Rahmat Pannyiwi, S. Oruh, Nurhaedah Nurhaedah, Rezqiqah Aulia Rahmat
{"title":"PKM Sunatan Massal","authors":"Rahmat Pannyiwi, S. Oruh, Nurhaedah Nurhaedah, Rezqiqah Aulia Rahmat","doi":"10.59585/sosisabdimas.v1i1.2","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Budaya sunnatan massal di Indonesia sudah popular sejak sudah lama, berdasarkan sejarah masuknya Islam ke nusantara. Oleh karena itu perlu diketahui bahwa Budaya sunnatan massal ini sesungguhnya sudah ada pertama kali manusia diturunkan ke muka bumi. Kita ketahui bersama bahwa nabi pertama Nabi Adam adalah merupakan manusia pertama yang di sunnat (khitan). Selain dari sisi perintah agama dari sisi kesehatan sunnatpun sangat berpengaruh dalam menjaga, meningkatkan kesehatan dan mencegah timbulnya penyakit-penyakit yang diakibatkan tidak bersihnya alat kelamin pria. WHO menyatakan sirkumsisi memberi manfaat mencegah penularan penyakit HIV/AIDS dan kanker. Ikatan Dokter Anak Indonesia juga menyatakan Sunnat (khitan) dapat mencegah penumpukan kotoran serta mencegah fimosis, yang kedua kondisi ini dapat menyebabkan infeksi pada alat kelamin bayi dan anak. Namun terkadang pelaksanaan Sunnat (khitan) ini belum dapat dilakukan karena terkendala faktor biaya yang cukup besar, sehingga pelaksanaannya pun tertunda. Salah satu upaya agar setiap anak dapat melakukan Sunnat (khitan) adalah dengan melaksanakan kegiatan Sunnatan Massal lingkungan masyarakat sekitar kampus Stikes Amanah Makassar. Dari kegiatan sunnatan massal ini diharapkan akan banyak anak di Indonesia yang dapat disunnatan, sehingga tercapai peningkatan derajat kesehatan dan pertumbuhan anak Indonesia yang baik.","PeriodicalId":424043,"journal":{"name":"Sahabat Sosial: Jurnal Pengabdian Masyarakat","volume":"44 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-10-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Sahabat Sosial: Jurnal Pengabdian Masyarakat","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.59585/sosisabdimas.v1i1.2","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Budaya sunnatan massal di Indonesia sudah popular sejak sudah lama, berdasarkan sejarah masuknya Islam ke nusantara. Oleh karena itu perlu diketahui bahwa Budaya sunnatan massal ini sesungguhnya sudah ada pertama kali manusia diturunkan ke muka bumi. Kita ketahui bersama bahwa nabi pertama Nabi Adam adalah merupakan manusia pertama yang di sunnat (khitan). Selain dari sisi perintah agama dari sisi kesehatan sunnatpun sangat berpengaruh dalam menjaga, meningkatkan kesehatan dan mencegah timbulnya penyakit-penyakit yang diakibatkan tidak bersihnya alat kelamin pria. WHO menyatakan sirkumsisi memberi manfaat mencegah penularan penyakit HIV/AIDS dan kanker. Ikatan Dokter Anak Indonesia juga menyatakan Sunnat (khitan) dapat mencegah penumpukan kotoran serta mencegah fimosis, yang kedua kondisi ini dapat menyebabkan infeksi pada alat kelamin bayi dan anak. Namun terkadang pelaksanaan Sunnat (khitan) ini belum dapat dilakukan karena terkendala faktor biaya yang cukup besar, sehingga pelaksanaannya pun tertunda. Salah satu upaya agar setiap anak dapat melakukan Sunnat (khitan) adalah dengan melaksanakan kegiatan Sunnatan Massal lingkungan masyarakat sekitar kampus Stikes Amanah Makassar. Dari kegiatan sunnatan massal ini diharapkan akan banyak anak di Indonesia yang dapat disunnatan, sehingga tercapai peningkatan derajat kesehatan dan pertumbuhan anak Indonesia yang baik.