FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS SANGKALI KOTA TASIKMALAYA PADA MASA PANDEMI COVID-19 TAHUN 2021
{"title":"FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS SANGKALI KOTA TASIKMALAYA PADA MASA PANDEMI COVID-19 TAHUN 2021","authors":"Suryaningsih Suryaningsih, Mamlukah Mamlukah, Dwi Nastiti Iswarawanti, Rossi Suparman","doi":"10.34305/jikbh.v13i02.556","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kejadian stunting pada balita merupakan masalah yang dialami hampir di setiap negara. Prevalensi stunting di Indonesia belum mengalami banyak perubahan, pada tahun 2018 masih berada pada 36,8%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sangkali Kota Tasikmalaya Tahun 2021. \nPenelitian ini menggunakan metode analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Sebanyak 297 responden diambil dengan tehnik probability sampling. Analisis data univariat menggunakan deskriptif, bivariat menggunakan chi square dan multivariat menggunakan regresi logistik berganda. \nSebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak (62.3%), Usia Ibu tidak berisiko sebanyak (68%), tingkat pendidikan rendah pada ibu sebanyak (78.8%), kategori ibu bekerja sebanyak (95.6%), kategori pendapatan rendah sebanyak (73.7%), hampir seluruh balita mengalami stunting sebanyak (79.1%.) \nTerdapat hubungan antara usia ibu, tingkat pendidikan ibu, dan pendapatan rumah tangga dengan kejadian stunting pada balita (p= 0.000, p= 0.000, p= 0.000, p= 0.004). Usia ibu menjadi faktor dominan untuk memiliki balita dengan kejadian stunting, dimana dukungan usia ibu berpeluang 9 kali lebih besar berpeluang untuk mengalami kejadian stunting pada balita, setelah dikontrol dengan variabel pendidikan. \nFaktor dominan yang paling mempengaruhi kejadian stunting pada balita di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sangkali Kota Tasikmalayya Pada Masa Pandemi Covid-19 adalah variabel usia ibu dan pendidikan. Oleh karena itu, edukasi mengenai usia dalam merencakan kehamilan dianggap penting guna menurunkan risiko kejadian stunting.","PeriodicalId":371285,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal","volume":"44 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.34305/jikbh.v13i02.556","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Kejadian stunting pada balita merupakan masalah yang dialami hampir di setiap negara. Prevalensi stunting di Indonesia belum mengalami banyak perubahan, pada tahun 2018 masih berada pada 36,8%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sangkali Kota Tasikmalaya Tahun 2021.
Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Sebanyak 297 responden diambil dengan tehnik probability sampling. Analisis data univariat menggunakan deskriptif, bivariat menggunakan chi square dan multivariat menggunakan regresi logistik berganda.
Sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak (62.3%), Usia Ibu tidak berisiko sebanyak (68%), tingkat pendidikan rendah pada ibu sebanyak (78.8%), kategori ibu bekerja sebanyak (95.6%), kategori pendapatan rendah sebanyak (73.7%), hampir seluruh balita mengalami stunting sebanyak (79.1%.)
Terdapat hubungan antara usia ibu, tingkat pendidikan ibu, dan pendapatan rumah tangga dengan kejadian stunting pada balita (p= 0.000, p= 0.000, p= 0.000, p= 0.004). Usia ibu menjadi faktor dominan untuk memiliki balita dengan kejadian stunting, dimana dukungan usia ibu berpeluang 9 kali lebih besar berpeluang untuk mengalami kejadian stunting pada balita, setelah dikontrol dengan variabel pendidikan.
Faktor dominan yang paling mempengaruhi kejadian stunting pada balita di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sangkali Kota Tasikmalayya Pada Masa Pandemi Covid-19 adalah variabel usia ibu dan pendidikan. Oleh karena itu, edukasi mengenai usia dalam merencakan kehamilan dianggap penting guna menurunkan risiko kejadian stunting.