{"title":"PEMADATAN SRIMPI SANGUPATI OLEH AGUS TASMAN RONOATMODJO","authors":"Sonia Margarita, Dwi Wahyudiarto","doi":"10.33153/grt.v17i2.2303","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"AbstrakSrimpi Sangupati merupakan salah satu tarian yang berasal dari Keraton Kasunanan Surakarta. Srimpi Sangupati Keraton Kasunanan Surakarta disebut juga dengan Srimpi Sangupati “utuh†karena pada tari Srimpi ini berdurasikan ±1 jam dan menggunakan properti lengkap yaitu meja kecil, kenthi, sloki, dan juga pistol. Srimpi Sangupati dipadatkan oleh Agus Tasman menjadi ±16 menit dan juga tidak menggunakan properti seperti yang ada di Srimpi Sangupati Keraton Kasunanan Surakarta. Pemadatan yang dilakukan oleh Agus Tasman bertujuan untuk menjaga agar kelestarian, eksistensi, dan kontinuitas seni pertunjukan tradisi keraton terjaga. Penelitian pemadatan Srimpi Sangupati Keraton Kasunanan Surakarta oleh Agus Tasman merupakan penelitan kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif analisis. Penelitian ini menggunakan teori perubahan menurut Giddens yang diperkuat oleh Douglas dan Goodmans mengenai faktor yang mempengaruhi perubahan yaitu agen dan struktur. Untuk membahas bentuk pertunjukan menggunakan teori Soedarsono, yang menyatakan bahwa elemen-elemen pendukung pertunjukan tari antara lain gerak, musik tari, rias busana, desain lantai, dan pendukung tari lainnya (properti dan lighting). Hasil penelitian menunjukan bahwa Pemadatan Srimpi Sangupati Keraton Kasunanan Surakarta oleh Agus Tasman dilakukan dengan menggarap dan menyusun kembali materi yang telah ada meliputi pemadatan waktu, mengurangi pengulangan gerak, menggarap gendhing, variasi pola lantai, menghilangkan properti dan juga mengubah rasa yang ditimbulkan pada Tari Srimpi Sangupati. Dampak dari perubahan itu menjadikan Srimpi Sangupati menjadi lebih akrab dengan masyarakat luas baik dari dalam keraton maupun luar keraton. Tari Srimpi Sangupati menjadi lebih menarik, tidak monoton, dan laris.Kata kunci: Srimpi Sangupati, Keraton Kasunanan Surakarta, pemadatan, Agus Tasman.AbstractSrimpi Sangupati is one of the dances that come from Keraton Kasunanan Surakarta. Srimpi Sangupati Keraton Kasunanan Surakarta is also called Srimpi Sangupati “intact†because in this Srimpi dance is ± 1 hour duration and use complete property that is small table, kenthi, sloki, and also pistol. Srimpi Sangupati compacted by Agus Tasman to ± 16 minutes and also do not use the property as in Srimpi Sangupati Keraton Kasunanan Surakarta. Compaction conducted by Agus Tasman aims to maintain the sustainability, existence, and continuity of performing arts tradition awakened. Research compaction Srimpi Sangupati Keraton Kasunanan Surakarta by Agus Tasman is a qualitative research using descriptive analysis approach. This study uses the theory of change according to Giddens reinforced by Douglas and Goodmans about the factors that affect the change of agents and structures. To discuss the form of performances using Soedarsono’s theory, which states that the supporting elements of dance performances include motion, dance music, dress makeup, floor design, and other dance supporters (property and lighting). The results showed that the compression of Srimpi Sangupati Keraton Kasunanan Surakarta by Agus Tasman was done by working on and rearranging the existing material including time compaction, reducing motion repetition, working on gendhing, variation of floor pattern, eliminating the property and also changing the taste caused by Srimpi Sangupati Dance . The impact of that change makes Srimpi Sangupati become more familiar with the wider community both from within the palace and outside the palace. Srimpi Sangupati Dance becomes more interesting, not monotonous, and in demand.Keyword: Srimpi Sangupati, Keraton Kasunanan Surakarta, compression, Agus Tasman.","PeriodicalId":234292,"journal":{"name":"Greget: Jurnal Pengetahuan dan Penciptaan Tari","volume":"37 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-01-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Greget: Jurnal Pengetahuan dan Penciptaan Tari","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33153/grt.v17i2.2303","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
AbstrakSrimpi Sangupati merupakan salah satu tarian yang berasal dari Keraton Kasunanan Surakarta. Srimpi Sangupati Keraton Kasunanan Surakarta disebut juga dengan Srimpi Sangupati “utuh†karena pada tari Srimpi ini berdurasikan ±1 jam dan menggunakan properti lengkap yaitu meja kecil, kenthi, sloki, dan juga pistol. Srimpi Sangupati dipadatkan oleh Agus Tasman menjadi ±16 menit dan juga tidak menggunakan properti seperti yang ada di Srimpi Sangupati Keraton Kasunanan Surakarta. Pemadatan yang dilakukan oleh Agus Tasman bertujuan untuk menjaga agar kelestarian, eksistensi, dan kontinuitas seni pertunjukan tradisi keraton terjaga. Penelitian pemadatan Srimpi Sangupati Keraton Kasunanan Surakarta oleh Agus Tasman merupakan penelitan kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif analisis. Penelitian ini menggunakan teori perubahan menurut Giddens yang diperkuat oleh Douglas dan Goodmans mengenai faktor yang mempengaruhi perubahan yaitu agen dan struktur. Untuk membahas bentuk pertunjukan menggunakan teori Soedarsono, yang menyatakan bahwa elemen-elemen pendukung pertunjukan tari antara lain gerak, musik tari, rias busana, desain lantai, dan pendukung tari lainnya (properti dan lighting). Hasil penelitian menunjukan bahwa Pemadatan Srimpi Sangupati Keraton Kasunanan Surakarta oleh Agus Tasman dilakukan dengan menggarap dan menyusun kembali materi yang telah ada meliputi pemadatan waktu, mengurangi pengulangan gerak, menggarap gendhing, variasi pola lantai, menghilangkan properti dan juga mengubah rasa yang ditimbulkan pada Tari Srimpi Sangupati. Dampak dari perubahan itu menjadikan Srimpi Sangupati menjadi lebih akrab dengan masyarakat luas baik dari dalam keraton maupun luar keraton. Tari Srimpi Sangupati menjadi lebih menarik, tidak monoton, dan laris.Kata kunci: Srimpi Sangupati, Keraton Kasunanan Surakarta, pemadatan, Agus Tasman.AbstractSrimpi Sangupati is one of the dances that come from Keraton Kasunanan Surakarta. Srimpi Sangupati Keraton Kasunanan Surakarta is also called Srimpi Sangupati “intact†because in this Srimpi dance is ± 1 hour duration and use complete property that is small table, kenthi, sloki, and also pistol. Srimpi Sangupati compacted by Agus Tasman to ± 16 minutes and also do not use the property as in Srimpi Sangupati Keraton Kasunanan Surakarta. Compaction conducted by Agus Tasman aims to maintain the sustainability, existence, and continuity of performing arts tradition awakened. Research compaction Srimpi Sangupati Keraton Kasunanan Surakarta by Agus Tasman is a qualitative research using descriptive analysis approach. This study uses the theory of change according to Giddens reinforced by Douglas and Goodmans about the factors that affect the change of agents and structures. To discuss the form of performances using Soedarsono’s theory, which states that the supporting elements of dance performances include motion, dance music, dress makeup, floor design, and other dance supporters (property and lighting). The results showed that the compression of Srimpi Sangupati Keraton Kasunanan Surakarta by Agus Tasman was done by working on and rearranging the existing material including time compaction, reducing motion repetition, working on gendhing, variation of floor pattern, eliminating the property and also changing the taste caused by Srimpi Sangupati Dance . The impact of that change makes Srimpi Sangupati become more familiar with the wider community both from within the palace and outside the palace. Srimpi Sangupati Dance becomes more interesting, not monotonous, and in demand.Keyword: Srimpi Sangupati, Keraton Kasunanan Surakarta, compression, Agus Tasman.