{"title":"Pergumulan Partai Politik Islam Pada Masa Demokrasi Terpimpin: Masyumi Tumbang, NU Melenggang, PSII Bimbang","authors":"M. Fadli","doi":"10.30829/JUSPI.V4I1.7927","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"This article aims to review the struggle of Islamic political parties during the guided democracy era. The research method used is historical with a literature study approach. The results of the study explain that in Indonesia's history, records regarding the democratic order that brought President Soekarno to the top of his highest government, namely from 1957 to 1965. The role of Indonesian democracy did not only decline but almost changed to become a dictator. In the end, Soekarno's guided democracy idea was responsive from Indonesian political activists, including from Islamic political parties. Soekarno's idea, the Islamic political party pursued a two-sided path, one side firmly rejected and one side supported it. This difference in interests has brought the two camps into a political struggle during the guided democracy era. The contra group represented by Masyumi got the impact of their ideology with the dissolution of this party. Meanwhile, support groups such as NU even gained political triumph during the guided democracy era. Artikel ini bertujuan mengulas kembali tentang pergumulan partai politik Islam masa demokrasi terpimpin. Metode penelitian yang digunakan adalah historis dengan pendekatan studi pustaka. Hasil penelitian menjelaskan dalam sejarah Indonesia mencatat mengenai tatanan demokrasi yang membawa presiden Soekarno ke puncak pemerintahan tertingginya, yakni pada masa 1957 hingga 1965. Peranan demokrasi Indonesia tidak hanya menurun, melainkan hampir saja berganti menjadi diktator. Pada akhirnya gagasan demokrasi terpimpin Soekarno memunculkan responsif dari para penggiat politik Indonesia, termasuk dari partai politik Islam. Dalam menanggapi gagasan Soekarno, partai politik Islam menempuh jalan bersibak dua, satu sisi menolak tegas dan satu sisi mendukungnya. Perbedaan kepentingan ini telah membawa kedua kubu ke dalam pergumulan politik pada masa demokrasi terpimpin. Kelompok kontra yang diwakili oleh Masyumi mendapat imbas dari ideologi mereka dengan dibubarkannya partai ini. Sedangkan kelompok pendukung seperti NU malah mendapatkan kejayaan politik pada masa demokrasi terpimpin.","PeriodicalId":443274,"journal":{"name":"JUSPI (Jurnal Sejarah Peradaban Islam)","volume":"112 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-08-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"4","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JUSPI (Jurnal Sejarah Peradaban Islam)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.30829/JUSPI.V4I1.7927","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 4
Abstract
This article aims to review the struggle of Islamic political parties during the guided democracy era. The research method used is historical with a literature study approach. The results of the study explain that in Indonesia's history, records regarding the democratic order that brought President Soekarno to the top of his highest government, namely from 1957 to 1965. The role of Indonesian democracy did not only decline but almost changed to become a dictator. In the end, Soekarno's guided democracy idea was responsive from Indonesian political activists, including from Islamic political parties. Soekarno's idea, the Islamic political party pursued a two-sided path, one side firmly rejected and one side supported it. This difference in interests has brought the two camps into a political struggle during the guided democracy era. The contra group represented by Masyumi got the impact of their ideology with the dissolution of this party. Meanwhile, support groups such as NU even gained political triumph during the guided democracy era. Artikel ini bertujuan mengulas kembali tentang pergumulan partai politik Islam masa demokrasi terpimpin. Metode penelitian yang digunakan adalah historis dengan pendekatan studi pustaka. Hasil penelitian menjelaskan dalam sejarah Indonesia mencatat mengenai tatanan demokrasi yang membawa presiden Soekarno ke puncak pemerintahan tertingginya, yakni pada masa 1957 hingga 1965. Peranan demokrasi Indonesia tidak hanya menurun, melainkan hampir saja berganti menjadi diktator. Pada akhirnya gagasan demokrasi terpimpin Soekarno memunculkan responsif dari para penggiat politik Indonesia, termasuk dari partai politik Islam. Dalam menanggapi gagasan Soekarno, partai politik Islam menempuh jalan bersibak dua, satu sisi menolak tegas dan satu sisi mendukungnya. Perbedaan kepentingan ini telah membawa kedua kubu ke dalam pergumulan politik pada masa demokrasi terpimpin. Kelompok kontra yang diwakili oleh Masyumi mendapat imbas dari ideologi mereka dengan dibubarkannya partai ini. Sedangkan kelompok pendukung seperti NU malah mendapatkan kejayaan politik pada masa demokrasi terpimpin.
本文旨在回顾伊斯兰政党在引导民主时代的斗争。使用的研究方法是历史文献研究法。研究结果解释说,在印度尼西亚的历史上,关于民主秩序的记录将总统苏加诺带到他的最高政府的顶部,即从1957年到1965年。印尼民主的作用不仅下降,而且几乎变成了独裁者。最终,苏加诺的引导民主理念得到了印尼政治活动家的回应,包括伊斯兰政党。苏加诺的主张,伊斯兰政党奉行两边倒的道路,一方坚决反对,一方支持。这种利益差异使两个阵营在引导民主时代陷入了政治斗争。以Masyumi为代表的反政府组织随着该党的解散而受到其意识形态的影响。与此同时,在引导民主主义时代,像NU这样的支持团体甚至取得了政治上的胜利。Artikel ini bertujuan mengulas kembali tentan pergumulan partai political Islam masa democratic krasin(伊斯兰民主主义)。[中文]:[方法],[方法],[方法],[方法]。印尼总统苏加诺在1957年至1965年担任印尼总理。Peranan democrasasindonesia(印尼民主国家),melainkan hampir saja berganti menjadi(印尼独裁者)。苏加诺是印尼的民主领袖,也是伊斯兰的民主领袖。Dalam menanggapi gagasan suekarno,部分政治伊斯兰教menenpuh jalan bersibak dua, satu sisi menolak tegas和satu sisi mendukungnya。Perbedaan和Perbedaan一直保持着一种团结的精神,那就是团结的精神,团结的政治,团结的民主。Kelompok kontra yang diwakili oleh Masyumi mendapat imbas dari意识形态mereka dengan dibubarkannya partai ini。我想我的政治是民主的,我的政治是民主的。