{"title":"SEJARAH KAMPUNG PONDOL DAN KOMUNITAS EKSIL MUSLIM DI KOTA MANADO","authors":"R. A. C. Kembuan","doi":"10.30984/AJIP.V5I2.1370","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract: This research discusses the process of forming and developing of Pondol village in Manado as a location for exile along with the Dutch colonial government policy that placed exiles who came from several sultanates in Java in the Manado Residency during the 19th century. The discussion includes, first, the background of the exile of the Javanese aristocrats in Manado. Second, the process of establishing Pondol as a location for exile and its development during the XIX century, and third, the adaptations made by the exiles to adjust to their exile and the impact of their arrival on the Manado-Minahasa community. The historical method is used in this research, using colonial archives from the XIX century which are stored in the National Archives of the Republic of Indonesia, and local sources, especially manuscripts stored by their descendants in Manado and Java. The findings in this study are; Kampung Pondol was formed due to the isolation of Kanjeng Ratu Sekar Kedaton and Pangeran Suryeng Ingalaga and some of his followers originated from political intrigue that occurred in the Sultanate of Yogyakarta. Second, the reason why Kampung Pondol was chosen as the new location for exile by the Dutch colonial government for Javanese royal officials was different from the exile of other figures in Tondano and Tomohon. Third, the form of adaptation carried out by the exiles in Kampung Pondol Manado was marriage with women from Manado and relationships with Dutch people who lived around them.Keywords : Exile, Javanese Noble, Pondol Village, Adaptation. Abstrak: Penelitian ini membahas tentang proses terbentuk dan perkembangan kampung Pondol di Manado sebagai lokasi pengasingan seiring dengan kebijakan pemerintah kolonial Belanda yang menempatkan para eksil yang berasal dari beberapa kesultanan di Jawa di Karesidenan Manado pada sepanjang abad 19. Pembahasannya meliputi; Pertama, Latar belakang pengasingan para bangsawan Jawa di Manado. Kedua, proses terbentuknya Pondol sebagai lokasi pengasingan dan perkembangannya selama abad XIX, dan Ketiga, adaptasi yang dilakukan para eksil untuk menyesuaikan diri di pengasingan serta dampak kedatangan mereka pada masyarakat Manado-Minahasa. Metode sejarah dipergunakan dalam penelitian ini, dengan mempergunakan sumber Arsip Kolonial kurun waktu abad ke XIX yang tersimpan di Arsip Nasional Republik Indonesia, dan sumber lokal terutama manuskrip yang tersimpan oleh keturunannya di Manado dan Jawa. Temuan dalam penelitian ini adalah; Kampung Pondol terbentuk karena Pengasingan Kanjeng Ratu Sekar Kedaton dan Pangeran Suryeng ingalaga dan beberapa pengikutnya berawal dari intrik politik yang terjadi di Kesultanan Yogyakarta. Kedua, alasan Kampung Pondol dipilih sebagai lokasi baru pengasingan Pemerintah Kolonial Belanda bagi pembesar kerajaan Jawa yang berbeda lokasi dengan pengasingan tokoh-tokoh lainnya di Tondano dan Tomohon. Ketiga, bentuk adaptasi yang dilakukan oleh para eksil di Kampung Pondol Manado dilakukan pernikahan dengan wanita dari Manado dan relasi dengan orang-orang Belanda yang tinggal disekeliling mereka.Kata Kunci : Eksil, Bangsawan Jawa, Kampung Pondol, Adaptasi.","PeriodicalId":423995,"journal":{"name":"Aqlam: Journal of Islam and Plurality","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-12-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Aqlam: Journal of Islam and Plurality","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.30984/AJIP.V5I2.1370","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Abstract: This research discusses the process of forming and developing of Pondol village in Manado as a location for exile along with the Dutch colonial government policy that placed exiles who came from several sultanates in Java in the Manado Residency during the 19th century. The discussion includes, first, the background of the exile of the Javanese aristocrats in Manado. Second, the process of establishing Pondol as a location for exile and its development during the XIX century, and third, the adaptations made by the exiles to adjust to their exile and the impact of their arrival on the Manado-Minahasa community. The historical method is used in this research, using colonial archives from the XIX century which are stored in the National Archives of the Republic of Indonesia, and local sources, especially manuscripts stored by their descendants in Manado and Java. The findings in this study are; Kampung Pondol was formed due to the isolation of Kanjeng Ratu Sekar Kedaton and Pangeran Suryeng Ingalaga and some of his followers originated from political intrigue that occurred in the Sultanate of Yogyakarta. Second, the reason why Kampung Pondol was chosen as the new location for exile by the Dutch colonial government for Javanese royal officials was different from the exile of other figures in Tondano and Tomohon. Third, the form of adaptation carried out by the exiles in Kampung Pondol Manado was marriage with women from Manado and relationships with Dutch people who lived around them.Keywords : Exile, Javanese Noble, Pondol Village, Adaptation. Abstrak: Penelitian ini membahas tentang proses terbentuk dan perkembangan kampung Pondol di Manado sebagai lokasi pengasingan seiring dengan kebijakan pemerintah kolonial Belanda yang menempatkan para eksil yang berasal dari beberapa kesultanan di Jawa di Karesidenan Manado pada sepanjang abad 19. Pembahasannya meliputi; Pertama, Latar belakang pengasingan para bangsawan Jawa di Manado. Kedua, proses terbentuknya Pondol sebagai lokasi pengasingan dan perkembangannya selama abad XIX, dan Ketiga, adaptasi yang dilakukan para eksil untuk menyesuaikan diri di pengasingan serta dampak kedatangan mereka pada masyarakat Manado-Minahasa. Metode sejarah dipergunakan dalam penelitian ini, dengan mempergunakan sumber Arsip Kolonial kurun waktu abad ke XIX yang tersimpan di Arsip Nasional Republik Indonesia, dan sumber lokal terutama manuskrip yang tersimpan oleh keturunannya di Manado dan Jawa. Temuan dalam penelitian ini adalah; Kampung Pondol terbentuk karena Pengasingan Kanjeng Ratu Sekar Kedaton dan Pangeran Suryeng ingalaga dan beberapa pengikutnya berawal dari intrik politik yang terjadi di Kesultanan Yogyakarta. Kedua, alasan Kampung Pondol dipilih sebagai lokasi baru pengasingan Pemerintah Kolonial Belanda bagi pembesar kerajaan Jawa yang berbeda lokasi dengan pengasingan tokoh-tokoh lainnya di Tondano dan Tomohon. Ketiga, bentuk adaptasi yang dilakukan oleh para eksil di Kampung Pondol Manado dilakukan pernikahan dengan wanita dari Manado dan relasi dengan orang-orang Belanda yang tinggal disekeliling mereka.Kata Kunci : Eksil, Bangsawan Jawa, Kampung Pondol, Adaptasi.
摘要:本研究探讨了19世纪荷兰殖民政府将来自爪哇几个苏丹国的流亡者安置在万鸦老居留地的政策下,万鸦老Pondol村作为流亡者聚居地的形成和发展过程。首先,讨论了爪哇贵族在万鸦老流亡的背景。第二,将本都建立为流亡地的过程及其在19世纪的发展,第三,流亡者为适应他们的流亡所做的适应以及他们的到来对马纳多-米纳哈萨社区的影响。本研究采用了历史方法,使用了保存在印度尼西亚共和国国家档案馆的19世纪殖民档案,以及当地资料,特别是他们在万鸦老和爪哇的后代保存的手稿。本研究的发现是;甘榜本都是由于甘正拉图塞卡尔克达顿和潘杰兰苏里英因加拉加的孤立而形成的,他的一些追随者源于日惹苏丹国发生的政治阴谋。其次,荷兰殖民政府选择甘榜本都作为爪哇王室官员流亡的新地点,与东达诺和土摩雄其他人物的流亡不同。第三,甘榜本都岛的流亡者进行的适应形式是与万鸦老的妇女结婚,并与居住在他们周围的荷兰人建立关系。关键词:流亡,爪哇贵族,蓬都村,适应摘要:Penelitian ini(印尼)成员在19日发表了一篇文章:terbentuk dan perkembangan kampung Pondol di Manado sebagai lokasi pengasingan和seiring dengan kebijakan peremerintah kolial Belanda yang menempatkan para eksil yang berasal dari beberapa kesultanan di Jawa di Karesidenan Manado padsepanjang abad。Pembahasannya meliputi;Pertama, Latar belakang pengasingan和para bangsawan Jawa di Manado。Kedua, proses terbentuknya Pondol sebagai lokasi pengasingan an perkembangannya selama abad, danketiga, adaptasi yang dilakukan para eksil untuk menyesuaikan diri di pengasingan and serta dampak kedatangan mereka padasyarakat Manado-Minahasa。Metode sejarah dipergunakan dalam penelitian ini, dengan成员pergunakan sumer Arsip Kolonial kurun waktu abad ke XIX yang tersimpan di Arsip印度尼西亚国家共和国,dan sumber地方terutama manuskrip yang tersimpan oleh keturunannya di Manado dan爪哇。亚大拉;Kampung Pondol terbentuk karena Pengasingan Kanjeng Ratu Sekar Kedaton dan Pangeran Suryeng ingalaga dan beberapa pengikutnya berawal dari intrik politik yang terjadi di Kesultanan日惹。这是我的祖国,我的祖国,我的祖国,我的祖国,我的祖国,我的祖国,我的祖国,我的祖国。Ketiga, bentuk adaptasi yang dilakukan oleh para eksil di Kampung Pondol Manado dilakukan pernikahan dengan wanita dari Manado dan relasi dengan orange -orang Belanda yang tinggal disekeliling mereka。Kata Kunci: Eksil, Bangsawan Jawa, Kampung Pondol, Adaptasi。