B. Purwanto, ,. Z. Zulfachmi, Pramana Budi Purwaka
{"title":"Pengukuran Getaran Mekanik Berdasarkan Jenis Bangunan","authors":"B. Purwanto, ,. Z. Zulfachmi, Pramana Budi Purwaka","doi":"10.20886/jklh.2022.16.1.31-38","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pengukuran Getaran Mekanik Berdasarkan Jenis Bangunan. Dampak getaran diketahui menjadi salah satu isu yang diangkat masyarakat yang mengklaim terdampak suatu kegiatan selain pencemaran udara, air maupun tanah. Getaran dianggap mengganggu kenyamanan dan kesehatan, serta pada tahap yang lebih tinggi dapat merusak struktur bangunan yang telah dihuni masyarakat sekitar kegiatan. KEPMENLH 49/1996 telah mengatur tentang baku tingkat getaran dan metode pengukurannya, namun seiring waktu maka perlu dimutakhirkan mengingat ada perbedaan rentang frekuensi dominan bagi beberapa jenis pengukuran tingkat getaran. Metode pengukuran yang terdapat pada Lampiran V KEPMENLH 49/1996 juga perlu ditinjau ulang karena masih menggunakan metode pengukuran yang sama walaupun pada beberapa jenis pengukuran tingkat getaran yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan metode pengukuran tingkat getaran pada Lampiran V KEPMENLH No 49/1996 terhadap metoda pengukuran lain yang tersedia dan diakui serta dapat diterapkan menggunakan peralatan yang tersedia saat ini. Pengambilan data dilakukan pada beberapa titik di Provinsi DKI Jakarta, Sulawesi Selatan dan Jawa Tengah pada bulan April – Juli 2016 oleh tim PSIKLH menggunakan alat Instantel Minimate Pro 6. Setiap sesi pengukuran dilakukan pengambilan data pada dua titik ukur secara simultan dengan masing-masing titik ukur diperoleh nilai tingkat getaran pada tiga sumbu ortogonal (sumbu X, Y dan Z). Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa pengukuran getaran di beberapa kota di Indonesia masih memiliki nilai tingkat getaran yang belum melampaui baku tingkat getaran yang dipersyaratkan pada Lampiran III KEPMENLH 49/1996, sehingga dapat disimpulkan bahwa metode pengukuran International Organization for Standardization ISO 4866 Mechanical vibration and shock - Vibration of fixed structures - Guidelines for the measurement of vibrations and evaluation of their effects on structures dapat menjadi rujukan untuk mengevaluasi dampak getaran terhadap bangunan.","PeriodicalId":247491,"journal":{"name":"Jurnal Ecolab","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Ecolab","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.20886/jklh.2022.16.1.31-38","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Pengukuran Getaran Mekanik Berdasarkan Jenis Bangunan. Dampak getaran diketahui menjadi salah satu isu yang diangkat masyarakat yang mengklaim terdampak suatu kegiatan selain pencemaran udara, air maupun tanah. Getaran dianggap mengganggu kenyamanan dan kesehatan, serta pada tahap yang lebih tinggi dapat merusak struktur bangunan yang telah dihuni masyarakat sekitar kegiatan. KEPMENLH 49/1996 telah mengatur tentang baku tingkat getaran dan metode pengukurannya, namun seiring waktu maka perlu dimutakhirkan mengingat ada perbedaan rentang frekuensi dominan bagi beberapa jenis pengukuran tingkat getaran. Metode pengukuran yang terdapat pada Lampiran V KEPMENLH 49/1996 juga perlu ditinjau ulang karena masih menggunakan metode pengukuran yang sama walaupun pada beberapa jenis pengukuran tingkat getaran yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan metode pengukuran tingkat getaran pada Lampiran V KEPMENLH No 49/1996 terhadap metoda pengukuran lain yang tersedia dan diakui serta dapat diterapkan menggunakan peralatan yang tersedia saat ini. Pengambilan data dilakukan pada beberapa titik di Provinsi DKI Jakarta, Sulawesi Selatan dan Jawa Tengah pada bulan April – Juli 2016 oleh tim PSIKLH menggunakan alat Instantel Minimate Pro 6. Setiap sesi pengukuran dilakukan pengambilan data pada dua titik ukur secara simultan dengan masing-masing titik ukur diperoleh nilai tingkat getaran pada tiga sumbu ortogonal (sumbu X, Y dan Z). Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa pengukuran getaran di beberapa kota di Indonesia masih memiliki nilai tingkat getaran yang belum melampaui baku tingkat getaran yang dipersyaratkan pada Lampiran III KEPMENLH 49/1996, sehingga dapat disimpulkan bahwa metode pengukuran International Organization for Standardization ISO 4866 Mechanical vibration and shock - Vibration of fixed structures - Guidelines for the measurement of vibrations and evaluation of their effects on structures dapat menjadi rujukan untuk mengevaluasi dampak getaran terhadap bangunan.