Hoerul Umam, M. Y. Wibisono, Dadang Kahmad, Asep Saeful Muhtadi
{"title":"Strategi rebranding hubungan masyarakat LAZISNU pada upaya pengentasan kemiskinan di Jawa Barat","authors":"Hoerul Umam, M. Y. Wibisono, Dadang Kahmad, Asep Saeful Muhtadi","doi":"10.24198/prh.v6i2.35288","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kemiskinan masih menjadi masalah di Indonesia. Sementara itu, pengelolaan zakat dapat menjadi kekuatan masyarakat untuk pengentasan kemiskinan di negeri berpenduduk mayoritas Islam ini. Di Indonesia sendiri memang sudah ada beberapa badan atau organisasi yang bertanggungjawab dalam mengumpulkan dan mengelola zakat salah satunya adalah lembaga zakat milik Nahdlatul Ulama. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis implementasi program pengentasan kemiskinan di Jawa Barat melalui zakat yang dilakukan oleh lembaga filantropi Islam LAZISNU (Lembaga Zakat Infaq Sodaqoh Nahdlatul Ulama). Sumber data penelitian ini adalah tokoh-tokoh yang dianggap penting dari NU-Care LAZISNU Jawa Barat. Kepada mereka dan kantor mereka diadakan pengamatan, wawancara, dan pengumpulan dokumen sebagai langkah-langkah pengumpulan data. Data kemudian dianalisis dengan model interaktif dari Miles dan Huberman, yaitu dengan cara pereduksian, penyajian, dan penyimpulan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum lahirnya LAZISNU, filantropi NU (Nahdlatul Ulama) awalnya terpusat pada peran kiai dan pesantren sehingga tidak bisa dilepaskan dari praktik wakaf yang berasal dari keluarga kiai maupun bantuan dari masyarakat sekitar baik dalam bentuk zakat, infaq, maupun sedekah. Namun demikian, masyarakat belum terbiasa dengan perilaku filantropi tersebut dari segi kelembagaan. Masyarakat selama ini lebih percaya pada perorangan untuk menitipkan dermanya. Di sinilah perlunya upaya-upaya pengembangan program filantropi menjadi sebuah perilaku yang memasyarakat. Kajian ini memperlihatkan upaya-upaya tersebut di lingkungan Nahdlatul Ulama Jawa Barat dengan cara melakukan rebranding pada lembaga zakat, infaq, dan sedekahnya.","PeriodicalId":448223,"journal":{"name":"PRofesi Humas Jurnal Ilmiah Ilmu Hubungan Masyarakat","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-02-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"PRofesi Humas Jurnal Ilmiah Ilmu Hubungan Masyarakat","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24198/prh.v6i2.35288","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Kemiskinan masih menjadi masalah di Indonesia. Sementara itu, pengelolaan zakat dapat menjadi kekuatan masyarakat untuk pengentasan kemiskinan di negeri berpenduduk mayoritas Islam ini. Di Indonesia sendiri memang sudah ada beberapa badan atau organisasi yang bertanggungjawab dalam mengumpulkan dan mengelola zakat salah satunya adalah lembaga zakat milik Nahdlatul Ulama. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis implementasi program pengentasan kemiskinan di Jawa Barat melalui zakat yang dilakukan oleh lembaga filantropi Islam LAZISNU (Lembaga Zakat Infaq Sodaqoh Nahdlatul Ulama). Sumber data penelitian ini adalah tokoh-tokoh yang dianggap penting dari NU-Care LAZISNU Jawa Barat. Kepada mereka dan kantor mereka diadakan pengamatan, wawancara, dan pengumpulan dokumen sebagai langkah-langkah pengumpulan data. Data kemudian dianalisis dengan model interaktif dari Miles dan Huberman, yaitu dengan cara pereduksian, penyajian, dan penyimpulan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum lahirnya LAZISNU, filantropi NU (Nahdlatul Ulama) awalnya terpusat pada peran kiai dan pesantren sehingga tidak bisa dilepaskan dari praktik wakaf yang berasal dari keluarga kiai maupun bantuan dari masyarakat sekitar baik dalam bentuk zakat, infaq, maupun sedekah. Namun demikian, masyarakat belum terbiasa dengan perilaku filantropi tersebut dari segi kelembagaan. Masyarakat selama ini lebih percaya pada perorangan untuk menitipkan dermanya. Di sinilah perlunya upaya-upaya pengembangan program filantropi menjadi sebuah perilaku yang memasyarakat. Kajian ini memperlihatkan upaya-upaya tersebut di lingkungan Nahdlatul Ulama Jawa Barat dengan cara melakukan rebranding pada lembaga zakat, infaq, dan sedekahnya.