{"title":"PENCAPAIAN AKADEMIK MEMPENGARUHI DEPRESI PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA DI FAKULTAS KEDOKTERAN","authors":"Verren Isella, Arlends Chris, Louis Valdo","doi":"10.24912/jmmpk.v2i2.22658","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Mahasiswa tahun pertama di fakultas kedokteran mengalami perubahan emosional yang hebat saat memasuki lingkungan dan mengemban tanggung jawab akademik yang baru. Perubahan emosi ini dapat menjadi stres yang memicu gangguan mental. Meskipun mahasiswa tahun pertama telah berusaha untuk beradaptasi, tidak semua mahasiswa berhasil. Tingkat pencapaian akademik yang bervariasi pada mahasiswa dipengaruhi oleh kemampuan masing-masing individu dalam beradaptasi. Beberapa mahasiswa merasa bahwa beban akademik di fakultas kedokteran sama beratnya seperti jenjang sebelumnya. Namun, beberapa yang lain akan terkejut oleh fakta bahwa beban akademik di fakultas kedokteran jauh melebihi ekspektasi mereka, sehingga mereka tidak dapat bertahan di fakultas kedokteran. Studi ini bermaksud untuk mengetahui prevalensi depresi dan hubungan antara pencapaian akademik dengan kejadian depresi di Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara pada tahun pertama. Studi ini merupakan studi analitik dengan desain cross sectional. uji chi-square digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel pencapaian akademik dan kejadian depresi. Dari penelitian ini didapatkan prevalensi depresi pada mahasiswa tahun pertama di fakultas kedokteran Universitas Tarumanagara sebesar 39,3% dan didapatkan hubungan antara pencapaian akademik dengan kejadian depresi (p-value: 0,001). Studi ini menemukan bahwa mahasiswa yang memiliki pencapaian akademik yang buruk beresiko 0,612 kali mengidap depresi dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki pencapaian akademik yang baik. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pencapaian akademik yang buruk dapat mempengaruhi gangguan mental maupun memicu kejadian depresi.","PeriodicalId":229614,"journal":{"name":"Jurnal Muara Medika dan Psikologi Klinis","volume":"257 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Muara Medika dan Psikologi Klinis","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24912/jmmpk.v2i2.22658","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Mahasiswa tahun pertama di fakultas kedokteran mengalami perubahan emosional yang hebat saat memasuki lingkungan dan mengemban tanggung jawab akademik yang baru. Perubahan emosi ini dapat menjadi stres yang memicu gangguan mental. Meskipun mahasiswa tahun pertama telah berusaha untuk beradaptasi, tidak semua mahasiswa berhasil. Tingkat pencapaian akademik yang bervariasi pada mahasiswa dipengaruhi oleh kemampuan masing-masing individu dalam beradaptasi. Beberapa mahasiswa merasa bahwa beban akademik di fakultas kedokteran sama beratnya seperti jenjang sebelumnya. Namun, beberapa yang lain akan terkejut oleh fakta bahwa beban akademik di fakultas kedokteran jauh melebihi ekspektasi mereka, sehingga mereka tidak dapat bertahan di fakultas kedokteran. Studi ini bermaksud untuk mengetahui prevalensi depresi dan hubungan antara pencapaian akademik dengan kejadian depresi di Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara pada tahun pertama. Studi ini merupakan studi analitik dengan desain cross sectional. uji chi-square digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel pencapaian akademik dan kejadian depresi. Dari penelitian ini didapatkan prevalensi depresi pada mahasiswa tahun pertama di fakultas kedokteran Universitas Tarumanagara sebesar 39,3% dan didapatkan hubungan antara pencapaian akademik dengan kejadian depresi (p-value: 0,001). Studi ini menemukan bahwa mahasiswa yang memiliki pencapaian akademik yang buruk beresiko 0,612 kali mengidap depresi dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki pencapaian akademik yang baik. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pencapaian akademik yang buruk dapat mempengaruhi gangguan mental maupun memicu kejadian depresi.