Hambatan dalam Mewujudkan Open Defecation Free

Hilmi Sulaiman Rathomi, Eka Nurhayati
{"title":"Hambatan dalam Mewujudkan Open Defecation Free","authors":"Hilmi Sulaiman Rathomi, Eka Nurhayati","doi":"10.29313/jiks.v1i1.4325","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Open defecation free (ODF) merupakan salah satu target terpenting dalam Sustainable Development Goals (SDGs) yang ditujukan memutus rantai transmisi penyakit menular. Penelitian ini bertujuan mengetahui perilaku buang air besar sembarangan (BABS) yang masih dilakukan oleh masyarakat, sekaligus menganalisis berbagai faktor yang berpengaruh terhadap upaya eliminasinya menggunakan model behavior change wheel. Penelitian ini merupakan studi cross sectional dengan melibatkan 210 orang penduduk Desa Mangunjaya, Kabupaten Bandung yang dipilih secara cluster random sampling periode April 2017. Data diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner tervalidasi, lalu dianalisis menggunakan software SPSS 20 dengan uji chi-square dan Spearman Rank Correlation. Hasil penelitian menunjukkan 28,6% penduduk Desa Mangunjaya yang masih mempraktikkan kebiasaan BAB sembarangan 22,4% penduduk yang tidak memiliki jamban. Ditemukan korelasi positif yang signifikan perilaku BABS dengan faktor motivasi (r=0,584), kemampuan (r=0,638), dan kesempatan (r=0,548). Terdapat perbedaan persepsi antara warga yang masih melakukan BABS dan yang tidak melakukan BABS mengenai faktor apa yang dinilai menghambat kepemilikan dan penggunaan jamban. Meskipun keduanya menyatakan bahwa faktor biaya adalah penghambatan utama, warga yang melakukan BABS cenderung menyalahkan lokasi desa sebagai hambatan terbesar kedua, sementara warga yang tidak BABS menilai bahwa kurangnya edukasi justru menjadi faktor terpenting selain hambatan biaya. Masih terdapat warga yang BABS dan tidak memiliki jamban dipengaruhi oleh faktor motivasi, kapabilitas, dan kesempatan. Peningkatan pengetahuan dan kepemilikan jamban perlu diupayakan lebih serius karena merupakan determinan terpenting pencapaian kondisi open defecation free di Desa Mangunjaya. BARRIER OF OPEN DEFECATION FREE Open defecation free (ODF) is one of the most important target in Sustainable Development Goals (SDGs) that is intended to break the transmission chain of infectious diseases. This research aims to discover the open defecation (OD) behavior as well as to analyze factors that influence its elimination effort using behavioral change wheel model. This was a cross sectional study involving 210 villagers from Desa Mangunjaya, Bandung during April 2017 who were randomly selected with cluster random sampling method. Data were taken through interview using validated questionnaire, then analyzed using SPSS 20 with chi-square and Spearman rank correlation test. This research found there were 28.6% of residents in Desa Mangunjaya who are still practising OD and 22.4% do not have latrines. There was a significant positive correlation between OD behavior with motivational factor (r = 0.584), capability (r: 0.638), and opportunity (r: 0.548). There was a difference of perception between residents who were still practicing OD and who were not, on what factors are considered to inhibit the ownership and use of latrines. Although both placed the cost factor as the main barrier, residents who practicing OD tend to assess the location of the village as the second greatest obstacle, meanwhile the second group put the lack of education as a major factor in addition to cost constraints. The achievement of ODF condition in Desa Mangunjaya was inhibited by motivational, capability, and opportunity factors. Increasing latrines ownership and knowledge among villagers were very crucial, since they are the most important determinants.","PeriodicalId":161042,"journal":{"name":"Jurnal Integrasi Kesehatan & Sains","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"4","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Integrasi Kesehatan & Sains","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.29313/jiks.v1i1.4325","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 4

Abstract

Open defecation free (ODF) merupakan salah satu target terpenting dalam Sustainable Development Goals (SDGs) yang ditujukan memutus rantai transmisi penyakit menular. Penelitian ini bertujuan mengetahui perilaku buang air besar sembarangan (BABS) yang masih dilakukan oleh masyarakat, sekaligus menganalisis berbagai faktor yang berpengaruh terhadap upaya eliminasinya menggunakan model behavior change wheel. Penelitian ini merupakan studi cross sectional dengan melibatkan 210 orang penduduk Desa Mangunjaya, Kabupaten Bandung yang dipilih secara cluster random sampling periode April 2017. Data diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner tervalidasi, lalu dianalisis menggunakan software SPSS 20 dengan uji chi-square dan Spearman Rank Correlation. Hasil penelitian menunjukkan 28,6% penduduk Desa Mangunjaya yang masih mempraktikkan kebiasaan BAB sembarangan 22,4% penduduk yang tidak memiliki jamban. Ditemukan korelasi positif yang signifikan perilaku BABS dengan faktor motivasi (r=0,584), kemampuan (r=0,638), dan kesempatan (r=0,548). Terdapat perbedaan persepsi antara warga yang masih melakukan BABS dan yang tidak melakukan BABS mengenai faktor apa yang dinilai menghambat kepemilikan dan penggunaan jamban. Meskipun keduanya menyatakan bahwa faktor biaya adalah penghambatan utama, warga yang melakukan BABS cenderung menyalahkan lokasi desa sebagai hambatan terbesar kedua, sementara warga yang tidak BABS menilai bahwa kurangnya edukasi justru menjadi faktor terpenting selain hambatan biaya. Masih terdapat warga yang BABS dan tidak memiliki jamban dipengaruhi oleh faktor motivasi, kapabilitas, dan kesempatan. Peningkatan pengetahuan dan kepemilikan jamban perlu diupayakan lebih serius karena merupakan determinan terpenting pencapaian kondisi open defecation free di Desa Mangunjaya. BARRIER OF OPEN DEFECATION FREE Open defecation free (ODF) is one of the most important target in Sustainable Development Goals (SDGs) that is intended to break the transmission chain of infectious diseases. This research aims to discover the open defecation (OD) behavior as well as to analyze factors that influence its elimination effort using behavioral change wheel model. This was a cross sectional study involving 210 villagers from Desa Mangunjaya, Bandung during April 2017 who were randomly selected with cluster random sampling method. Data were taken through interview using validated questionnaire, then analyzed using SPSS 20 with chi-square and Spearman rank correlation test. This research found there were 28.6% of residents in Desa Mangunjaya who are still practising OD and 22.4% do not have latrines. There was a significant positive correlation between OD behavior with motivational factor (r = 0.584), capability (r: 0.638), and opportunity (r: 0.548). There was a difference of perception between residents who were still practicing OD and who were not, on what factors are considered to inhibit the ownership and use of latrines. Although both placed the cost factor as the main barrier, residents who practicing OD tend to assess the location of the village as the second greatest obstacle, meanwhile the second group put the lack of education as a major factor in addition to cost constraints. The achievement of ODF condition in Desa Mangunjaya was inhibited by motivational, capability, and opportunity factors. Increasing latrines ownership and knowledge among villagers were very crucial, since they are the most important determinants.
开放缺陷自由是打破传染病传播链的可持续发展目标之一。这项研究的目标是确定社区仍然在进行的不检点排便,并分析影响其使用行为改变轮的行为的因素。该研究涉及210名万隆摄政村民,他们在2017年4月随机抽样。数据是通过使用经过验证的问卷调查获得的,然后通过SPSS 20软件与chi square和Spearman Rank Correlation进行分析。研究结果显示,曼均加雅有286%的村民,他们仍在实行不经厕所的任意章节习惯。我们发现巴布斯的行为与动机因素(r= 584)、能力(r= 638)和机会(r= 548)有显著的积极联系。那些仍然在做BABS的公民和那些不做BABS的公民之间存在着差异,他们对阻碍所有权和使用厕所的因素的看法是不同的。尽管巴布斯人都认为成本因素是主要的障碍,但巴布斯人更倾向于将村庄位置归咎于第二大障碍,而非巴布斯人则认为缺乏教育比成本障碍更重要。巴布斯居民仍然没有受到动机、能力和机会因素影响的厕所。增加知识和所有权需要自救更严重,因为厕所是自身重要的开放条件成就defecation自由Mangunjaya村。开放自由开放DEFECATION DEFECATION自由障碍》(ODF)一号》就是最重要的目标在可持续发展目标(SDGs)就是intended to break the传输链OF infectious diseases。这项研究发现了用行为改变轮型分析其影响影响的因素。横截面这是a study involving 210 Mangunjaya村的村民,2017年4月万隆期间谁是randomly selected与集群随机抽样方法。数据是通过测试验证问题进行的,然后用SPSS问题20对chi square和Spearman rank correlation测试进行分析。这个研究在村里找到了有是28。6%的residents Mangunjaya仍不清楚是谁practising吸毒和22,不要有latrines 4%。相关吸毒社会行为之间有是个浓厚,积极与motivational因子(r = 0.584)、-能力(r: 0.638)和“机遇号”(r: 0.548)。反对谁仍在实践,谁没有,在什么因素被认为受到约束和利用厕所之间存在着不同的理解。尽管两家机构都安置了主营障碍的成本因素,这些反对者正在努力评估村庄的位置作为第二大障碍,同时第二组将教育的缺乏作为一个主要因素,以增加成本。Mangunjaya村不可能的成就是由于动力、能力和机遇因素而受到鼓舞。由于他们是最重要的决策者,所以他们的勇气和知识是非常宝贵的。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信