Problematika Pernikahan Generasi Milenial Terhadap Kasta Di Bali

G. Damayanti
{"title":"Problematika Pernikahan Generasi Milenial Terhadap Kasta Di Bali","authors":"G. Damayanti","doi":"10.33363/SWJSA.V3I2.513","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Catur varna adalah empat hal yang menjadi pilihan hidup dalam penggolongan masyarakat berdasarkan bakat (guna)/keahlian dan keterampilan (karma)/profesi seseorang. Namun para penjajah memanfaatkan kepolosan masyarakat dengan memberikan pemahaman yang salah tentang penggolongan masyarakat ini. kasta digunakan dengan menyerupai catur varna yang dalam penerapannya sangat berbeda jauh dengan makna yang ada dalam kitab suci. Kesalahpahaman ini terus berlanjut hingga saat ini yang menyebabkan banyak pertentangan yang terjadi di masyarakat hindu bali karena kurangnnya pemahaman dan ilmu mempelajari kitab suci. Namun seiring perkembangan peradaban dan teknologi tidak menjadikan hal ini menjadi hal yang terlalu rumit, karena semua orang bisa dengan mudah mendapatkan informasi. Di era yang serba canggih ini tak ada batasan-batasan yang mempersulit keadaan termasuk kalangan yang hidup di era ini yang dikenal dengan era milenial dimana semua kalangan telah saling terkoneksi satu dengan yang lainnya. Termasuk memudahkan generasi milenial dalam menemukan teman hidupnya baik online maupun offline, tak ada batasan jarak semua dengan mudah didapatkan akan tetapi adat dan istiadat yang masih berlaku terkadang menjadi hambatan. Masih banyak yang menjunjung tinggi budaya warisan hingga saat ini yang menjadikan kasta dan varna menjadi permasalahan yang terus-terusan terjadi hingga saat ini. adanya kasta ini juga bukan merupakan suatu hal yang fatal karena hal ini sudah mendarah daging dengan jati diri dan ciri-ciri daerah asal dengan tidak menerapkan prinsip yang berkasta yang berkuasa.","PeriodicalId":427835,"journal":{"name":"Satya Widya: Jurnal Studi Agama","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Satya Widya: Jurnal Studi Agama","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33363/SWJSA.V3I2.513","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Catur varna adalah empat hal yang menjadi pilihan hidup dalam penggolongan masyarakat berdasarkan bakat (guna)/keahlian dan keterampilan (karma)/profesi seseorang. Namun para penjajah memanfaatkan kepolosan masyarakat dengan memberikan pemahaman yang salah tentang penggolongan masyarakat ini. kasta digunakan dengan menyerupai catur varna yang dalam penerapannya sangat berbeda jauh dengan makna yang ada dalam kitab suci. Kesalahpahaman ini terus berlanjut hingga saat ini yang menyebabkan banyak pertentangan yang terjadi di masyarakat hindu bali karena kurangnnya pemahaman dan ilmu mempelajari kitab suci. Namun seiring perkembangan peradaban dan teknologi tidak menjadikan hal ini menjadi hal yang terlalu rumit, karena semua orang bisa dengan mudah mendapatkan informasi. Di era yang serba canggih ini tak ada batasan-batasan yang mempersulit keadaan termasuk kalangan yang hidup di era ini yang dikenal dengan era milenial dimana semua kalangan telah saling terkoneksi satu dengan yang lainnya. Termasuk memudahkan generasi milenial dalam menemukan teman hidupnya baik online maupun offline, tak ada batasan jarak semua dengan mudah didapatkan akan tetapi adat dan istiadat yang masih berlaku terkadang menjadi hambatan. Masih banyak yang menjunjung tinggi budaya warisan hingga saat ini yang menjadikan kasta dan varna menjadi permasalahan yang terus-terusan terjadi hingga saat ini. adanya kasta ini juga bukan merupakan suatu hal yang fatal karena hal ini sudah mendarah daging dengan jati diri dan ciri-ciri daerah asal dengan tidak menerapkan prinsip yang berkasta yang berkuasa.
巴厘岛的千禧一代婚姻问题
在基于天赋(有用)/技能和技能(因果关系)/职业的社会分类中,瓦纳象棋是四种选择。但是殖民者利用人民的纯真,错误地理解了社会的阶级结构。种姓制度的用法类似于瓦尔纳国际象棋,它的应用意义与圣经中的意义大不相同。这种误解一直持续到今天,导致巴厘岛印度教社区缺乏对圣经的理解和学习,产生了许多反对意见。但是随着文明和技术的发展,这并没有让它变得太复杂,因为每个人都可以很容易地获得信息。在这个复杂的时代,没有任何限制使事情变得困难,包括生活在这个被称为千年的时代的人们,在这个时代,所有的人都是相互联系的。这包括让千禧一代更容易在网上或离线找到伴侣,没有任何限制,但现有的习俗和习俗有时会成为障碍。到目前为止,仍有许多人对文化怀有崇高的敬意,这使得种姓和瓦尔纳成为一个不断存在的问题。种姓的存在也不是致命的,因为它与家乡的身份和特征交织在一起,没有应用强大的阶级原则。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信