{"title":"TUHAN DALAM PRESPEKTIF IBRAHIM DAN KAUMNYA: ANALISIS SEMIOTIKA DAN TEOLOGI","authors":"Khoirul Mustain, Chozainul Muna","doi":"10.36840/annas.v5i1.390","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"“Artikel ini bertujuan untuk mengetahui konsep ketuhanan dalam kisah Nabi Ibrahim beserta kaumnya yang tertulis dalam al-Qur’an surah Al-Anbiya’. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan semiotika Charles Sanders Pierce dan teori ketuhanan menurut abu al-Hasan al-Asy’ari. Pierce dalam teorinya mengenalkan konsep triadik untuk menemukan makna tanda, yaitu representamen, object, dan interpretant (rheme, dicisign, argument). Adapun Teori ketuhanan menurut Abu al-Hasan al-Asy’ari sifat-sifat yang harus ada pada Tuhan adalah dua puluh sifat. Yang terbagi empat bagian diantaranyaan-nafsiyyatu, as-salbiyyatu, al-ma’āni, dan al-ma’nawiyyatu. Kedua pendekatan tersebut dilakukan untuk mengetahui makna tanda yang terkandung dalam ayat menurut perspektif semiotika Charles Sanders Pierce. Serta konsep ketuhanan di dalamnya jika dilihat dari teori ketuhanan menurut perspektif Abu al-Hasan al-Asy’ari. Hasil dari penelitian ini penulis menemukan konsep ketuhanan beserta negasinya yang terdapat pada kisah Nabi Ibrahim beserta kaumnya menurut prespektif Abu al-Hasan al-Asy’ari. Sedangkan makna tanda dalam teori semiotika Pierce, Nabi Ibrahim merupakan tokoh yang merepresentasikan kebenaran sifat-sifat Tuhan karena Nabi Ibrahim selalu menafsirkan fenomena-fenomena yang terjadi dengan menggunakan logikanya juga dikuatkan dengan wahyu Tuhan yang disampaikan melalui malaikat Jibril. Adapun masyarakat Babilonia, merupakan tokoh yang merepresentasikan negasi kebenaran sifat-sifat Tuhan karena mereka menafsirkan fenomena-fenomena yang terjadi tanpa disertai logika dan lebih mengikuti tradisi nenek moyang mereka.”","PeriodicalId":371122,"journal":{"name":"An-Nas","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-06-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"An-Nas","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.36840/annas.v5i1.390","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
“Artikel ini bertujuan untuk mengetahui konsep ketuhanan dalam kisah Nabi Ibrahim beserta kaumnya yang tertulis dalam al-Qur’an surah Al-Anbiya’. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan semiotika Charles Sanders Pierce dan teori ketuhanan menurut abu al-Hasan al-Asy’ari. Pierce dalam teorinya mengenalkan konsep triadik untuk menemukan makna tanda, yaitu representamen, object, dan interpretant (rheme, dicisign, argument). Adapun Teori ketuhanan menurut Abu al-Hasan al-Asy’ari sifat-sifat yang harus ada pada Tuhan adalah dua puluh sifat. Yang terbagi empat bagian diantaranyaan-nafsiyyatu, as-salbiyyatu, al-ma’āni, dan al-ma’nawiyyatu. Kedua pendekatan tersebut dilakukan untuk mengetahui makna tanda yang terkandung dalam ayat menurut perspektif semiotika Charles Sanders Pierce. Serta konsep ketuhanan di dalamnya jika dilihat dari teori ketuhanan menurut perspektif Abu al-Hasan al-Asy’ari. Hasil dari penelitian ini penulis menemukan konsep ketuhanan beserta negasinya yang terdapat pada kisah Nabi Ibrahim beserta kaumnya menurut prespektif Abu al-Hasan al-Asy’ari. Sedangkan makna tanda dalam teori semiotika Pierce, Nabi Ibrahim merupakan tokoh yang merepresentasikan kebenaran sifat-sifat Tuhan karena Nabi Ibrahim selalu menafsirkan fenomena-fenomena yang terjadi dengan menggunakan logikanya juga dikuatkan dengan wahyu Tuhan yang disampaikan melalui malaikat Jibril. Adapun masyarakat Babilonia, merupakan tokoh yang merepresentasikan negasi kebenaran sifat-sifat Tuhan karena mereka menafsirkan fenomena-fenomena yang terjadi tanpa disertai logika dan lebih mengikuti tradisi nenek moyang mereka.”