{"title":"a Manajemen Peningkatan Mutu Tenaga Pendidik Pada Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Farih Kabupaten Bima","authors":"Fiki Kusuma Weranata Putra, Narimah, Haerul","doi":"10.51518/lentera.v5i1.81","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini untuk mengetahui : Manajemen pendidik dan tenaga kependidikan SDIT Al-Farih Kabupaten Bima, hambatan dalam pelaksanaan manajemen pendidik dan tenaga kependidikan di SDIT Al-Farih Kabupaten Bima, solusi dalam mengatasi hambatan dari permasalahan tentang konflik yang terjadi di antara tenaga pendidik. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian dilakukan di Sekolah SDIT Al-Farih Kabupaten Bima. Subyek penelitian ini adalah Kepala Sekolah di SDIT Al-Farih Kabupaten Bima. Sedangkan informan: guru dan Tenaga Administrasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi. Teknik yang digunakan untuk pemeriksaan keabsahan data adalah triangulasi dengan sumber dan metode yang dikumpulkan di tempat dan situasi yang berbeda dengan data. Teknik analisis data menggunakan metode interaktif meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini : Manajemen tenaga pendidik di SDIT Al-Farih Kabupaten Bima meliputi rekrutmen, seleksi, penempatan, orientasi, pembinaan dan pelatihan, mutasi serta pemberhentian. Pembinaan dan pelatihan merupakan fokus utama dalam manajemen tenaga pendidik. Pembinaan dilakukan secara rutin dan berkala dengan tujuan untuk memperkecil konflik yang mungkin terjadi di lingkungan sekolah. Sedangkan pelatihan disesuaikan dengan kebutuhan tenaga pendidik, dengan tujuan meningkatkan kualitas tenaga pendidik. Hambatan dalam pelaksanaan pembinaan tenaga pendidik berupa tidak tersedianya ruang yang memadai, rutinitas pembinaan yang tidak inovatif menimbulkan kejenuhan dan pelaksaanaan pembinaan belajar diluar kota selama satu bulan menimbulkan persoalan pada tenaga pendidik perempuan. Solusinya 1) yayasan menjalin hubungan baik dengan guru agar tidak terjadi kesalapahaman antar guru dan pihak yayasan 2) meminimalisir kebijakan yang begitu ketat sehingga para guru merasa nyaman berada dalam lingkungan kerja. \n ","PeriodicalId":134400,"journal":{"name":"Jurnal LENTERA: Jurnal Studi Pendidikan","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-01-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal LENTERA: Jurnal Studi Pendidikan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.51518/lentera.v5i1.81","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui : Manajemen pendidik dan tenaga kependidikan SDIT Al-Farih Kabupaten Bima, hambatan dalam pelaksanaan manajemen pendidik dan tenaga kependidikan di SDIT Al-Farih Kabupaten Bima, solusi dalam mengatasi hambatan dari permasalahan tentang konflik yang terjadi di antara tenaga pendidik. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian dilakukan di Sekolah SDIT Al-Farih Kabupaten Bima. Subyek penelitian ini adalah Kepala Sekolah di SDIT Al-Farih Kabupaten Bima. Sedangkan informan: guru dan Tenaga Administrasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi. Teknik yang digunakan untuk pemeriksaan keabsahan data adalah triangulasi dengan sumber dan metode yang dikumpulkan di tempat dan situasi yang berbeda dengan data. Teknik analisis data menggunakan metode interaktif meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini : Manajemen tenaga pendidik di SDIT Al-Farih Kabupaten Bima meliputi rekrutmen, seleksi, penempatan, orientasi, pembinaan dan pelatihan, mutasi serta pemberhentian. Pembinaan dan pelatihan merupakan fokus utama dalam manajemen tenaga pendidik. Pembinaan dilakukan secara rutin dan berkala dengan tujuan untuk memperkecil konflik yang mungkin terjadi di lingkungan sekolah. Sedangkan pelatihan disesuaikan dengan kebutuhan tenaga pendidik, dengan tujuan meningkatkan kualitas tenaga pendidik. Hambatan dalam pelaksanaan pembinaan tenaga pendidik berupa tidak tersedianya ruang yang memadai, rutinitas pembinaan yang tidak inovatif menimbulkan kejenuhan dan pelaksaanaan pembinaan belajar diluar kota selama satu bulan menimbulkan persoalan pada tenaga pendidik perempuan. Solusinya 1) yayasan menjalin hubungan baik dengan guru agar tidak terjadi kesalapahaman antar guru dan pihak yayasan 2) meminimalisir kebijakan yang begitu ketat sehingga para guru merasa nyaman berada dalam lingkungan kerja.