{"title":"A Representasi Kemiskinan Absolut Tokoh Utama Dalam Novel La Muli Karya Nunuk Y Kusmiana","authors":"Talitha Lulu Kharisma, Sugiarti Sugiarti","doi":"10.36706/logat.v9i1.293","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan bentuk kemiskinan absolut tokoh utama dalam novel La Muli karya Nunuk Y Kusmiana. Dalam penelitian ini menggunakan konsep kemiskinan untuk menganalisa bentuk-bentuk kemiskinan absolut. Pendekatan pada penelitian ini adalah sosiologi sastra yang berfokus pada refleksi masalah kehidupan sosial masyarakat dalam novel La Muli. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif dengan bentuk deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik baca catat. Teknik baca catat dilakukan dengan membaca novel La Muli karya Nunuk Y Kusmiana secara berulang-ulang untuk menelusuri peristiwa yang terjadi sebagai data penelitian dan digunakan untuk menganalisis. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif. Adapun analisis data dilakukan dengan mengklasifikasikan data, mengkategorikan data serta menemukan persoalan penting terkait dengan bentuk kemiskinan absolut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam novel La Muli karya Nunuk Y Kusmiana terdapat beberapa bentuk kemiskinan absolut yaitu Pertama, tokoh utama La Muli mengalami kemiskinan absolut yaitu dengan tidak terpenuhinya kebutuhan pangan yang layak. Kedua, tokoh La Muli beserta warga sekitar tidak memiliki kamar mandi secara pribadi dan lebih memanfaatkan sumur sebagai tempat mandi dan digunakan untuk minum. Ketiga, La Muli yang dipilih menjadi ketua RT tidak mendapatkan upah, tetapi harus mengeluarkan uang pribadinya untuk menghadapi permasalahan darurat warganya. Keempat, La Muli sebagai nelayan tidak memiliki penghasilan tetap dan tidak dapat membeli alat untuk berlayar yang baru untuk mendapatkan hasil tangkapan yang lebih baik karena harga alat tersebut yang mahal. \n \n ","PeriodicalId":233473,"journal":{"name":"Logat: Jurnal Bahasa Indonesia dan Pembelajaran","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Logat: Jurnal Bahasa Indonesia dan Pembelajaran","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.36706/logat.v9i1.293","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan bentuk kemiskinan absolut tokoh utama dalam novel La Muli karya Nunuk Y Kusmiana. Dalam penelitian ini menggunakan konsep kemiskinan untuk menganalisa bentuk-bentuk kemiskinan absolut. Pendekatan pada penelitian ini adalah sosiologi sastra yang berfokus pada refleksi masalah kehidupan sosial masyarakat dalam novel La Muli. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif dengan bentuk deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik baca catat. Teknik baca catat dilakukan dengan membaca novel La Muli karya Nunuk Y Kusmiana secara berulang-ulang untuk menelusuri peristiwa yang terjadi sebagai data penelitian dan digunakan untuk menganalisis. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif. Adapun analisis data dilakukan dengan mengklasifikasikan data, mengkategorikan data serta menemukan persoalan penting terkait dengan bentuk kemiskinan absolut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam novel La Muli karya Nunuk Y Kusmiana terdapat beberapa bentuk kemiskinan absolut yaitu Pertama, tokoh utama La Muli mengalami kemiskinan absolut yaitu dengan tidak terpenuhinya kebutuhan pangan yang layak. Kedua, tokoh La Muli beserta warga sekitar tidak memiliki kamar mandi secara pribadi dan lebih memanfaatkan sumur sebagai tempat mandi dan digunakan untuk minum. Ketiga, La Muli yang dipilih menjadi ketua RT tidak mendapatkan upah, tetapi harus mengeluarkan uang pribadinya untuk menghadapi permasalahan darurat warganya. Keempat, La Muli sebagai nelayan tidak memiliki penghasilan tetap dan tidak dapat membeli alat untuk berlayar yang baru untuk mendapatkan hasil tangkapan yang lebih baik karena harga alat tersebut yang mahal.