TUHAN DALAM PRESPEKTIF IBRAHIM DAN KAUMNYA: ANALISIS SEMIOTIKA DAN TEOLOGI

An-Nas Pub Date : 2021-06-06 DOI:10.36840/annas.v5i1.390
Khoirul Mustain, Chozainul Muna
{"title":"TUHAN DALAM PRESPEKTIF IBRAHIM DAN KAUMNYA: ANALISIS SEMIOTIKA DAN TEOLOGI","authors":"Khoirul Mustain, Chozainul Muna","doi":"10.36840/annas.v5i1.390","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"“Artikel ini bertujuan untuk mengetahui konsep ketuhanan dalam kisah Nabi Ibrahim beserta kaumnya yang tertulis dalam al-Qur’an surah Al-Anbiya’. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan semiotika Charles Sanders Pierce dan teori ketuhanan menurut abu al-Hasan al-Asy’ari. Pierce dalam teorinya mengenalkan konsep triadik untuk menemukan makna tanda, yaitu representamen, object, dan interpretant (rheme, dicisign, argument)­. Adapun Teori ketuhanan menurut Abu al-Hasan al-Asy’ari sifat-sifat yang harus ada pada Tuhan adalah dua puluh sifat. Yang terbagi empat bagian diantaranyaan-nafsiyyatu, as-salbiyyatu, al-ma’āni, dan al-ma’nawiyyatu. Kedua pendekatan tersebut dilakukan untuk mengetahui makna tanda yang terkandung dalam ayat menurut perspektif semiotika Charles Sanders Pierce. Serta konsep ketuhanan di dalamnya jika dilihat dari teori ketuhanan menurut perspektif Abu al-Hasan al-Asy’ari. Hasil dari penelitian ini penulis menemukan konsep ketuhanan beserta negasinya yang terdapat pada kisah Nabi Ibrahim beserta kaumnya menurut prespektif Abu al-Hasan al-Asy’ari. Sedangkan  makna tanda dalam teori semiotika Pierce, Nabi Ibrahim merupakan tokoh yang merepresentasikan kebenaran sifat-sifat Tuhan karena Nabi Ibrahim selalu menafsirkan fenomena-fenomena yang terjadi dengan menggunakan logikanya juga dikuatkan dengan wahyu Tuhan yang disampaikan melalui malaikat Jibril. Adapun masyarakat Babilonia, merupakan tokoh yang merepresentasikan negasi kebenaran sifat-sifat Tuhan karena mereka menafsirkan fenomena-fenomena yang terjadi tanpa disertai logika dan lebih mengikuti tradisi nenek moyang mereka.”","PeriodicalId":371122,"journal":{"name":"An-Nas","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-06-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"An-Nas","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.36840/annas.v5i1.390","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

“Artikel ini bertujuan untuk mengetahui konsep ketuhanan dalam kisah Nabi Ibrahim beserta kaumnya yang tertulis dalam al-Qur’an surah Al-Anbiya’. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan semiotika Charles Sanders Pierce dan teori ketuhanan menurut abu al-Hasan al-Asy’ari. Pierce dalam teorinya mengenalkan konsep triadik untuk menemukan makna tanda, yaitu representamen, object, dan interpretant (rheme, dicisign, argument)­. Adapun Teori ketuhanan menurut Abu al-Hasan al-Asy’ari sifat-sifat yang harus ada pada Tuhan adalah dua puluh sifat. Yang terbagi empat bagian diantaranyaan-nafsiyyatu, as-salbiyyatu, al-ma’āni, dan al-ma’nawiyyatu. Kedua pendekatan tersebut dilakukan untuk mengetahui makna tanda yang terkandung dalam ayat menurut perspektif semiotika Charles Sanders Pierce. Serta konsep ketuhanan di dalamnya jika dilihat dari teori ketuhanan menurut perspektif Abu al-Hasan al-Asy’ari. Hasil dari penelitian ini penulis menemukan konsep ketuhanan beserta negasinya yang terdapat pada kisah Nabi Ibrahim beserta kaumnya menurut prespektif Abu al-Hasan al-Asy’ari. Sedangkan  makna tanda dalam teori semiotika Pierce, Nabi Ibrahim merupakan tokoh yang merepresentasikan kebenaran sifat-sifat Tuhan karena Nabi Ibrahim selalu menafsirkan fenomena-fenomena yang terjadi dengan menggunakan logikanya juga dikuatkan dengan wahyu Tuhan yang disampaikan melalui malaikat Jibril. Adapun masyarakat Babilonia, merupakan tokoh yang merepresentasikan negasi kebenaran sifat-sifat Tuhan karena mereka menafsirkan fenomena-fenomena yang terjadi tanpa disertai logika dan lebih mengikuti tradisi nenek moyang mereka.”
这篇文章的目的是了解先知亚伯拉罕和他的同类在古兰经中所记载的神性的概念。该研究采用查尔斯•桑德斯(Charles Sanders)的三相方法和阿布•哈桑(abu al-Hasan)的神谕。皮尔斯在他的理论中引入了三概念来寻找符号的意义,即代表、对象和解释(rheme, dicisign,论证)。至于神性理论根据阿布·哈桑的字句不可分割的四个部分diantaranyaan-nafsiyyatu, as-salbiyyatu、al - ma 'āni和al - ma 'nawiyyatu。这两种方法都是通过查尔斯·桑德斯·皮尔斯(Charles Sanders Pierce)的符文法观点来确定经文中符号的意义。以及神性的概念如果从神性理论的角度来看本研究的结果显示,先知亚伯拉罕和他的同类对神性的概念和负面看法。虽然符象理论皮尔斯的符号的意义,先知易卜拉欣是上帝属性的真实代表,因为先知易卜拉欣总是用他的逻辑解释发生的现象,也加强了上帝通过天使盖伯瑞尔传达的启示。至于巴比伦社会,他们代表着上帝属性的真实性的否定,因为他们解释了那些没有逻辑和更遵循祖先传统而发生的现象。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信