POLA PERJALANAN BERANGKAT BEKERJA MENGGUNAKAN LAYANAN TRANSJAKARTA (STUDI KASUS: PERUMAHAN SUNTER HIJAU VIII- SUNTER JAYA, DAN PERUMAHAN TAMAN BUARAN INDAH IV, PENGGILINGAN, PENGGILINGAN)
{"title":"POLA PERJALANAN BERANGKAT BEKERJA MENGGUNAKAN LAYANAN TRANSJAKARTA (STUDI KASUS: PERUMAHAN SUNTER HIJAU VIII- SUNTER JAYA, DAN PERUMAHAN TAMAN BUARAN INDAH IV, PENGGILINGAN, PENGGILINGAN)","authors":"Yudi Susandi, Danang Priatmodjo","doi":"10.24912/JMSTKIK.V2I2.2211","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Meningkatnya mobilitas di perkotaan disebabkan oleh berbagai macam faktor, diketahui salah satunya adalah semakin meningkatnya tingkat urbanisasi dari tahun ke tahun yang disebabkan oleh lebih menariknya perkotaan dibandingkan daerah rural di mata kalangan penduduk usia produktif. Kota Jakarta pun mengalami hal yang serupa, tercatat dari tahun 2013–2016 jumlah urbanisannya selalu meningkat 1-1,5% tiap tahunnya, dengan total penduduk pada tahun 2016 sebesar 10,2 juta jiwa. Seiring dengan terus bertambahnya jumlah penduduk tersebut tentu lahan-lahan yg diperuntukan untuk pemukiman juga diharuskan bertambah, lahan pusat kota sudah banyak terisi oleh perkantoran dan pusat–pusat perdagangan menyebabkan harga lahan untuk pemukiman menjadi sulit untuk dijangkau. Hal ini mengakibatkan para penduduk memilih hunian yang agak di pinggir kota ataupun benar–benar keluar dari batasan administrasi pusat kota itu sendiri, dan dalam kesehariaannya setiap individu melakukan perjalanan dalam memenuhi aktivitas kegiatan masing–masing, berbagai aktivitas kegiatan tersebut menimbulkan sebuah mobilitas). Untuk kota DKI Jakarta yg memiliki 14,5 Juta Jiwa pada siang hari hal ini tentu menjadi sebuah tantangan permasalahan mobilitas yang sangat besar, usaha Pemprov DKI Jakarta untuk mengatasi permasalahan mobilitas warga kota DKI Jakarta salah satunya adalah pada tahun 2004 Pemprov DKI Jakarta mencetuskan layanan transportasi BRT Transjakarta. Seperti yang kita ketahui agar suatu sistim tertentu dapat memenuhi kebutuhan penggunanya maka diharuskan dirancang agar sesuai untuk keperluan para penggunanya. Tujuan penelitian ini untuk mengeksplorasi pola-pola perjalanan berangkat bekerja dengan menggunakan layanan Transjakarta pada penghuni perumahan di Kota Jakarta, penelitian ini menggunakan metode Collective Case Study dengan pendekatan kualitatif deskriptif, banyaknya partisipan dari penelitian ini berjumlah 13 (tiga belas) partisipan yang kesehariannya menggunakan layanan transportasi Transjakarta untuk berangkat bekerja. Temuan hasil penelitian ini antara lain: jarak tempuh perjalanan dalam jarak relative jauh yang disebabkan oleh pemisahan zonasi yang terlalu jauh antara residential-komersial, ketidakhandalan transportasi umum diluar BRT Transjakarta memberikan beban lebih pada pelayanan mobilitas masyarakat, waktu tempuh dan kecepatan jelajah rata-rata masih rendah, penggunaa layanan BRT Transjakarta memberikan kontribusi positif pada penggunaan sepeda motor yang digunakan dalam radius <5 Km, dan masih banyaknya aspek yang perlu dibenahi agar layanan BRT Transjakarta menjadi layanan yang handal dan dapat memenuhi kebutuhan penggunanya. Rekomendasi hasil penelitian ini ditujukan untuk perancang kota dan perancang transportasi perkotaan yang sangat berhubungan erat dengan kesuksesan kota dalam perancangan kota yang lebih layak huni. PT. Transportasi Transjakarta untuk layanan transportasi BRT Transjakarta yang lebih handal, reliable dalam waktu dan biaya operasional, serta kualitas pelayanan transportasi publik yang lebih baik lagi dalam melayani seluruh lapisan masyarakat Kota Metropolitan Jakarta.Kata kunci: Pola Perjalanan, BRT System Transjakarta.","PeriodicalId":202016,"journal":{"name":"Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-03-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24912/JMSTKIK.V2I2.2211","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Meningkatnya mobilitas di perkotaan disebabkan oleh berbagai macam faktor, diketahui salah satunya adalah semakin meningkatnya tingkat urbanisasi dari tahun ke tahun yang disebabkan oleh lebih menariknya perkotaan dibandingkan daerah rural di mata kalangan penduduk usia produktif. Kota Jakarta pun mengalami hal yang serupa, tercatat dari tahun 2013–2016 jumlah urbanisannya selalu meningkat 1-1,5% tiap tahunnya, dengan total penduduk pada tahun 2016 sebesar 10,2 juta jiwa. Seiring dengan terus bertambahnya jumlah penduduk tersebut tentu lahan-lahan yg diperuntukan untuk pemukiman juga diharuskan bertambah, lahan pusat kota sudah banyak terisi oleh perkantoran dan pusat–pusat perdagangan menyebabkan harga lahan untuk pemukiman menjadi sulit untuk dijangkau. Hal ini mengakibatkan para penduduk memilih hunian yang agak di pinggir kota ataupun benar–benar keluar dari batasan administrasi pusat kota itu sendiri, dan dalam kesehariaannya setiap individu melakukan perjalanan dalam memenuhi aktivitas kegiatan masing–masing, berbagai aktivitas kegiatan tersebut menimbulkan sebuah mobilitas). Untuk kota DKI Jakarta yg memiliki 14,5 Juta Jiwa pada siang hari hal ini tentu menjadi sebuah tantangan permasalahan mobilitas yang sangat besar, usaha Pemprov DKI Jakarta untuk mengatasi permasalahan mobilitas warga kota DKI Jakarta salah satunya adalah pada tahun 2004 Pemprov DKI Jakarta mencetuskan layanan transportasi BRT Transjakarta. Seperti yang kita ketahui agar suatu sistim tertentu dapat memenuhi kebutuhan penggunanya maka diharuskan dirancang agar sesuai untuk keperluan para penggunanya. Tujuan penelitian ini untuk mengeksplorasi pola-pola perjalanan berangkat bekerja dengan menggunakan layanan Transjakarta pada penghuni perumahan di Kota Jakarta, penelitian ini menggunakan metode Collective Case Study dengan pendekatan kualitatif deskriptif, banyaknya partisipan dari penelitian ini berjumlah 13 (tiga belas) partisipan yang kesehariannya menggunakan layanan transportasi Transjakarta untuk berangkat bekerja. Temuan hasil penelitian ini antara lain: jarak tempuh perjalanan dalam jarak relative jauh yang disebabkan oleh pemisahan zonasi yang terlalu jauh antara residential-komersial, ketidakhandalan transportasi umum diluar BRT Transjakarta memberikan beban lebih pada pelayanan mobilitas masyarakat, waktu tempuh dan kecepatan jelajah rata-rata masih rendah, penggunaa layanan BRT Transjakarta memberikan kontribusi positif pada penggunaan sepeda motor yang digunakan dalam radius <5 Km, dan masih banyaknya aspek yang perlu dibenahi agar layanan BRT Transjakarta menjadi layanan yang handal dan dapat memenuhi kebutuhan penggunanya. Rekomendasi hasil penelitian ini ditujukan untuk perancang kota dan perancang transportasi perkotaan yang sangat berhubungan erat dengan kesuksesan kota dalam perancangan kota yang lebih layak huni. PT. Transportasi Transjakarta untuk layanan transportasi BRT Transjakarta yang lebih handal, reliable dalam waktu dan biaya operasional, serta kualitas pelayanan transportasi publik yang lebih baik lagi dalam melayani seluruh lapisan masyarakat Kota Metropolitan Jakarta.Kata kunci: Pola Perjalanan, BRT System Transjakarta.