Fauzan Ahdi Widyaputra, Evi Novianti, Iriana Bakti
{"title":"Citra Kampung Adat Cireundeu pada Ritual Suraan","authors":"Fauzan Ahdi Widyaputra, Evi Novianti, Iriana Bakti","doi":"10.24198/prh.v3i2.14953","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Cireundeu merupakan salah satu kampung adat di Jawa Barat yang sampai saat ini masih memelihara tradisi kearifan lokal berupa ritual Suraan yang diselenggarakan setiap tahun. Melalui tradisi ini, Cireundeu berusaha mempertahankan citra sebagai Kampung Adat yang masih mempertahankan tradisi peninggalan jaman dahulu ditengah modernisasi ritual ini pada dasarnya merupakan kegiatan komunikasi yang sarat dengan simbol yang mengandung makna. Studi ini bertujuan untukmenjelaskan tentang aktivitas komunikasi yang dilakukan masyarakat Kampung Adat Cireundeu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, dengan sifat datanya kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi parsitipasif, wawancara dengan informan yang menjadi pelaku ritual, dan studi kepustakaan yangrelevan dengan masalah yang diteliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ritual upacara Satu Sura ini merupakan manifestasi dari rasa syukur masyarakat adat Cireundeu atas keberkahan yang diberikan Sang Pencipta, dan menjadi alat kontrol dalam tindakan atau pergaulan antar sesama manusia.Perilaku komunikasi yang terlihat pada aktivitas ritual Suraan initermasuk pada perilaku terbuka, karena semua orang diperkenankan untuk terlibat di alamnya untuk mengekspresikan perasaannya, sehingga masyarakat Kampung Adat Cireundeu merespon stimulus dalam hal ini rangkaian ritual dengan bentuk tindakan dan praktek (practice), sehingga masyarakat akan melakukan komunikasi sesuai dengan kebutuhannya. Citra yang terbangun pada Kampung Adat Cireundeu adalah kampung yang masih memelihara kearifan lokal di tengah modernisasi.","PeriodicalId":448223,"journal":{"name":"PRofesi Humas Jurnal Ilmiah Ilmu Hubungan Masyarakat","volume":"01 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-02-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"PRofesi Humas Jurnal Ilmiah Ilmu Hubungan Masyarakat","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24198/prh.v3i2.14953","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Cireundeu merupakan salah satu kampung adat di Jawa Barat yang sampai saat ini masih memelihara tradisi kearifan lokal berupa ritual Suraan yang diselenggarakan setiap tahun. Melalui tradisi ini, Cireundeu berusaha mempertahankan citra sebagai Kampung Adat yang masih mempertahankan tradisi peninggalan jaman dahulu ditengah modernisasi ritual ini pada dasarnya merupakan kegiatan komunikasi yang sarat dengan simbol yang mengandung makna. Studi ini bertujuan untukmenjelaskan tentang aktivitas komunikasi yang dilakukan masyarakat Kampung Adat Cireundeu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, dengan sifat datanya kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi parsitipasif, wawancara dengan informan yang menjadi pelaku ritual, dan studi kepustakaan yangrelevan dengan masalah yang diteliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ritual upacara Satu Sura ini merupakan manifestasi dari rasa syukur masyarakat adat Cireundeu atas keberkahan yang diberikan Sang Pencipta, dan menjadi alat kontrol dalam tindakan atau pergaulan antar sesama manusia.Perilaku komunikasi yang terlihat pada aktivitas ritual Suraan initermasuk pada perilaku terbuka, karena semua orang diperkenankan untuk terlibat di alamnya untuk mengekspresikan perasaannya, sehingga masyarakat Kampung Adat Cireundeu merespon stimulus dalam hal ini rangkaian ritual dengan bentuk tindakan dan praktek (practice), sehingga masyarakat akan melakukan komunikasi sesuai dengan kebutuhannya. Citra yang terbangun pada Kampung Adat Cireundeu adalah kampung yang masih memelihara kearifan lokal di tengah modernisasi.