{"title":"Karakteristik Sifat Manusia dalam Tafsir Fi Zilal Al-Qur’an","authors":"Shabrun Jamil, Agusni Yahya","doi":"10.22373/tafse.v1i1.14274","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"As a creature chosen to be the leader of the earth, Allah created humans with the highest perfection. But on the other hand, humans have bad traits such as complaining, impatient and miserly. This paper aims to explain the despicable traits that exist in humans according to the interpretation of Sayyid Qutub, so that Islam can stay away from these traits. An important finding in this study is that according to Sayyid Quṭub, the nature of complaining must be possessed by humans, both happy and difficult. However, this trait will be lost if humans can fulfill the conditions mentioned in the Qur'an, namely always in prayer, paying zakat, justifying the last day, guarding his privates, fulfilling promises and trusts, giving true testimony, and always keeping the prayer. Sayyid Quṭub's interpretation was influenced by the social and political life of his time, namely when the Egyptian people and their government were ignorant of Islamic values, damaged faith and morals, violence was everywhere, the government was unjust to society, adultery was rampant, and even the ulama were considered as parasites to do something that is considered good for him. Sebagai makhluk yang dipilih untuk menjadi pemimpin di bumi, Allah menciptakan manusia dengan kesempurnaan tertinggi. Akan tetapi di sisi lain, manusia memiliki sifat yang jelek seperti berkeluh kesah, tidak sabar dan kikir. Tulisn ini bertujuan menjelaskan sifat-sfat tercela yang ada pada manusia menurut penafsiran Sayyid Qutub, sehingga Islam dapat menjauh dari sifat-sifat tersebut. Temuan penting dalam kajian ini bahwa menurut Sayyid Quṭub, sifat keluh kesah pasti dimiliki oleh manusia baik senang maupun susah. Namun, sifat tersebut akan hilang jika manusia dapat memenuhi syarat-syarat yang disebutkan dalam Al-Qur’an, yaitu senantiasa dalam salatnya, membayar zakat, membenarkan hari akhir, menjaga kemaluannya, menunaikan janji dan amanah, memberikan kesaksian yang benar, dan selalu menjaga salatnya. Penafsiran Sayyid Quṭub dipengaruhi oleh kehidupan sosial dan politik pada masanya, yaitu pada saat rakyat Mesir dan pemerintahannya abai terhadap nilai-nilai Islam, rusaknya akidah dan moral, kekerasan dimana-mana, pemerintah berlaku zalim terhadap masyarakat, perzinaan merajalela, bahkan ulama dianggap sebagai benalu untuk melakukan sesuatu hal yang dianggap baik baginya","PeriodicalId":410919,"journal":{"name":"TAFSE: Journal of Qur'anic Studies","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2016-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"TAFSE: Journal of Qur'anic Studies","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22373/tafse.v1i1.14274","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
As a creature chosen to be the leader of the earth, Allah created humans with the highest perfection. But on the other hand, humans have bad traits such as complaining, impatient and miserly. This paper aims to explain the despicable traits that exist in humans according to the interpretation of Sayyid Qutub, so that Islam can stay away from these traits. An important finding in this study is that according to Sayyid Quṭub, the nature of complaining must be possessed by humans, both happy and difficult. However, this trait will be lost if humans can fulfill the conditions mentioned in the Qur'an, namely always in prayer, paying zakat, justifying the last day, guarding his privates, fulfilling promises and trusts, giving true testimony, and always keeping the prayer. Sayyid Quṭub's interpretation was influenced by the social and political life of his time, namely when the Egyptian people and their government were ignorant of Islamic values, damaged faith and morals, violence was everywhere, the government was unjust to society, adultery was rampant, and even the ulama were considered as parasites to do something that is considered good for him. Sebagai makhluk yang dipilih untuk menjadi pemimpin di bumi, Allah menciptakan manusia dengan kesempurnaan tertinggi. Akan tetapi di sisi lain, manusia memiliki sifat yang jelek seperti berkeluh kesah, tidak sabar dan kikir. Tulisn ini bertujuan menjelaskan sifat-sfat tercela yang ada pada manusia menurut penafsiran Sayyid Qutub, sehingga Islam dapat menjauh dari sifat-sifat tersebut. Temuan penting dalam kajian ini bahwa menurut Sayyid Quṭub, sifat keluh kesah pasti dimiliki oleh manusia baik senang maupun susah. Namun, sifat tersebut akan hilang jika manusia dapat memenuhi syarat-syarat yang disebutkan dalam Al-Qur’an, yaitu senantiasa dalam salatnya, membayar zakat, membenarkan hari akhir, menjaga kemaluannya, menunaikan janji dan amanah, memberikan kesaksian yang benar, dan selalu menjaga salatnya. Penafsiran Sayyid Quṭub dipengaruhi oleh kehidupan sosial dan politik pada masanya, yaitu pada saat rakyat Mesir dan pemerintahannya abai terhadap nilai-nilai Islam, rusaknya akidah dan moral, kekerasan dimana-mana, pemerintah berlaku zalim terhadap masyarakat, perzinaan merajalela, bahkan ulama dianggap sebagai benalu untuk melakukan sesuatu hal yang dianggap baik baginya
作为被选为地球领袖的生物,安拉创造了最完美的人类。但另一方面,人类也有一些不好的特质,比如抱怨、不耐烦和吝啬。本文旨在根据赛义德·库特布的解释来解释人类存在的卑鄙的特质,从而使伊斯兰教远离这些特质。这项研究的一个重要发现是,根据Sayyid Quṭub,抱怨的本质必须是人类所拥有的,无论是快乐还是困难。然而,如果人类能够满足古兰经中提到的条件,即经常祈祷,缴纳天课,为末日辩护,保护自己的隐私,履行承诺和信任,真实作证,经常祈祷,这种特质就会消失。Sayyid Quṭub的解释受到当时社会和政治生活的影响,即埃及人民和他们的政府对伊斯兰价值观一无所知,信仰和道德受到破坏,暴力无处不在,政府对社会不公正,通奸猖獗,甚至乌拉玛也被视为寄生虫,被认为对他有好处。赛巴盖makhluk yang dipiilih untuk menjadi pemimpin di bumi,安拉menciptakan manusia dengan kesempurnaan tertinggi。Akan tetapi di sisi lain, Akan tetapi di sisi lain, Akan tetapi di sisi lain。伊斯兰教的伊斯兰教的伊斯兰教的伊斯兰教的伊斯兰教的伊斯兰教的伊斯兰教的伊斯兰教的伊斯兰教的伊斯兰教的伊斯兰教的伊斯兰教的伊斯兰教的伊斯兰教的伊斯兰教的伊斯兰教的伊斯兰教的伊斯兰教的伊斯兰教的伊斯兰教的伊斯兰教的伊斯兰教的伊斯兰教的伊斯兰教的伊斯兰教。Temuan penting dalam kajian ini bahwa menurut Sayyid Quṭub, sifat keluh kesah pasti dimiliki oleh manusia baiang maupun susah。Namun, sifat tersebut akan hilang jika manusia dapat memenuhi syarat syarat yang disebutkan dalam al - quuran, yitu senantiasa dalam salatnya, membayar zakat, memarkan hari akhir, menjaga kemaluannya, menunaikan janji dan amanah, memberkan kesaksian yang benar, dan selalu menjagagsalatnya。Penafsiran Sayyid Quṭub dipengaruhi oleh kehidupan社会,政治,政治,宗教,宗教,宗教,宗教,宗教,宗教,宗教,宗教,宗教,宗教,宗教,宗教,宗教,宗教,宗教,宗教