DAMPAK SOSIAL URBANISASI: PERUBAHAN RUANG KAWASAN CENTRAL BUSINESS DISTRICT BUMI SERPONG DAMPAI (CBS-BSD) DENGAN PENDEKATAN PRODUKSI RUANG SOSIAL HENRI LEFEBVRE
{"title":"DAMPAK SOSIAL URBANISASI: PERUBAHAN RUANG KAWASAN CENTRAL BUSINESS DISTRICT BUMI SERPONG DAMPAI (CBS-BSD) DENGAN PENDEKATAN PRODUKSI RUANG SOSIAL HENRI LEFEBVRE","authors":"Ignatius Bayu Sudibyo","doi":"10.37306/KKB.V3I2.13","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Reorganisasi ruang telah mengubah wajah perkampungan dan perkebunan karet menjadi pusat hunian modern, bisnis, dan gaya hidup. Muncul kontradiksi dengan terpinggirnya warga karena ruang komunalnya berubah menjadi bisnis properti. Lepasnya tanah ke pengembang menyebabkan warga tercabut dari akar budayanya, terhapusnya jejak ingatan kolektif, sehingga tanah kehilangan makna historisnya. Penelitian ini berjalan dalam dua alur eksplorasi. Pertama, pembangunan ruang kota dalam menghadirkan wajah baru pada kawasan CBD BSD. Kedua, terpinggirnya warga, baik secara fisik dan simbolik akibat pembangunan ruang di sekitar CBD BSD. Peneliti meletakkan kasus ini dengan pendekatan produksi ruang sosial Lefebvre dengan metode kualitatif obeservasi, wawancara dan visualisasi obyek ruang di CBD-BSD. Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa reorganisasi ruang telah mengubah wajah perkampungan dan perkebunan karet menjadi pusat hunian modern, bisnis, dan gaya hidup. Di balik semakin meluasnya pembangunan ruang kota dan image yang ditampilkan, ruang memiliki kontradiksinya, yakni terpinggirnya warga (relokasi), baik secara fisik dan simbolik, dan tereliminasinya pengalaman kolektif, aktivitas sosial, bahkan nilai historis dari ruang.","PeriodicalId":176908,"journal":{"name":"Jurnal Keluarga Berencana","volume":"142 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-11-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Keluarga Berencana","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.37306/KKB.V3I2.13","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Reorganisasi ruang telah mengubah wajah perkampungan dan perkebunan karet menjadi pusat hunian modern, bisnis, dan gaya hidup. Muncul kontradiksi dengan terpinggirnya warga karena ruang komunalnya berubah menjadi bisnis properti. Lepasnya tanah ke pengembang menyebabkan warga tercabut dari akar budayanya, terhapusnya jejak ingatan kolektif, sehingga tanah kehilangan makna historisnya. Penelitian ini berjalan dalam dua alur eksplorasi. Pertama, pembangunan ruang kota dalam menghadirkan wajah baru pada kawasan CBD BSD. Kedua, terpinggirnya warga, baik secara fisik dan simbolik akibat pembangunan ruang di sekitar CBD BSD. Peneliti meletakkan kasus ini dengan pendekatan produksi ruang sosial Lefebvre dengan metode kualitatif obeservasi, wawancara dan visualisasi obyek ruang di CBD-BSD. Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa reorganisasi ruang telah mengubah wajah perkampungan dan perkebunan karet menjadi pusat hunian modern, bisnis, dan gaya hidup. Di balik semakin meluasnya pembangunan ruang kota dan image yang ditampilkan, ruang memiliki kontradiksinya, yakni terpinggirnya warga (relokasi), baik secara fisik dan simbolik, dan tereliminasinya pengalaman kolektif, aktivitas sosial, bahkan nilai historis dari ruang.