Moch Lukluil Maknun, Muhammad Aji Nugroho, Yuyun Libriyanti
{"title":"KONTRIBUSI ULAMA NUSANTARA TERHADAP KEILMUAN ISLAM DI INDONESIA; STUDI KASUS INVENTARISASI MANUSKRIP PONPES TREMAS DAN TEBUIRENG","authors":"Moch Lukluil Maknun, Muhammad Aji Nugroho, Yuyun Libriyanti","doi":"10.21154/muslimheritage.v7i1.3625","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"AbstractThe massive literacy tradition of the Islamic boarding school community has shaped the legacy of Islamic scholarship in the archipelago so that it becomes an identity in religion, nation and state. This study seeks to reveal the works of Indonesian scholars who have become manuscripts as an effort to maintain the nation's cultural heritage at the Pondok Pesantren Tremas Pacitan and Tebu Ireng Jombang. The type of approach used is descriptive qualitative, using basic philological and codicological methods which are then collected data. The targets studied were limited to formal objects in the form of physical books found, with locations that had been determined from the start. Data was collected using observation, interview, and documentation techniques, combined with source triangulation. The results of this study; 1) Tremas Islamic Boarding School has many manuscripts that are not only sourced from Sheikh Mahfudz at-Tarmasi, but most of the manuscripts have been lost due to flooding or their whereabouts are unknown. and preservation by reprinting and dictating educational subjects; 2) The original Tebuireng masyayikh manuscripts were narrated scattered in various locations both in the family environment and in the dzurriyah students of K.H. Hasyim Asyari, the rescue step was carried out by dzurriyah, namely K.H. Ishomuddin Hadzik, K.H. Zaki Hadzik, and Gus Mirza Zaki Hadzik which is manifested in the form of publishing/reprinting works in the volume of Irsyaadus Saari; 3) The government's concern for the preservation of manuscripts is realized by establishing a database of manuscripts and publishing them on a wider scale as a form of preserving the assets of the nation and state; 4) The existence of libraries in Islamic boarding schools, causes the manuscripts to be more well conditioned and easy to be accessed and read by others. AbstrakMasifnya tradisi literasi masyayikh pondok pesantren telah membentuk warisan keilmuan Islam di Nusantara sehingga menjadi identitas dalam beragama, berbangsa, dan bernegara. Penelitian ini berupaya mengungkap karya-karya ulama nusantara yang telah menjadi manuskrip sebagai upaya menjaga warisan budaya bangsa di Pondok Pesantren Tremas Pacitan dan Tebu Ireng Jombang. Jenis pendekatan yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dengan menggunakan metode filologi dan kodikologi dasar yang kemudian dilakukan pendataan. Sasaran yang dikaji sebatas objek formal berupa fisik kitab yang ditemukan, dengan lokasi yang telah ditentukan sejak awal. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi, dipadukan dengan triangulasi sumber. Hasil penelitian ini; 1) Ponpes Tremas memiliki banyak manuskrip yang tidak hanya bersumber dari syeikh Mahfudz at-Tarmasi, namun sebagian besar dari manuskrip tersebut hilang disebabkan banjir atau belum diketahui keberadaannya, kepedulian alumni, santri, pegiat dan pemerhati manuskrip, menggerakkan kesadaran dzurriyah dan pemerintah untuk melakukan penyelamatan dan pelestarian dengan mencetak ulang dan menjadikan diktat matapelajaran pendidikan; 2) Manuskrip masyayikh Tebuireng yang asli diriwayatkan tersebar di berbagai lokasi baik di lingkungan keluarga ataupun di dzurriyah murid K.H. Hasyim Asyari, langkah penyelamatan dilakukan oleh dzurriyah, yaitu K.H. Ishomuddin Hadzik, K.H. Zaki Hadzik, dan Gus Mirza Zaki Hadzik yang diwujudkan dalam bentuk penerbitan/cetak ulang karya dalam bunga rampai Irsyaadus Saari; 3) kepedulian pemerintah dalam pelestarian manuskrip diwujudkan dengan membentuk database manuskrip dan mempublikasikannya dalam skala yang lebih luas sebagai bentuk pelestarian aset bangsa dan negara; 4) keberadaan perpustakan di pondok pesantren, menyebabkan naskah lebih terkondisikan dengan baik dan mudah untuk diakses dan dibaca oleh orang lain. ","PeriodicalId":160585,"journal":{"name":"Muslim Heritage","volume":"38 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-06-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"4","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Muslim Heritage","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21154/muslimheritage.v7i1.3625","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 4
Abstract
AbstractThe massive literacy tradition of the Islamic boarding school community has shaped the legacy of Islamic scholarship in the archipelago so that it becomes an identity in religion, nation and state. This study seeks to reveal the works of Indonesian scholars who have become manuscripts as an effort to maintain the nation's cultural heritage at the Pondok Pesantren Tremas Pacitan and Tebu Ireng Jombang. The type of approach used is descriptive qualitative, using basic philological and codicological methods which are then collected data. The targets studied were limited to formal objects in the form of physical books found, with locations that had been determined from the start. Data was collected using observation, interview, and documentation techniques, combined with source triangulation. The results of this study; 1) Tremas Islamic Boarding School has many manuscripts that are not only sourced from Sheikh Mahfudz at-Tarmasi, but most of the manuscripts have been lost due to flooding or their whereabouts are unknown. and preservation by reprinting and dictating educational subjects; 2) The original Tebuireng masyayikh manuscripts were narrated scattered in various locations both in the family environment and in the dzurriyah students of K.H. Hasyim Asyari, the rescue step was carried out by dzurriyah, namely K.H. Ishomuddin Hadzik, K.H. Zaki Hadzik, and Gus Mirza Zaki Hadzik which is manifested in the form of publishing/reprinting works in the volume of Irsyaadus Saari; 3) The government's concern for the preservation of manuscripts is realized by establishing a database of manuscripts and publishing them on a wider scale as a form of preserving the assets of the nation and state; 4) The existence of libraries in Islamic boarding schools, causes the manuscripts to be more well conditioned and easy to be accessed and read by others. AbstrakMasifnya tradisi literasi masyayikh pondok pesantren telah membentuk warisan keilmuan Islam di Nusantara sehingga menjadi identitas dalam beragama, berbangsa, dan bernegara. Penelitian ini berupaya mengungkap karya-karya ulama nusantara yang telah menjadi manuskrip sebagai upaya menjaga warisan budaya bangsa di Pondok Pesantren Tremas Pacitan dan Tebu Ireng Jombang. Jenis pendekatan yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dengan menggunakan metode filologi dan kodikologi dasar yang kemudian dilakukan pendataan. Sasaran yang dikaji sebatas objek formal berupa fisik kitab yang ditemukan, dengan lokasi yang telah ditentukan sejak awal. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi, dipadukan dengan triangulasi sumber. Hasil penelitian ini; 1) Ponpes Tremas memiliki banyak manuskrip yang tidak hanya bersumber dari syeikh Mahfudz at-Tarmasi, namun sebagian besar dari manuskrip tersebut hilang disebabkan banjir atau belum diketahui keberadaannya, kepedulian alumni, santri, pegiat dan pemerhati manuskrip, menggerakkan kesadaran dzurriyah dan pemerintah untuk melakukan penyelamatan dan pelestarian dengan mencetak ulang dan menjadikan diktat matapelajaran pendidikan; 2) Manuskrip masyayikh Tebuireng yang asli diriwayatkan tersebar di berbagai lokasi baik di lingkungan keluarga ataupun di dzurriyah murid K.H. Hasyim Asyari, langkah penyelamatan dilakukan oleh dzurriyah, yaitu K.H. Ishomuddin Hadzik, K.H. Zaki Hadzik, dan Gus Mirza Zaki Hadzik yang diwujudkan dalam bentuk penerbitan/cetak ulang karya dalam bunga rampai Irsyaadus Saari; 3) kepedulian pemerintah dalam pelestarian manuskrip diwujudkan dengan membentuk database manuskrip dan mempublikasikannya dalam skala yang lebih luas sebagai bentuk pelestarian aset bangsa dan negara; 4) keberadaan perpustakan di pondok pesantren, menyebabkan naskah lebih terkondisikan dengan baik dan mudah untuk diakses dan dibaca oleh orang lain.
伊斯兰寄宿学校社区的大量识字传统塑造了群岛伊斯兰学术的遗产,使其成为宗教,民族和国家的身份。此次研究的目的是,为了保存国家文化遗产,在蓬德Pesantren Tremas Pacitan和Tebu irenjombang,揭示成为手稿的印度尼西亚学者的作品。所使用的方法类型是描述性定性的,使用基本的语言学和法典学方法,然后收集数据。研究对象仅限于实物书籍的形式,从一开始就确定了位置。数据的收集采用观察、访谈和文档技术,并结合源三角测量。本研究结果;1) Tremas伊斯兰寄宿学校有许多手稿,这些手稿不仅来自Sheikh Mahfudz at-Tarmasi,而且大多数手稿因洪水而丢失或下落不明。通过重印和口授教育科目来保存;2)原始Tebuireng masyayikh手稿在家庭环境和K.H. Hasyim Asyari的dzurriyah学生中散布在不同的地方,dzurriyah即K.H. Ishomuddin Hadzik, K.H. Zaki Hadzik和Gus Mirza Zaki Hadzik进行了救援步骤,以出版/再版作品的形式表现在Irsyaadus Saari卷中;3)政府对手稿保护的关注,通过建立手稿数据库并将其作为保护民族和国家资产的一种形式进行更广泛的出版来实现;4)伊斯兰寄宿学校中图书馆的存在,使手稿更有条件,更容易被其他人获取和阅读。[摘要]佛教传统文化,佛教传统文化,佛教传统文化,佛教传统文化,佛教传统文化,佛教传统文化,佛教传统文化,佛教传统文化。Penelitian ini berupaya mengungkap karya-karya ulama nusantara yang telah menjadi manuskrip sebagai upaya menjaga warisan budaya bangsa di Pondok pesantrem Pacitan dan Tebu irenjombang。詹尼斯彭德卡坦杨迪库纳坎adalalalakan的写作质量,邓安孟古纳坎的方法,家谱学,邓尼斯彭德卡坦杨狄库纳坎的家谱。Sasaran yang dikaji sebatas对象正式berupa fisik kitab yang ditemukan, dengan lokasi yang telah ditentukan sejak awal。彭普兰数据dilakukan dengan teknik observasi, wanancara, dandokumentasi, dipadukan dengan triangulasi sumber。Hasil penelitian ini;1) Ponpes Tremas memiliki banyak manuskrip yang tidak hanya berumdidikan syyekh Mahfudz at-Tarmasi, namun sebagian besar dari manuskrip,但是hilang disebabkan banjir atau belum diketahui keberadaannya, kepedudulian alumni, santri, pegii dan pemerhati manusrip, menggerakkan kesadaran dzurriyah dan pemerintah untuk melakukan penyelamatan dan plestan menjadikan diktat matapelajaran pendidikan;2) manukrip masyayikh tebuikh yang asli diriwayatkan tersebar di berbagai lokasi baika di lingkungan keluarga ataupun di dzurriyah murid K.H. Hasyim Asyari, langkah penyelamatan dilakukan oleh dzurriyah, yitu K.H. Ishomuddin Hadzik, K.H. Zaki Hadzik, dan Gus Mirza Zaki Hadzik yang diwujudkan dalam bentuk penerbitan/cetak ulang karya dalam bunga rampai Irsyaadus Saari;3) kepedulian pemerintah dalam pelestarian manuskrip diwujudkan dengan membentuk数据库manuskrip Dan mempublikasikannya dalam skala Yang lebih luas sebagai bentuk pelestarian asset bangsa Dan negara;4) keberadaan perpustakan di pondok pesantren, menyebabkan naskah lebih terkondisikkan dengan baik danmudah untuk dibaca oleh oranglain。