{"title":"Eksotisasi Kuliner Madura (Campur Lorjuk) dalam Film Aruna dan Lidahnya","authors":"Sri Wulandari","doi":"10.12928/CHANNEL.V7I2.14197","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstrak Keberadaan makanan telah menyentuh segala aspek kehidupan dan merupakan fondasi setiap ekonomi, menandai perbedaan sosial, batasan, ikatan dan kontradiksi. Hal yang menarik dari makanan adalah perubahan wacana terhadap makanan itu sendiri. Perubahan wacana yang muncul sebagai akibat dari adanya pergeseran dalam melihat makanan sebagai persoalan kepraktisan menjadi persoalan estetika. Film Aruna dan Lidahnya merupakan film Indonesia yang membahas kuliner khas dari beberapa daerah. Film ini menawarkan cara pandang yang menarik mengenai budaya kuliner dalam konteks budaya kuliner Indonesia. Penelitian ini mengakaji mengenai eksotisasi kuliner Madura dalam film Aruna dan Lidahnya . Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis semiotika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kuliner Madura (campur lorjuk) dicitrakan sebagai kuliner “liar”. Abstract Food existence has reached out all aspects of life. It also becomes the primary part of economic aspects, the sign of social differentiation, distinction, boundary, and contradiction. The interesting part of food is the changing discourse towards the food itself. The changing of the discourse emerged as the consequence of the transformation from the meaning of food as a practice into an aesthetic thing. A film entitled Aruna dan Lidahnya is Indonesian movie displaying the unique culinary from some localities. It offers an attractive point of view in showing the culinary culture in Indonesia. This study aims to analyze the exotization of Madura culinary (campur lorjuk) within Aruna dan Lidahnya . It employs the method of semiotic analysis. This study is showing that Madura culinary (campur lorjuk) is imaged as \"wild\" culinary.","PeriodicalId":121846,"journal":{"name":"CHANNEL: Jurnal Komunikasi","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-10-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"CHANNEL: Jurnal Komunikasi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.12928/CHANNEL.V7I2.14197","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Abstrak Keberadaan makanan telah menyentuh segala aspek kehidupan dan merupakan fondasi setiap ekonomi, menandai perbedaan sosial, batasan, ikatan dan kontradiksi. Hal yang menarik dari makanan adalah perubahan wacana terhadap makanan itu sendiri. Perubahan wacana yang muncul sebagai akibat dari adanya pergeseran dalam melihat makanan sebagai persoalan kepraktisan menjadi persoalan estetika. Film Aruna dan Lidahnya merupakan film Indonesia yang membahas kuliner khas dari beberapa daerah. Film ini menawarkan cara pandang yang menarik mengenai budaya kuliner dalam konteks budaya kuliner Indonesia. Penelitian ini mengakaji mengenai eksotisasi kuliner Madura dalam film Aruna dan Lidahnya . Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis semiotika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kuliner Madura (campur lorjuk) dicitrakan sebagai kuliner “liar”. Abstract Food existence has reached out all aspects of life. It also becomes the primary part of economic aspects, the sign of social differentiation, distinction, boundary, and contradiction. The interesting part of food is the changing discourse towards the food itself. The changing of the discourse emerged as the consequence of the transformation from the meaning of food as a practice into an aesthetic thing. A film entitled Aruna dan Lidahnya is Indonesian movie displaying the unique culinary from some localities. It offers an attractive point of view in showing the culinary culture in Indonesia. This study aims to analyze the exotization of Madura culinary (campur lorjuk) within Aruna dan Lidahnya . It employs the method of semiotic analysis. This study is showing that Madura culinary (campur lorjuk) is imaged as "wild" culinary.