{"title":"Uji Efek Antiinflamasi Infusa Daun Bayam Merah (Amaranthus tricolor L.) Terhadap Tikus Putih (Rattus norvegicus) Yang Diinduksi Karagenan","authors":"Muhammad Isrul, C. Dewi, Vivin Wahdini","doi":"10.35311/JMPI.V6I1.61","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.) merupakan tumbuhan yang biasa ditanam untuk dikonsumsi daunnya karena memiliki banyak manfaat dan kandungannya bagi kesehatan tubuh dan daun bayam merah (Amarantus tricolor L.) mengandung komponen antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder yang terkandung dalam infusa daun bayam merah (Amarantus tricolor L.) dan untuk mengetahui konsentrasi infusa daun bayam merah (Amarantus tricolor L.) yang dapat menghasilkan efek antiinflamasi. Penelitian ini menggunakan metode induksi karagenan sebagai zat iritannya. Infusa daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.) dibuat dalam berbagai variasi konsentrasi 10%, 15% dan 25% yang diberikan secara oral pada tikus putih. Natrium diklofenak digunakan sebagai kontrol positif, Na CMC digunakan sebagai kontrol negatif. Pengukuran dilakukan setiap 30 menit selama 180 menit setelah induksi karagen 1% 0,2 ml. Analisis data dilakukan dengan menggunakan One-Way ANOVA dan dilanjutkan dengan uji LSD. Daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.) memiliki metabolit sekunder yaitu, alkaloid, flavonoid, saponin, quinon, tanin, dan steroid. Infusa daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.) efektif sebagai antiiflamasi pada konsentrasi 10% dengan nilai P signifikan yaitu 0,778 > 0,05 dan konsentrasi 25% dengan nilai P signifikan yaitu 0,725 > 0,05. Konsentrasi tersebut tidak berbeda signifikan dengan kontrol positif Natrium diklofenak. Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan infusa daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.) dapat menghambat pembentukan udema.","PeriodicalId":308425,"journal":{"name":"Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"3","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.35311/JMPI.V6I1.61","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 3
Abstract
Daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.) merupakan tumbuhan yang biasa ditanam untuk dikonsumsi daunnya karena memiliki banyak manfaat dan kandungannya bagi kesehatan tubuh dan daun bayam merah (Amarantus tricolor L.) mengandung komponen antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder yang terkandung dalam infusa daun bayam merah (Amarantus tricolor L.) dan untuk mengetahui konsentrasi infusa daun bayam merah (Amarantus tricolor L.) yang dapat menghasilkan efek antiinflamasi. Penelitian ini menggunakan metode induksi karagenan sebagai zat iritannya. Infusa daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.) dibuat dalam berbagai variasi konsentrasi 10%, 15% dan 25% yang diberikan secara oral pada tikus putih. Natrium diklofenak digunakan sebagai kontrol positif, Na CMC digunakan sebagai kontrol negatif. Pengukuran dilakukan setiap 30 menit selama 180 menit setelah induksi karagen 1% 0,2 ml. Analisis data dilakukan dengan menggunakan One-Way ANOVA dan dilanjutkan dengan uji LSD. Daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.) memiliki metabolit sekunder yaitu, alkaloid, flavonoid, saponin, quinon, tanin, dan steroid. Infusa daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.) efektif sebagai antiiflamasi pada konsentrasi 10% dengan nilai P signifikan yaitu 0,778 > 0,05 dan konsentrasi 25% dengan nilai P signifikan yaitu 0,725 > 0,05. Konsentrasi tersebut tidak berbeda signifikan dengan kontrol positif Natrium diklofenak. Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan infusa daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.) dapat menghambat pembentukan udema.