R. Deussom, E. Rottach, Ciptasari Prabawanti, Edhie Rahmat, Tetty Rachmawati, Nanda Sirajulmunir
{"title":"Health Workforce Assessment in Jakarta for Effective HIV Policy Implementation: Challenges and Opportunities toward Epidemic Control","authors":"R. Deussom, E. Rottach, Ciptasari Prabawanti, Edhie Rahmat, Tetty Rachmawati, Nanda Sirajulmunir","doi":"10.7454/EKI.V3I2.2790","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract Strategic efforts are needed in Indonesia to implement the recently released human immunodeficiency virus (HIV) Test and Treat policy which promotes increased treatment uptake, known to have important economic benefits. Of Indonesia’s estimated 631,635 people living with HIV (PLHIV) in 2018, only 12% are on treatment. The USAID- and PEPFAR-funded Human Resources for Health in 2030 (HRH2030) Program undertook policy analysis and assessed the available health workforce and service delivery at select sites in Jakarta to identify and anticipate Test and Treat implementation gaps. A mixed methods concurrent triangulation design was used, including policy analysis, key informant interviews, and site-level tools to capture workforce availability, skills, quality, and performance. Results indicate priorities to: define and implement HIV standards of practice for the Test and Treat policy; improve relevance and coordination of pre-service and in-service training programs; and support managers to optimize task and workforce allocation, including allocating lower-skilled workers to routine testing. Additional site-level data are needed from rural and remote sites in Indonesia, where fewer health workers are distributed. Efficiencies can help sustain HIV programs and contribute to epidemic control.Abstrak Upaya strategis dibutuhkan Indonesia untuk implementasi kebijakan Pemeriksaan dan Pengobatan (Test and Treat) HIV, seperti yang diterbitkan oleh USAID dan PEPFAR. Kebijakan ini mendorong peningkatan cakupan pengobatan yangd diyakini penting secara ekonomi. Diperkirakan pada tahun 2018 terdapat 631,635 ODHA di Indonesia dan hanya 12% yang menjalani pengobatan. Program HRH2030 yang didanai oleh USAID dan PEPFAR melakukan analisis kebijakan dan penilaian ketersediaan tenaga kesehatan dan pelayanan HIV di beberapa unit layanan di Jakarta, untuk mengidentifikasi dan mengantisipasi kesenjangan implementasi kebijakan. Kajian menggunakan metode campuran dengan melakukan analisis kebijakan, wawancara informan kunci, dan serangkaian alat asesmen tingkat unit layanan untuk menangkap informasi terkait ketersediaan, keterampilan, kualitas, dan kinerja tenaga kesehatan. Hasil kajian ini memprioritaskan adanya penetapan dan penerapan standar praktik layanan HIV yang sesuai dengan kebijakan Pemeriksaan dan Pengobatan. Peningkatan koordinasi program pendidikan pra-layanan dan pelatihan dalam jabatan dan dukungan kepada manajer unit layanan untuk mengoptimalkan alokasi tugas dan tenaga kesehatan menjadi hal yang penting. Pendekatan ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi layanan dan keberlanjutan program HIV. Data dan informasi tingkat unit layanan dibutuhkan, khususnya dari wilayah pedesaan dan terpencil. ","PeriodicalId":427313,"journal":{"name":"Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-06-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"8","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.7454/EKI.V3I2.2790","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 8
Abstract
Abstract Strategic efforts are needed in Indonesia to implement the recently released human immunodeficiency virus (HIV) Test and Treat policy which promotes increased treatment uptake, known to have important economic benefits. Of Indonesia’s estimated 631,635 people living with HIV (PLHIV) in 2018, only 12% are on treatment. The USAID- and PEPFAR-funded Human Resources for Health in 2030 (HRH2030) Program undertook policy analysis and assessed the available health workforce and service delivery at select sites in Jakarta to identify and anticipate Test and Treat implementation gaps. A mixed methods concurrent triangulation design was used, including policy analysis, key informant interviews, and site-level tools to capture workforce availability, skills, quality, and performance. Results indicate priorities to: define and implement HIV standards of practice for the Test and Treat policy; improve relevance and coordination of pre-service and in-service training programs; and support managers to optimize task and workforce allocation, including allocating lower-skilled workers to routine testing. Additional site-level data are needed from rural and remote sites in Indonesia, where fewer health workers are distributed. Efficiencies can help sustain HIV programs and contribute to epidemic control.Abstrak Upaya strategis dibutuhkan Indonesia untuk implementasi kebijakan Pemeriksaan dan Pengobatan (Test and Treat) HIV, seperti yang diterbitkan oleh USAID dan PEPFAR. Kebijakan ini mendorong peningkatan cakupan pengobatan yangd diyakini penting secara ekonomi. Diperkirakan pada tahun 2018 terdapat 631,635 ODHA di Indonesia dan hanya 12% yang menjalani pengobatan. Program HRH2030 yang didanai oleh USAID dan PEPFAR melakukan analisis kebijakan dan penilaian ketersediaan tenaga kesehatan dan pelayanan HIV di beberapa unit layanan di Jakarta, untuk mengidentifikasi dan mengantisipasi kesenjangan implementasi kebijakan. Kajian menggunakan metode campuran dengan melakukan analisis kebijakan, wawancara informan kunci, dan serangkaian alat asesmen tingkat unit layanan untuk menangkap informasi terkait ketersediaan, keterampilan, kualitas, dan kinerja tenaga kesehatan. Hasil kajian ini memprioritaskan adanya penetapan dan penerapan standar praktik layanan HIV yang sesuai dengan kebijakan Pemeriksaan dan Pengobatan. Peningkatan koordinasi program pendidikan pra-layanan dan pelatihan dalam jabatan dan dukungan kepada manajer unit layanan untuk mengoptimalkan alokasi tugas dan tenaga kesehatan menjadi hal yang penting. Pendekatan ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi layanan dan keberlanjutan program HIV. Data dan informasi tingkat unit layanan dibutuhkan, khususnya dari wilayah pedesaan dan terpencil.
印度尼西亚需要战略性努力来实施最近发布的人类免疫缺陷病毒(HIV)检测和治疗政策,该政策促进了治疗的增加,已知具有重要的经济效益。2018年,印度尼西亚估计有631635名艾滋病毒感染者,其中只有12%在接受治疗。由美国国际开发署和总统防治艾滋病紧急救援计划资助的“2030年卫生人力资源项目”(HRH2030)进行了政策分析,并评估了雅加达选定地点现有的卫生人力和服务提供情况,以确定和预测“测试和治疗”在实施方面的差距。使用了混合方法并发三角测量设计,包括政策分析、关键信息访谈和现场级工具,以捕获劳动力可用性、技能、质量和性能。结果表明:确定和实施检测和治疗政策的艾滋病毒实践标准;改善职前和在职培训计划的相关性和协调性;并支持管理人员优化任务和劳动力分配,包括分配低技能工人进行常规测试。需要来自印度尼西亚农村和偏远地区的额外场址级数据,这些地方的卫生工作者较少。效率可以帮助维持艾滋病毒项目并有助于流行病控制。【摘要】印尼艾滋病检测与治疗战略的实施(kebijakan Pemeriksaan dan Pengobatan),与美国国际开发署(USAID)的艾滋病紧急救援计划(PEPFAR)有关。Kebijakan ini mendorong peningkatan cakupan pengobatan yangd diyakini pening经济。Diperkirakan pada tahun 2018 terdapat 631,635 ODHA di Indonesia dan hanya 12% yang menjalani pengobatan。项目HRH2030 yang didanai oleh美国国际开发署和总统防治艾滋病紧急救援计划melakukan分析kebijakan印度尼西亚印度尼西亚印度尼西亚印度尼西亚印度尼西亚印度尼西亚印度尼西亚印度尼西亚印度尼西亚印度尼西亚印度尼西亚印度尼西亚印度尼西亚印度尼西亚印度尼西亚印度尼西亚印度尼西亚印度尼西亚印度尼西亚,印度尼西亚印度尼西亚印度尼西亚。Kajian menggunakan memede campuran dengan melakukan分析kebijakan, wawanara informan kunci, danserangkaian alasasingingkat单位layanan untuk menangkapinformasi terkait ketersediaan, keterampilan, kualitas, dankinerja tenaga kesehatan。Hasil kajian - i memprioritaskan adanya penetapan an penetapan anan Pengobatan,日本标准的praktik layanan HIV yang sesuai dengan kebijakan peneriksaan an Pengobatan。Peningkatan koordinasi程序pendidikan pra-layanan dan pelatihan dalam jabatan dan dukungan kepada经理单位layanan untuk mengoptimalkan alokasi tugas dan tenaga kesehatan menjadi hal yang penting。艾滋病毒防治计划。数据和信息为单位layanan dibutuhkan, khususnya dari wilayah pedesaan和dan terpencil。