{"title":"MEMANDANG DENGAN PERSPEKTIF BARU: KAJIAN MATIUS 22:32 DAN RELASINYA DALAM KEARIFAN LOKAL; PAWANG HUJAN","authors":"Ryanto Adilang, Audriano Kalundang","doi":"10.51667/pwjsa.v3i2.1221","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Perkembangan dunia yang semakin pesat mengantarkan manusia pada suatu sisi kehidupan yang lebih modern dan yang tidak dianggap modern perlahan ditinggalkan dan tidak dipakai lagi. Kearifan lokal yang dilakukan turun-temurun juga dikikis dalam perkembangan teknologi yang pesat ini termasuk didalamnya kearifan lokal: pawang hujan. Masyarakat yang masih mempertahkan kearifan lokal pawang hujan ini dianggap sebagai ketinggalan perkembangan dunia dan terkadang dijadikan bahan olok-olokkan, buah bibir masyarakat yang dipandang negative. Maka di dalam penelitian ini akan dikaji mengenai padangan masyarakat terhadap kearifan lokal khusunya pawang hujan tersebut dalam sorotan teks Alkitab dari Injil Matius 22:32. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Karena merupakan penelitian di ranah Biblika, khususnya Biblika Perjanjian Baru, maka penelitian ini mengusung metode penafsiran campuran antara kritik historis dan kritik naratif dan akan diseberangkan dalam konteks masa kini. Hasil penelitian ini diharapkan agar mengubah cara pandang dan stigma negative para pembaca tentang mereka yang melakukan bentuk-bentuk kearifan lokal salah satunya pawang hujan.","PeriodicalId":111589,"journal":{"name":"Pute Waya : Sociology of Religion Journal","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Pute Waya : Sociology of Religion Journal","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.51667/pwjsa.v3i2.1221","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Perkembangan dunia yang semakin pesat mengantarkan manusia pada suatu sisi kehidupan yang lebih modern dan yang tidak dianggap modern perlahan ditinggalkan dan tidak dipakai lagi. Kearifan lokal yang dilakukan turun-temurun juga dikikis dalam perkembangan teknologi yang pesat ini termasuk didalamnya kearifan lokal: pawang hujan. Masyarakat yang masih mempertahkan kearifan lokal pawang hujan ini dianggap sebagai ketinggalan perkembangan dunia dan terkadang dijadikan bahan olok-olokkan, buah bibir masyarakat yang dipandang negative. Maka di dalam penelitian ini akan dikaji mengenai padangan masyarakat terhadap kearifan lokal khusunya pawang hujan tersebut dalam sorotan teks Alkitab dari Injil Matius 22:32. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Karena merupakan penelitian di ranah Biblika, khususnya Biblika Perjanjian Baru, maka penelitian ini mengusung metode penafsiran campuran antara kritik historis dan kritik naratif dan akan diseberangkan dalam konteks masa kini. Hasil penelitian ini diharapkan agar mengubah cara pandang dan stigma negative para pembaca tentang mereka yang melakukan bentuk-bentuk kearifan lokal salah satunya pawang hujan.