Pemberdayaan Penyandang Disabilitas Fisik Melalui Pelatihan Vokasional pada Program Rehabilitasi Sosial

D. Pangestuti
{"title":"Pemberdayaan Penyandang Disabilitas Fisik Melalui Pelatihan Vokasional pada Program Rehabilitasi Sosial","authors":"D. Pangestuti","doi":"10.56971/jwi.v6i1.101","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstrak \nArtikel ini mendeskripsikan tentang pemberdayaan penyandang disabilitas fisik melalui pelatihan vokasional. Masalah utama yang dihadapi adalah rendahnya kemampuan serta ketergantungan pada orang lain Terlebih lagi umumnya penyandang disabilitas fisik masih berada pada usia produktif, sehingga perlu diarahkan, dibina, diberdayakan dan diberi kesempatan untuk menumbuhkembangkan potensi yang dimiliki. Tujuan untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan pemberdayaan penyandang disabilitas fisik melalui pelatihan vokasional, menemukan faktor pendukung dan penghambat, serta mengetahui solusi yang dilakukan lembaga. Informan ditentukan secara purposive, pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan data yang dikumpulkan melalui pemanfaatan dokumen yang terkait dengan pemberdayaan serta data yang terkumpul tersebut dianalisis secara kualitatif. Artikel ini menunjukan bahwa pemberdayaan adalah suatu proses mengembangkan penyandang disabilitas fisik dari keadaan tidak atau kurang berdaya menjadi mempunyai daya. Pelayanan di dalam lembaga dibatasi karena seiring dengan perkembangan masyarakat, peraturan dan kebijakan dari Kementerian Sosial serta terjadinya pergeseran pola pelayanan sosial dari “charity-based” ke hak warga Negara, dari “institutional-based” ke “family/community-based”. Demikian pula model pelayanan rehabilitasi sosial juga mengalami perkembangan. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa dalam beberapa aspek pelayanan masih dijumpai kendala yang mempengaruhi kinerja pelayanan antara lain kepada: a. Lembaga, agar lebih fokus dalam proses pelaksanaan rekruitmen, maka perlu dilakukan pemetaan data secara komprehensif terlebih dahulu sebelum melakukan kegiatan sosialisasi maupun pendaftaran calon penerima manfaat di daerah, sehingga dapat dijaring calon penerima manfaat yang lebih banyak lagi secara kuantitas. Selain itu perlu menyempurnakan serta meningkatkan secara kuantitas dan kualitas dalam proses pelaksanaan rekruitmen serta perlu menambah jangkauan ke pelosok daerah lain yang selama ini belum pernah diadakan kegiatan rekruitmen. Sedangkan Kegiatan pemberdayaan terhadap penyandang disabilitas fisik hendaknya tidak hanya ditujukan untuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan kerja semata, tetapi juga diarahkan untuk perubahan sikap dan perilaku penerima manfaat. b. Petugas asessmen sebagai aset utama lembaga belum berlatar belakang pekerjaan sosial dan memiliki kompetensi sebagai petugas assesmen. Proses pelaksanaan assesmen yang diselenggarakan secara kesisteman telah berjalan dengan baik dengan menilai aspek fisiologis, psikologis, sosiologis dan vokasional, namun perlu didukung peralatan yang terstandard dan lengkap serta petugas assesmen yang lebih professional baru kemudian menggunakan metode work sample apabila petugas tidak mampu mengungkapkan kapasitas penerima manfaat dengan menggunakan alat ukur tersebut. \nKata Kunci: Penyandang Disabilitas Fisik; Pelatihan; Pemberdayaan.","PeriodicalId":284440,"journal":{"name":"Jurnal Kewidyaiswaraan","volume":"201 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-07-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Kewidyaiswaraan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.56971/jwi.v6i1.101","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Abstrak Artikel ini mendeskripsikan tentang pemberdayaan penyandang disabilitas fisik melalui pelatihan vokasional. Masalah utama yang dihadapi adalah rendahnya kemampuan serta ketergantungan pada orang lain Terlebih lagi umumnya penyandang disabilitas fisik masih berada pada usia produktif, sehingga perlu diarahkan, dibina, diberdayakan dan diberi kesempatan untuk menumbuhkembangkan potensi yang dimiliki. Tujuan untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan pemberdayaan penyandang disabilitas fisik melalui pelatihan vokasional, menemukan faktor pendukung dan penghambat, serta mengetahui solusi yang dilakukan lembaga. Informan ditentukan secara purposive, pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan data yang dikumpulkan melalui pemanfaatan dokumen yang terkait dengan pemberdayaan serta data yang terkumpul tersebut dianalisis secara kualitatif. Artikel ini menunjukan bahwa pemberdayaan adalah suatu proses mengembangkan penyandang disabilitas fisik dari keadaan tidak atau kurang berdaya menjadi mempunyai daya. Pelayanan di dalam lembaga dibatasi karena seiring dengan perkembangan masyarakat, peraturan dan kebijakan dari Kementerian Sosial serta terjadinya pergeseran pola pelayanan sosial dari “charity-based” ke hak warga Negara, dari “institutional-based” ke “family/community-based”. Demikian pula model pelayanan rehabilitasi sosial juga mengalami perkembangan. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa dalam beberapa aspek pelayanan masih dijumpai kendala yang mempengaruhi kinerja pelayanan antara lain kepada: a. Lembaga, agar lebih fokus dalam proses pelaksanaan rekruitmen, maka perlu dilakukan pemetaan data secara komprehensif terlebih dahulu sebelum melakukan kegiatan sosialisasi maupun pendaftaran calon penerima manfaat di daerah, sehingga dapat dijaring calon penerima manfaat yang lebih banyak lagi secara kuantitas. Selain itu perlu menyempurnakan serta meningkatkan secara kuantitas dan kualitas dalam proses pelaksanaan rekruitmen serta perlu menambah jangkauan ke pelosok daerah lain yang selama ini belum pernah diadakan kegiatan rekruitmen. Sedangkan Kegiatan pemberdayaan terhadap penyandang disabilitas fisik hendaknya tidak hanya ditujukan untuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan kerja semata, tetapi juga diarahkan untuk perubahan sikap dan perilaku penerima manfaat. b. Petugas asessmen sebagai aset utama lembaga belum berlatar belakang pekerjaan sosial dan memiliki kompetensi sebagai petugas assesmen. Proses pelaksanaan assesmen yang diselenggarakan secara kesisteman telah berjalan dengan baik dengan menilai aspek fisiologis, psikologis, sosiologis dan vokasional, namun perlu didukung peralatan yang terstandard dan lengkap serta petugas assesmen yang lebih professional baru kemudian menggunakan metode work sample apabila petugas tidak mampu mengungkapkan kapasitas penerima manfaat dengan menggunakan alat ukur tersebut. Kata Kunci: Penyandang Disabilitas Fisik; Pelatihan; Pemberdayaan.
通过社会康复计划的职业培训获得身体残疾的好处
这篇文章描述的是通过职业培训获得的身体残疾。主要的问题是,能力和对他人的依赖程度较低,而且大多数人认为身体残疾的人仍然处于生产年龄,因此需要指导、培养、赋予和提供机会来培养自己的潜力。其目的是描述通过职业培训、找到支持因素和抑制因素以及研究所的解决方案,以实施身体残疾赋权的过程。资料提供者是有目的的,收集数据是通过采访和利用与授权相关的文档和收集的数据进行定性分析。这篇文章指出,赋权是一种从无能或无能中发展出来的身体残疾的过程。该机构的服务受到限制,因为随着社会的发展、社会部里的规章制度和政策以及社会服务模式从“慈善”转向公民权利、从“慈善机构”转变为“家庭/社区基础”的模式。社会康复服务模式也在发展中。然而不可否认的是,在某些方面还遇到障碍服务绩效的影响包括对服务:a .你们机构,以便更好地专注于执行过程新兵,那么之前需要先进行全面的数据映射和社会化活动地区的潜在受益者,所以它可以被网登记候选人数量更多的受益者。此外,还需要完善和提高招募过程中的数量和质量,并扩大到其他地区的范围,这些地区目前还没有招募活动。而身体残疾的赋权活动不仅是为了增加知识和技能,而且是为了改变受惠者的态度和行为。资产管理人员是该机构的主要资产,没有社会工作背景,有能力担任评估人员。执行过程assesmen kesisteman已经顺利地举行的生理、心理社会学和药学方面的情况来看,然而需要terstandard和完整的设备支持和更专业的警官assesmen然后用样品当警官工作方法无法表达能力用仪表的受益者。关键词:身体残疾;训练;赋权。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信