput obtained has increased from Rp. 1,033,868,000 to Rp 1,274,504,000.
Abstrak. L merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang garmen. Gejala yang ditemui pada perusahaan ini yaitu terjadi penumpukkan barang setengah jadi pada Stasiun Kerja Sewing dan Stasiun Kerja Finishing serta terdapat stasiun kerja yang mengalami idle pada Stasiun Kerja Embroidery yang disebabkan oleh kapasitas yang tidak seimbang karena perbedaan waktu proses operasi pada setiap stasiun kerja. Oleh karena itu, kapasitas harus ditingkatkan agar permintaan dapat dipenuhi dan throughput yang dihasilkan menjadi maksimal. Peningkatan tersebut dapat dilakukan dengan penerapan langkah – langkah Theory of Constraint mulai dari identifikasi constraint, eksploitasi constraint, subordinasi sumber lain serta elevasi constraint. Hasil akhir dari penerapan theory of constraint yaitu berupa penerapan overtime pada Stasiun Kerja constraint yaitu Stasiun Kerja Sewing 1 dilakukan penambahan waktu overtime sebanyak satu jam dan untuk Stasiun Kerja Finishing 1,2 3 dan Packaging 1 masing – masing sebanyak dua jam. Peningkatan yang terjadi yaitu terdapat pada utilitas stasiun kerja untuk Stasiun Kerja Sewing 1 dari 104,70% menjadi 91,96% sedangkan untuk stasiun kerja Finishing 1, 2, 3 dan Packaging 1 masing – masing dari 123,18%, 127,87%, 116,73% dan 124,12% menjadi 95,81%, 99,45%, 90,79% dan 96,54%. Adanya peningkatan kapasitas tersebut, maka throughput yang didapatkan mengalami peningkatan dari Rp. 1.033.868.000 menjadi Rp 1.274.504.000
摘要。PT. L是一家从事服装行业的公司。本公司遇到的障碍是缝纫工位和整理工位有正在进行的工作,刺绣工位有闲置的工位。这些限制是由于每个工作站的操作过程时间不同而导致的容量不平衡造成的。因此,必须增加容量,以满足需求并使吞吐量最大化。这种增加可以通过执行约束理论的步骤来完成,从识别约束、利用约束、从属于其他来源和提升约束开始。应用约束理论的最终结果是在约束工位,即缝纫1,额外加班1小时,加工1,2 3和包装1,各加班2小时。缝纫1的工位利用率从104.70%增加到91.96%,而加工1、2、3和包装1的工位利用率分别从123.18%、127.87%、116.73%和124.12%增加到95.81%、99.45%、90.79%和96.54%。随着容量的增加,获得的吞吐量从1,033,868,000卢比增加到1,274,504,000卢比。Abstrak。我是杨伯杰拉克。Gejala yang ditemui pada perusahaan ini yyitu terjadi penumpukkan barang setengah jadi Stasiun Kerja缝纫dan Stasiun Kerja整理serta terdapat Stasiun Kerja yang mengalami idle pada Stasiun Kerja刺绣yangdisebabkan oleh kapasitas yang tidak seimbang karena perbedaan waktu proses operasi pada setapap Stasiun Kerja。Oleh karena itu, kapasitas harus ditingkatkan agar permintaan dapat dipenuhi danthroughput yang dihasilkan menjadi maksimal。Peningkatan terbut dapat dilakukan dengan penerapan langkah - langkah约束理论mulai dari识别kasi约束,ekusi约束,下级sumlain约束和elevasi约束。Hasil akhir dari penerapan理论约束yitu berupa penerapan加班pada Stasiun Kerja约束yitu Stasiun Kerja缝纫1 dilakukan penambahan waktu加班sebanyak satu jam dan untuk Stasiun Kerja整理1,2 3 dan包装1 masing - masing sebanyak dua jam。Peningkatan yang terjadi yitu terdapat pada utilitas stasiun kerja untuk stasiun kerja Sewing 1 dari 104,70% menjadi 91,96% sedangkan untuk stasiun kerja Finishing 1,2,3 dan Packaging 1 masing - masing dari 123,18%, 127,87%, 116,73% dan 124,12% menjadi 95,81%, 99,45%, 90,79% dan 96,54%。Adanya peningkatan kapasitas tersebut, maka throughput yang didapatkan mengalami peningkatan dari Rp. 1.033.868.000 menjadi Rp. 1.274.504.000