{"title":"STRATEGI PENCAPAIAN TARGET PELATIHAN PENYULUH KEAMANAN PANGAN DAN DISTRIC FOOD INSPECTOR TAHUN 2024 DENGAN PEMODELAN SISTEM DINAMIS","authors":"Perdhana Ari Sudewo","doi":"10.56971/jwi.v6i2.157","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pengawasan obat dan makanan yang saat ini didominasi oleh pengawasan produk pangan olahan di Indonesia dinilai masih belum optimal sehingga perlu dilakukan penguatan dari berbagai aspek pengawasan. Dalam RPJMN 2020-2024, sertifikasi Sumber Daya Manusia (SDM) pengawasan obat dan makanan ditetapkan sebagai program prioritas nasional dalam penguatan pengawasan obat dan makanan dengan target 4.400 SDM telah tersertifikasi pada tahun 2024, terbagi menjadi 2.160 tenaga Pengawas Farmasi dan Makanan (PFM) dan 2.240 tenaga Penyuluh Keamanan Pangan (PKP) dan District Food Inspector (DFI). Dari capaian tahun 2020 yang hanya 123 orang alumni pelatihan PKP dan DFI dari 320 orang yang ditargetkan. Studi ini bertujuan untuk melakukan analisa strategi pencapaian target pelatihan PKP dan DFI tahun 2024 dengan pendekatan pemodelan sistem dinamis melalui evaluasi hubungan antar variabel yang berpengaruh dalam sistem pelatihan melalui analisa perilaku yang dihasilkan dari model yang dibangun. Dari 4 kali simulasi yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa semua simulasi tidak berdampak terhadap capaian pelatihan, tetapi berdampak pada kebutuhan widyaiswara pelatihan. Simulasi dengan menaikkan kapasitas widyaiswara sehingga 1 kelas cukup diajar oleh 4 orang dari sebelumnya diajar oleh 8 orang menunjukkan tidak berdampak pada kebutuhan tambahan widyaiswara di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Selanjutnya, simulasi dengam merubah jumlah peserta per kelas dari 20 orang menjadi 30 orang menunjukkan kebutuhan tambahan widyaiswara paling sedikit dibanding 2 simulasi yang lainnya, yaitu 4 orang tambahan widyaiswara sampai dengan 2024. Hasil dari analisa pemodelan sistem dinamis pelatihan diharapkan dapat menjadi masukan penetapan sistem pelatihan PKP dan DFI untuk mencapai target pada akhir tahun 2024.","PeriodicalId":284440,"journal":{"name":"Jurnal Kewidyaiswaraan","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-12-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Kewidyaiswaraan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.56971/jwi.v6i2.157","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Pengawasan obat dan makanan yang saat ini didominasi oleh pengawasan produk pangan olahan di Indonesia dinilai masih belum optimal sehingga perlu dilakukan penguatan dari berbagai aspek pengawasan. Dalam RPJMN 2020-2024, sertifikasi Sumber Daya Manusia (SDM) pengawasan obat dan makanan ditetapkan sebagai program prioritas nasional dalam penguatan pengawasan obat dan makanan dengan target 4.400 SDM telah tersertifikasi pada tahun 2024, terbagi menjadi 2.160 tenaga Pengawas Farmasi dan Makanan (PFM) dan 2.240 tenaga Penyuluh Keamanan Pangan (PKP) dan District Food Inspector (DFI). Dari capaian tahun 2020 yang hanya 123 orang alumni pelatihan PKP dan DFI dari 320 orang yang ditargetkan. Studi ini bertujuan untuk melakukan analisa strategi pencapaian target pelatihan PKP dan DFI tahun 2024 dengan pendekatan pemodelan sistem dinamis melalui evaluasi hubungan antar variabel yang berpengaruh dalam sistem pelatihan melalui analisa perilaku yang dihasilkan dari model yang dibangun. Dari 4 kali simulasi yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa semua simulasi tidak berdampak terhadap capaian pelatihan, tetapi berdampak pada kebutuhan widyaiswara pelatihan. Simulasi dengan menaikkan kapasitas widyaiswara sehingga 1 kelas cukup diajar oleh 4 orang dari sebelumnya diajar oleh 8 orang menunjukkan tidak berdampak pada kebutuhan tambahan widyaiswara di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Selanjutnya, simulasi dengam merubah jumlah peserta per kelas dari 20 orang menjadi 30 orang menunjukkan kebutuhan tambahan widyaiswara paling sedikit dibanding 2 simulasi yang lainnya, yaitu 4 orang tambahan widyaiswara sampai dengan 2024. Hasil dari analisa pemodelan sistem dinamis pelatihan diharapkan dapat menjadi masukan penetapan sistem pelatihan PKP dan DFI untuk mencapai target pada akhir tahun 2024.