PENDIDIKAN MULTIKULTURAL: FILTRASI AKSELERASI INFORMASI DALAM BERKOMINKASI DI MEDIA SOSIAL

Dharma Duta Pub Date : 2020-11-14 DOI:10.33363/DD.V18I1.456
I. M. Pustikayasa
{"title":"PENDIDIKAN MULTIKULTURAL: FILTRASI AKSELERASI INFORMASI DALAM BERKOMINKASI DI MEDIA SOSIAL","authors":"I. M. Pustikayasa","doi":"10.33363/DD.V18I1.456","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Di era 4.0 arus berbagai informasi media sosial semakin deras seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Hadirnya media sosial bertujuan mengatasi berbagai persoalan kehidupan sosial. Tetapi kehadirannya juga disinyalir memunculkan berbagai persoalan baru yang dapat mengkoyak tatanan kehidupan sosial suatu bangsa. Penggunaan media sosial yang tidak diimbangi dengan pengetahuan yang cukup dapat membawa penggunanya menjadi pribadi yang terikat dengan dunia maya dan bahkan menjadi individualisme. Media sosial juga dapat dijadikan lahan hanya untuk mengeruk keuntungan tanpa memikirkan dampak yang akan ditimbulkan, seperti penipuan, prostitusi, pornografi, penjualan manusia dan lainnya. Tidak hanya itu, masyarakat media sosial juga mudah terprovokasi oleh isu-isu sensitif yang tidak hanya berdampak pada individu pengguna, tetapi mengancam keutuhan kehidupan berbangsa dan bernegara. \nPemerintah sudah berupaya dengan membuat peraturan perundang-undangan untu mengatur pengguna daring termasuk pengguna media sosial, tetapi tetap saja isu-isu sensitif bertebaran baik berupa video maupun tulisan. Tidak berhenti sampai disitu pemerintah juga pernah menutup penggunaan media sosial tertentu dan memperlambat akses ke media sosial untuk meredam persoalan sosial yang terjadi ditengah masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa tidak hanya pemerintah, tetapi pengguna sosial perlu mendapat perhatian agar memiliki pengetahuan dan menumbuhkan rasa peduli terhadap keutuhan bangsa yang multikultural melaui pendekatan literasi media sosial, pendidikan karakter, dan pendidikan agama yang berwawasan multikultural.","PeriodicalId":128014,"journal":{"name":"Dharma Duta","volume":"42 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-11-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Dharma Duta","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33363/DD.V18I1.456","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2

Abstract

Di era 4.0 arus berbagai informasi media sosial semakin deras seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Hadirnya media sosial bertujuan mengatasi berbagai persoalan kehidupan sosial. Tetapi kehadirannya juga disinyalir memunculkan berbagai persoalan baru yang dapat mengkoyak tatanan kehidupan sosial suatu bangsa. Penggunaan media sosial yang tidak diimbangi dengan pengetahuan yang cukup dapat membawa penggunanya menjadi pribadi yang terikat dengan dunia maya dan bahkan menjadi individualisme. Media sosial juga dapat dijadikan lahan hanya untuk mengeruk keuntungan tanpa memikirkan dampak yang akan ditimbulkan, seperti penipuan, prostitusi, pornografi, penjualan manusia dan lainnya. Tidak hanya itu, masyarakat media sosial juga mudah terprovokasi oleh isu-isu sensitif yang tidak hanya berdampak pada individu pengguna, tetapi mengancam keutuhan kehidupan berbangsa dan bernegara. Pemerintah sudah berupaya dengan membuat peraturan perundang-undangan untu mengatur pengguna daring termasuk pengguna media sosial, tetapi tetap saja isu-isu sensitif bertebaran baik berupa video maupun tulisan. Tidak berhenti sampai disitu pemerintah juga pernah menutup penggunaan media sosial tertentu dan memperlambat akses ke media sosial untuk meredam persoalan sosial yang terjadi ditengah masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa tidak hanya pemerintah, tetapi pengguna sosial perlu mendapat perhatian agar memiliki pengetahuan dan menumbuhkan rasa peduli terhadap keutuhan bangsa yang multikultural melaui pendekatan literasi media sosial, pendidikan karakter, dan pendidikan agama yang berwawasan multikultural.
多元文化教育:在社交媒体上宣传的信息的加速度渗透
在4.0时代,随着信息和通信技术的快速发展,社交媒体信息的流动正在增加。社交媒体的出现旨在解决社会生活问题。但他的存在也可能带来新的问题,这些问题可能会导致一个国家的社会生活结构。使用不平衡的社交媒体,只要有足够的知识,就能使用户成为一个受网络束缚的人,甚至成为个人主义者。社交媒体也可以成为利润的土地,而不考虑其后果,如欺诈、卖淫、色情、贩卖人口等。不仅如此,社交媒体社会也很容易受到敏感问题的激怒,这些问题不仅影响到个人用户,而且威胁到国家和国家生命的完整性。政府试图制定立法规则来管理在线用户以及社交媒体用户,但视频和文字仍然存在敏感问题。政府从未停止过对某些社交媒体的使用,也没有放慢对社交媒体的访问速度,以遏制社会内部的社会问题。这表明,不仅政府,而且社会工作者也需要得到关注,以便拥有知识,并通过社会媒体扫盲方法、性格教育和具有多元文化洞察力的宗教教育,培养对多元文化国家完整性的关心。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信