Ni Putu Ayu Sakura, Putu Ika Anggaraeni, L. C. Hutomo
{"title":"Gambaran maloklusi dan kebutuhan perawatan ortodontik pada siswa Sekolah Menengah Pertama di wilayah kerja Puskesmas Mengwi III Kabupaten Badung","authors":"Ni Putu Ayu Sakura, Putu Ika Anggaraeni, L. C. Hutomo","doi":"10.51559/bdj.v5i1.143","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Introduction: Dental malocclusion is a deviation of teeth disposition and malrelation of dental arches and jaw beyond acceptable limit of conformity. The prevalence of malocclusion in Indonesia remains very high approximately 80% of the population, and the incidence of malocclusion in adolescents in Indonesia is high and continues to increase. Dental Aesthetic Index (DAI) is an index to measure severity of malocclusions and orthodontic treatment need. The purpose of this study is to know the description of malocclusion and orthodontic treatment need of students in junior high school of public health centre Mengwi III Badung regency. \nMethod: Descriptive analytic study with cross sectional design was used as the study method. Sampling technique used was stratified random sampling with total of 110 samples of people. General data, malocclusion status and orthodontic treatment need were obtained by using questionnaires and DAI index. Data was analyzed using single distribution table and cross distribution table. \nResult: The results of this research exhibited that 37,5% of sample have minor malocclusion with no treatment need or slight need, 36,5% sample have definite malocclusion with elective treatment, 18% sample have severe malocclusion with highly desirable treatment, and 8% sample have very severe malocclusion with mandatory treatment. \nConclusion: The conclusion of this study based on the Dental Aesthetic Index (DAI) most of the students in junior high school of public health centre Mengwi III Badung regency have minor malocclusion with no treatment need or slight need as many as 37.5%. \n \nLatar Belakang: Maloklusi merupakan penyimpangan letak gigi dan atau malrelasi lengkung gigi dan rahang di luar batas kewajaran yang dapat diterima. Prevalensi maloklusi di Indonesia masih sangat tinggi yaitu sekitar 80% dari jumlah penduduk di Indonesia, serta kejadian maloklusi pada remaja di Indonesia termasuk tinggi dan terus meningkat. Dental Aesthetic Index (DAI) merupakan salah satu indeks yang dapat digunakan untuk mengukur kebutuhan perawatan ortodontik dan status maloklusi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran maloklusi dan kebutuhan perawatan ortodontik pada siswa Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Badung. \nMetode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan rancangan yang digunakan yaitu cross sectional/survei. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode stratified random sampling dengan total sampel 110 orang. Data umum dari siswa, status maloklusi serta tingkat kebutuhan perawatan ortodontik diperoleh melalui kuisioner dan indeks DAI. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan menggunakan tabel distribusi tunggal serta tabel distribusi silang. \nHasil: Hasil penelitian ini adalah sampel yang mengalami maloklusi ringan dengan tidak/sedikit membutuhkan perawatan sebanyak 37,5%, maloklusi sedang yang dianjurkan perawatan sebanyak 36,5%, maloklusi parah yang sangat membutuhkan perawatan sebanyak 18%, dan maloklusi sangat parah/cacat yang wajib mendapatkan perawatan sebanyak 8%. \nKesimpulan: Kesimpulan penelitian ini adalah berdasarkan Dental Aesthetic Index (DAI) siswa Sekolah Menengah Pertama yang berada di wilayah kerja Puskesmas Mengwi III paling banyak mengalami maloklusi ringan dengan tidak/sedikit membutuhkan perawatan yaitu sebanyak 37,5%.","PeriodicalId":447860,"journal":{"name":"Bali Dental Journal","volume":"58 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Bali Dental Journal","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.51559/bdj.v5i1.143","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Introduction: Dental malocclusion is a deviation of teeth disposition and malrelation of dental arches and jaw beyond acceptable limit of conformity. The prevalence of malocclusion in Indonesia remains very high approximately 80% of the population, and the incidence of malocclusion in adolescents in Indonesia is high and continues to increase. Dental Aesthetic Index (DAI) is an index to measure severity of malocclusions and orthodontic treatment need. The purpose of this study is to know the description of malocclusion and orthodontic treatment need of students in junior high school of public health centre Mengwi III Badung regency.
Method: Descriptive analytic study with cross sectional design was used as the study method. Sampling technique used was stratified random sampling with total of 110 samples of people. General data, malocclusion status and orthodontic treatment need were obtained by using questionnaires and DAI index. Data was analyzed using single distribution table and cross distribution table.
Result: The results of this research exhibited that 37,5% of sample have minor malocclusion with no treatment need or slight need, 36,5% sample have definite malocclusion with elective treatment, 18% sample have severe malocclusion with highly desirable treatment, and 8% sample have very severe malocclusion with mandatory treatment.
Conclusion: The conclusion of this study based on the Dental Aesthetic Index (DAI) most of the students in junior high school of public health centre Mengwi III Badung regency have minor malocclusion with no treatment need or slight need as many as 37.5%.
Latar Belakang: Maloklusi merupakan penyimpangan letak gigi dan atau malrelasi lengkung gigi dan rahang di luar batas kewajaran yang dapat diterima. Prevalensi maloklusi di Indonesia masih sangat tinggi yaitu sekitar 80% dari jumlah penduduk di Indonesia, serta kejadian maloklusi pada remaja di Indonesia termasuk tinggi dan terus meningkat. Dental Aesthetic Index (DAI) merupakan salah satu indeks yang dapat digunakan untuk mengukur kebutuhan perawatan ortodontik dan status maloklusi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran maloklusi dan kebutuhan perawatan ortodontik pada siswa Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Badung.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan rancangan yang digunakan yaitu cross sectional/survei. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode stratified random sampling dengan total sampel 110 orang. Data umum dari siswa, status maloklusi serta tingkat kebutuhan perawatan ortodontik diperoleh melalui kuisioner dan indeks DAI. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan menggunakan tabel distribusi tunggal serta tabel distribusi silang.
Hasil: Hasil penelitian ini adalah sampel yang mengalami maloklusi ringan dengan tidak/sedikit membutuhkan perawatan sebanyak 37,5%, maloklusi sedang yang dianjurkan perawatan sebanyak 36,5%, maloklusi parah yang sangat membutuhkan perawatan sebanyak 18%, dan maloklusi sangat parah/cacat yang wajib mendapatkan perawatan sebanyak 8%.
Kesimpulan: Kesimpulan penelitian ini adalah berdasarkan Dental Aesthetic Index (DAI) siswa Sekolah Menengah Pertama yang berada di wilayah kerja Puskesmas Mengwi III paling banyak mengalami maloklusi ringan dengan tidak/sedikit membutuhkan perawatan yaitu sebanyak 37,5%.
简介:牙齿错颌是一种偏离牙齿的配置和牙弓和颌骨的不相关超过可接受的限制。印度尼西亚的错牙合患病率仍然很高,约占人口的80%,印度尼西亚青少年的错牙合发病率很高,并在继续增加。牙美容指数(DAI)是衡量牙合错误严重程度和正畸治疗需求的指标。本研究的目的是了解巴东县蒙威三区公共卫生中心初中生错颌和正畸治疗需求的描述情况。方法:采用横断面设计的描述性分析研究。抽样方法为分层随机抽样,共抽样110人。采用问卷调查和DAI指数获取一般资料、错牙合状况和正畸治疗需求。采用单分布表和交叉分布表对数据进行分析。结果:本研究结果显示,37.5%的样本有轻微的错,不需要治疗或轻微的错,36.5%的样本有明确的错,可以选择治疗,18%的样本有严重的错,非常理想的治疗,8%的样本有非常严重的错,需要强制治疗。结论:本研究基于牙体美观指数(DAI)得出结论:巴东蒙维三区公立卫生院初中生中,大部分学生存在轻微错颌,不需要治疗或轻微错颌的比例高达37.5%。Latar Belakang: Maloklusi merupakan penyimpangan letak gigi dan atau malrelasi lengkung gigi dan rahang di luar batas kewajaran yang dapat diterima。在印度尼西亚流行的maloklusi,在印度尼西亚流行的maloklusi,在印度尼西亚流行的maloklusi,在印度尼西亚流行的maloklusi,在印度尼西亚流行的maloklusi,在印度尼西亚流行的maloklusi,在印度尼西亚流行的maloklusi,在印度尼西亚流行。牙科美容指数(DAI) merupakan salah satu indeks yang dapat digunakan untuk mengukur kebutuhan perawatan ortodontik danstatus maloklusi。Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran maloklusi dan kebutuhan perawatan ortodontik paiswa Sekolah Menengah pertaman di Kabupaten Badung。方法:Penelitian ini menggunakan方法Penelitian描述:邓干,冉干干,杨,digunakan, yitu横断面/测量。抽样方法:分层随机抽样法,登甘总样本110只。数据umum达里语siswa、地位maloklusi舒达tingkat kebutuhan perawatan ortodontik diperoleh melalui kuisioner丹indeks戴。分析数据阳地古那坎adalah分析脚本登安蒙古那坎表分布业务东古那坎表分布业务silang。Hasil penelitian ini adalah sampel yang mengalami maloklusi ringan dengan tidak/sedikit membutuhkan perawatan sebanyak 37,5%, maloklusi sedang dianjurkan perawatan sebanyak 36,5%, maloklusi parah yang sangat membutuhkan perawatan sebanyak 18%, dan maloklusi sangat parah/ cat yang wajib mendapatkan perawatan sebanyak 8%。kespulpulan: kespulpulan penelitian ini adalah berdasarkan牙科美容指数(DAI) siswa Sekolah Menengah Pertama yang berada di wilayah kerja Puskesmas Mengwi III paling banyak mengalami maloklusi ringan dengan tidak/sedikit membutuhkan perawatan yaitu sebanyak 37,5%。