{"title":"Analisis Konsep Pendidikan Islam Menurut Syed Muhammad Naquib Al-Attas dengan Orientasi Pendidikan Islam","authors":"Nisa Lisyani, Sobar Al Ghazal","doi":"10.29313/bcsied.v3i1.6088","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract. The era of globalization is characterized by quality competition which requires all parties in various fields, including the field of education, to always increase their competition, so that in such conditions the demand for the quality of human resources is highly prioritized. The cycle of Islamic education that should be designed is relevant to changing times and the needs of society in an era, both concepts, teacher quality, objectives, curriculum and others. If new challenges are faced using the old strategy then all efforts undertaken will fail. The author tries to recommend several ideas through the thoughts of Islamic figures who provide ideas and concerns regarding Islamic education, one of which is Syed Muhammad Naquib Al-Attas who was born on September 5, 1931 in Bogor, West Java. The approach used in this research is qualitative (qualitative research) using a type of literature research because it is based on library data. In this study the authors used the method of content analysis (content analysis). Syed Muhammad Naquib Al-Attas argues that humans are physical and spiritual beings as well as consisting of aspects of spirit (ruh), soul (nafs), heart (qalb) and intellect (aql). When it is related to the body, humans are referred to as the animal soul (al-nafs al-hayawaniyyah) and when it is related to the rational soul (al-nafs al-nathiqah). The implication for education is that the orientation of Islamic education according to al-Attas directs humans so that a rational soul can lead the animal soul contained in the term ta'dib because the structure in it includes knowledge (ilm), teaching (ta'lim) and upbringing (tarbiyah). This means that education in the ta'dib concept is not only limited to the transfer of knowledge by educators but directs how the initial human potential leads to the final goal, namely happiness in the world and in the hereafter. \n \nAbstrak. Era globalisasi ditandai dengan kompetisi mutu yang menuntut semua pihak dalam berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan untuk senantiasa meningkatkan kompetisinya, sehingga dalam kondisi yang demikian tuntutan terhadap kualitas sumber daya manusia sangat diprioritaskan. Siklus pendidikan Islam yang harusnya didesain relevan dengan perubahan zaman dan kebutuhan masyarakat pada suatu era, baik konsep, kualitas guru, tujuan, kurikulum dan lain-lain. Jika tantangan-tantangan baru dihadapi dengan menggunakan strategi lama maka segala usaha yang dijalankan akan menemui kegagalan. Penulis mencoba merekomendasikan beberapa gagasan lewat pemikiran tokoh Islam yang memberikan gagasan dan perhatiannya mengenai pendidikan Islam salah satunya yaitu Syed Muhammad Naquib Al-Attas yang lahir pada 5 September 1931 di Bogor, Jawa Barat. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif (qualitative research) dengan menggunakan jenis penelitian pustaka karena didasarkan pada data-data kepustakaan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode analisis konten (content analysis). Syed Muhammad Naquib Al-Attas berpendapat bahwa manusia merupakan makhluk jasadilah dan ruhaniah sekaligus yang terdiri dari aspek ruh (ruh), jiwa (nafs), hati (qalb) dan intelek (aql). Ketika berkaitan dengan jasad, manusia disebut sebagai jiwa hewani (al-nafs al-hayawaniyyah) dan ketika berkaitan dengan jiwa rasional (al-nafs al-nathiqah). Implikasinya terhadap pendidikan, maka orientasi pendidikan Islam menurut al-Attas mengarahkan manusia supaya jiwa rasional dapat memimpin jiwa hewani yang terdapat dalam istilah ta’dib karena struktur di dalamnya mencangkup pengetahuan (ilm), pengajaran (ta’lim) dan pengasuhan (tarbiyah). Artinya pendidikan dalam konsep ta’dib dilakukan tidak hanya terbatas pada pentransferan ilmu oleh pendidik tetapi mengarahkan bagaimana potensi awal manusia menuju arah tujuan akhir yakni bahagia di dunia dan di akhirat. \n ","PeriodicalId":359329,"journal":{"name":"Bandung Conference Series: Islamic Education","volume":"2013 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-01-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Bandung Conference Series: Islamic Education","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.29313/bcsied.v3i1.6088","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Abstract. The era of globalization is characterized by quality competition which requires all parties in various fields, including the field of education, to always increase their competition, so that in such conditions the demand for the quality of human resources is highly prioritized. The cycle of Islamic education that should be designed is relevant to changing times and the needs of society in an era, both concepts, teacher quality, objectives, curriculum and others. If new challenges are faced using the old strategy then all efforts undertaken will fail. The author tries to recommend several ideas through the thoughts of Islamic figures who provide ideas and concerns regarding Islamic education, one of which is Syed Muhammad Naquib Al-Attas who was born on September 5, 1931 in Bogor, West Java. The approach used in this research is qualitative (qualitative research) using a type of literature research because it is based on library data. In this study the authors used the method of content analysis (content analysis). Syed Muhammad Naquib Al-Attas argues that humans are physical and spiritual beings as well as consisting of aspects of spirit (ruh), soul (nafs), heart (qalb) and intellect (aql). When it is related to the body, humans are referred to as the animal soul (al-nafs al-hayawaniyyah) and when it is related to the rational soul (al-nafs al-nathiqah). The implication for education is that the orientation of Islamic education according to al-Attas directs humans so that a rational soul can lead the animal soul contained in the term ta'dib because the structure in it includes knowledge (ilm), teaching (ta'lim) and upbringing (tarbiyah). This means that education in the ta'dib concept is not only limited to the transfer of knowledge by educators but directs how the initial human potential leads to the final goal, namely happiness in the world and in the hereafter.
Abstrak. Era globalisasi ditandai dengan kompetisi mutu yang menuntut semua pihak dalam berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan untuk senantiasa meningkatkan kompetisinya, sehingga dalam kondisi yang demikian tuntutan terhadap kualitas sumber daya manusia sangat diprioritaskan. Siklus pendidikan Islam yang harusnya didesain relevan dengan perubahan zaman dan kebutuhan masyarakat pada suatu era, baik konsep, kualitas guru, tujuan, kurikulum dan lain-lain. Jika tantangan-tantangan baru dihadapi dengan menggunakan strategi lama maka segala usaha yang dijalankan akan menemui kegagalan. Penulis mencoba merekomendasikan beberapa gagasan lewat pemikiran tokoh Islam yang memberikan gagasan dan perhatiannya mengenai pendidikan Islam salah satunya yaitu Syed Muhammad Naquib Al-Attas yang lahir pada 5 September 1931 di Bogor, Jawa Barat. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif (qualitative research) dengan menggunakan jenis penelitian pustaka karena didasarkan pada data-data kepustakaan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode analisis konten (content analysis). Syed Muhammad Naquib Al-Attas berpendapat bahwa manusia merupakan makhluk jasadilah dan ruhaniah sekaligus yang terdiri dari aspek ruh (ruh), jiwa (nafs), hati (qalb) dan intelek (aql). Ketika berkaitan dengan jasad, manusia disebut sebagai jiwa hewani (al-nafs al-hayawaniyyah) dan ketika berkaitan dengan jiwa rasional (al-nafs al-nathiqah). Implikasinya terhadap pendidikan, maka orientasi pendidikan Islam menurut al-Attas mengarahkan manusia supaya jiwa rasional dapat memimpin jiwa hewani yang terdapat dalam istilah ta’dib karena struktur di dalamnya mencangkup pengetahuan (ilm), pengajaran (ta’lim) dan pengasuhan (tarbiyah). Artinya pendidikan dalam konsep ta’dib dilakukan tidak hanya terbatas pada pentransferan ilmu oleh pendidik tetapi mengarahkan bagaimana potensi awal manusia menuju arah tujuan akhir yakni bahagia di dunia dan di akhirat.
摘要。全球化时代的特点是质量竞争,要求包括教育领域在内的各个领域的各方不断加大竞争,在这种情况下,对人力资源质量的需求是高度优先的。应该设计的伊斯兰教育周期与时代的变化和社会的需要有关,包括概念、教师素质、目标、课程和其他方面。如果用旧的战略面对新的挑战,那么所有的努力都将失败。作者试图通过伊斯兰教人士的思想来推荐一些关于伊斯兰教育的观点和关注,其中之一是赛义德·穆罕默德·纳奎布·阿塔斯,他于1931年9月5日出生在西爪哇的茂物。在本研究中使用的方法是定性(定性研究)使用一种文献研究,因为它是基于图书馆的数据。在本研究中,作者采用了内容分析法(content analysis)。赛义德·穆罕默德·纳奎布·阿塔斯认为,人类是物质和精神的存在,由精神(ruh)、灵魂(nafs)、心(qalb)和智力(aql)等方面组成。当它与身体有关时,人类被称为动物灵魂(al-nafs al-hayawaniyyah),当它与理性灵魂(al-nafs al-nathiqah)有关时。这对教育的暗示是,根据al-Attas,伊斯兰教育的方向指导人类,使理性的灵魂能够领导包含在“ta’dib”一词中的动物灵魂,因为它的结构包括知识(ilm)、教学(ta’lim)和教养(tarbiyah)。这意味着,在ta'dib概念中,教育不仅局限于教育者传授知识,而且还指导着人类最初的潜能如何通向最终目标,即现世和来世的幸福。Abstrak。时代全球化是指中国的经济增长,中国的经济增长,中国的经济增长,中国的经济增长,中国的经济增长,中国的经济增长,中国的经济增长,中国的经济增长,中国的经济增长。Siklus pendidikan Islam yang harusnya didesain relevan dengan perubahan zaman dan kebutuhan masyarakat padsuatu era, baik konsep, kualitas guru, tujuan, kurikulum dan lain-lain。吉卡·丹丹甘·丹丹甘·丹丹甘巴鲁·迪哈达比·登甘·蒙古纳甘战略喇嘛·玛卡拉·乌拉哈扬·迪贾拉甘·阿甘menemui·克加甘。Penulis mencoba merekomendasikan beberapa gagasan leat pemikiran tokoh Islam yang成员,kan gagasan dan perhatiannya mengenai pendidikan Islam salah satunya yitu赛义德·穆罕默德纳基布·阿塔斯杨拉赫帕达1931年9月5日,爪瓦巴拉特茂物。Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah qualititf(定性研究)dunan menggunakan jenis penelitian pustaka karena didasarkan pada data-data kepustakan。Dalam penelitian ini penulis menggunakan method analysis konten (content analysis)。Syed Muhammad Naquib Al-Attas berpendapat bahwa manusia merupakan makhluk jasadilah dan ruhaniah sekaligus yang terdiri dari讲ruh (ruh), jiwa (nafs), hati (qalb)和intelek (aql)。Ketika berkaitan dengan jasad,手稿disebut sebagai jiwa hewani (al-nafs al-hayawaniyyah) dan Ketika berkaitan dengan jiwa理性(al-nafs al-nathiqah)。impikasinya terhadap pendidikan, maka orientasi pendidikan Islam menurut al-Attas mengarahkan manusia supaya jiwa ronal dapat memimpin jiwa hewani yang terdapat dalam istilah tadib karena struktur di dalamnya menangkup pengetahuan (ilm), pengajaran (ta 'lim) dan pengasuhan (tarbiyah)。Artinya pendidikan dalam konsep ta 'dib dilakukan有些hanya terbatas篇pentransferan ilmu oleh pokalchuk pendidik tetapi mengarahkan bagaimana potensi awal manusia menuju亚拉tujuan akhir yakni bahagia di杜尼娅丹迪akhirat。