{"title":"Pengembangan Ekonomi Lokal Home Industry Keripik Tempe yang Ramah Lingkungan di Kampung Tematik Keripik Sanan Malang","authors":"","doi":"10.35718/compact.v1i2.803","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Munculnya kampung-kampung kota tematik ditengah permasalahan permukiman yang kompleks memiliki daya tarik tersendiri, bukan hanya menarik bagi wisatawan dari Kota Malang namun sampai ke luar Kota Malang. Awal mula munculnya Kampung Tematik Keripik Sanan adalah sejak tahun 1970-an, Kampung Tematik Keripik Sanan merupakan kampung yang dikenal sebagai kawasan home industry tempe yang terletak di Kelurahan Purwantoro Kota Malang meliputi 412 industri rumah tangga dengan masing-masing terdiri dari 275 industri rumah tangga pengrajin tempe, 118 industri rumah tangga keripik tempe dan 19 industri rumah tangga tempe dan keripik tempe Usaha masyarakat yang dominan dan menjadi mata pencaharian pokok sebagian besar warga di Kampung ini adalah produksi keripik dan tempe. Kampung Tematik Keripik Sanan menghasilkan produk tempe hingga 1,8 ton per hari. Sehingga, muncul berbagai tantangan terutama berkaitan dengan pengelolaan limbah hasil produksi tempe. Limbah yang dihasilkan adalah limbah cair kedelai dan minyak jelantah yang berasal dari proses perebusan dan proses penggorengan keripik tempe. Rata-rata limbah yang dihasilkan dari 100 kg kedelai adalah 455 liter dan limbah minyak jelantah yang dihasilkan dari 100 kg tempe untuk keripik tempe adalah 3 liter minyak jelantah. Penelitian ini bertujuan untuk pengembangan ekonomi lokal home industry keripik tempe yang ramah lingkungan serta mendukung pengembangan kampung yang berkelanjutan di Kampung Tematik Keripik Sanan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara survei primer yakni melakukan pengamatan langsung dan wawancara. Analisis yang digunakan adalah deskriptif, Force Field Analysis (FFA) serta penyusunan strategi dengan akar tujuan. Hasil penelitian adalah strategi untuk mengembangkan ekonomi lokal home industry keripik tempe yang ramah lingkungan di Kampung Tematik Keripik Sanan Kota Malang.","PeriodicalId":246672,"journal":{"name":"Compact : Spatial Development Journal","volume":"62 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Compact : Spatial Development Journal","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.35718/compact.v1i2.803","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Munculnya kampung-kampung kota tematik ditengah permasalahan permukiman yang kompleks memiliki daya tarik tersendiri, bukan hanya menarik bagi wisatawan dari Kota Malang namun sampai ke luar Kota Malang. Awal mula munculnya Kampung Tematik Keripik Sanan adalah sejak tahun 1970-an, Kampung Tematik Keripik Sanan merupakan kampung yang dikenal sebagai kawasan home industry tempe yang terletak di Kelurahan Purwantoro Kota Malang meliputi 412 industri rumah tangga dengan masing-masing terdiri dari 275 industri rumah tangga pengrajin tempe, 118 industri rumah tangga keripik tempe dan 19 industri rumah tangga tempe dan keripik tempe Usaha masyarakat yang dominan dan menjadi mata pencaharian pokok sebagian besar warga di Kampung ini adalah produksi keripik dan tempe. Kampung Tematik Keripik Sanan menghasilkan produk tempe hingga 1,8 ton per hari. Sehingga, muncul berbagai tantangan terutama berkaitan dengan pengelolaan limbah hasil produksi tempe. Limbah yang dihasilkan adalah limbah cair kedelai dan minyak jelantah yang berasal dari proses perebusan dan proses penggorengan keripik tempe. Rata-rata limbah yang dihasilkan dari 100 kg kedelai adalah 455 liter dan limbah minyak jelantah yang dihasilkan dari 100 kg tempe untuk keripik tempe adalah 3 liter minyak jelantah. Penelitian ini bertujuan untuk pengembangan ekonomi lokal home industry keripik tempe yang ramah lingkungan serta mendukung pengembangan kampung yang berkelanjutan di Kampung Tematik Keripik Sanan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara survei primer yakni melakukan pengamatan langsung dan wawancara. Analisis yang digunakan adalah deskriptif, Force Field Analysis (FFA) serta penyusunan strategi dengan akar tujuan. Hasil penelitian adalah strategi untuk mengembangkan ekonomi lokal home industry keripik tempe yang ramah lingkungan di Kampung Tematik Keripik Sanan Kota Malang.
在复杂的定居点问题中,城市城市的出现具有独特的吸引力,不仅吸引游客从不幸的城市到不幸的城市。专题薯片村的起源可以追溯到20世纪70年代,专题薯片村是被称为home industry tempe的村庄。118个家庭生产tempe, 19个家庭生产tempe和19个家庭生产tempe,占主导地位和社会生计的主要公民是薯片和tempe产品。炸鱼薯条村每天生产1.8吨tempe产品。因此,挑战主要涉及坦佩生产的废物管理。产生的废物是由煮沸的大豆和jelantah废物产生的。平均从100公斤大豆中产生的废弃物是455公升,而由100公斤坦佩片产生的jelantah废油是3升jelantah。本研究旨在促进本土家庭工业环境可持续发展,并支持该地区可持续发展薯片专题市场。数据收集方法是通过直接观察和采访的主要调查方式进行的。所使用的分析是描述性、力场分析和目标的根本策略。研究结果是发展本土工业坦佩薯片经济的策略。