EVALUASI PENGELOLAAN ALAT KESEHATAN DI PUSKESMAS BASALA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2021

Rahmah Dewi Sukmawati, Nani Yuniar, L. Ahmad
{"title":"EVALUASI PENGELOLAAN ALAT KESEHATAN DI PUSKESMAS BASALA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2021","authors":"Rahmah Dewi Sukmawati, Nani Yuniar, L. Ahmad","doi":"10.37887/jakk.v2i4.38081","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstrak Latar Belakang: Pada tahun 2020 terdapat 4.095 sarana produksi kefarmasian dan alat kesehatan di Indonesia. Provinsi dengan jumlah sarana produksi terbanyak adalah Jawa Barat, yaitu sebanyak 1.148 sarana. (Profil Kesehatan Indonesia, 2020). Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Selatan menunjukkan bahwa masih ada masalah dalam manajemen logistik alat kesehatan di Puskesmas. Berdasarkan survei awal yang dilakukan, kegiatan manajemen logistik di Puskesmas Basala hanya dilakukan oleh bendahara barang, tidak ada petugas khusus yang melakukan kegiatan manajemen logistik. Ketersediaan alat kesehatan di Puskesmas Basala belum mencapai standar kompendium alat kesehatan 80% sedangkan ketersediaan alat kesehatan di Puskesmas Basala baru mencapai 66,25%.Tujuan: Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis kegiatan input, proses dan output dari pengelolaan alat kesehatan di Puskesmas Basala.Metode: Metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan eksploratif. Informan dalam penelitian ini berjumlah 5 orang yang masing-masing dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan dari kegiatan input masih terdapat fungsi logistik yang tidak optimal yaitu kurangnya SDM serta tidak ada petugas khusus dari penanganan logistik, metode pengelolaan belum memiliki SOP dan tidak ada petugas khusus dalam pada proses penanganan manajemen logistik, kegiatan proses dalam penelitian ini antara lain perencanaan yang dilakukan tiap awal tahun, penyimpanan hanya terdapat satu gudang untuk barang/alat kesehatan yang rusak sedangkan alat kesehatan yang terpakai disimpan di ruang pelayananan masing-masing, pemeliharaan yang dilakukan di Puskesmas Basala belum optimal karena hanya dilakukan pemeriksaan seadanya saja serta tidak adanya program penghapusan untuk alat-alat kesehatan yang tidak dibutuhkan..Kesimpulan: kegiatan manajemen logistik di Puskesmas Basala dalam pengelolaan alat kesehatan masih terdapat banyak kekurangan seperti tidak adanya petugas khusus dalam penanganan manajemen logistik alat kesehatan, perencanaan dan pemeliharaan yang belum optimal sehingga diperlukan kegiatan manajemen logistik yang dilakukan khusus oleh petugas yang berwewenang dan mengetahui secara pasti mengenai pengaturan logistik alat kesehatan di Puskesmas. AbstractBackground: In 2020 there are 4,095 pharmaceutical production facilities and medical devices in Indonesia. The province with the highest number of production facilities is West Java, with 1,148 facilities. (Indonesia Health Profile, 2020). The Health Office of South Konawe Regency indicated that there were still problems in the logistics management of medical devices at the Puskesmas. Based on the initial survey conducted, logistics management activities at the Basala Health Center are only carried out by the goods treasurer, there are no special officers who carry out logistics management activities. The availability of medical devices at the Basala Health Center has not reached the compendium standard for medical devices of 80%, while the availability of medical devices at the Basala Health Center has only reached 66.25%.Objective: The purpose of this study is to analyze the input, process and output activities of Medical Device Management in Basala Health Center.Method: This research method is qualitative research with exploratory approach. Informants in this study amounted to 5 people, each of whom was selected using purposive sampling method.Results: the results showed that from input activities there are still not optimal logistics functions, namely the lack of human resources and no special officers from logistics handling, management methods do not have SOP and no special officers in the logistics management handling process, process activities in this study include planning carried out every beginning of the year, storage there is only one warehouse, maintenance carried out at the Basala Health Center is not optimal because only a makeshift examination is carried out and there is no removal program for medical devices that are not needed..Conclusion: Logistics management activities at the Basala Health Center in the management of medical devices there are still many shortcomings such as the absence of special officers in the handling of medical device logistics management, planning and maintenance are not optimal","PeriodicalId":156107,"journal":{"name":"Jurnal Administrasi Kebijakan Kesehatan Universitas Halu Oleo","volume":"51 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-01-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Administrasi Kebijakan Kesehatan Universitas Halu Oleo","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.37887/jakk.v2i4.38081","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Abstrak Latar Belakang: Pada tahun 2020 terdapat 4.095 sarana produksi kefarmasian dan alat kesehatan di Indonesia. Provinsi dengan jumlah sarana produksi terbanyak adalah Jawa Barat, yaitu sebanyak 1.148 sarana. (Profil Kesehatan Indonesia, 2020). Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Selatan menunjukkan bahwa masih ada masalah dalam manajemen logistik alat kesehatan di Puskesmas. Berdasarkan survei awal yang dilakukan, kegiatan manajemen logistik di Puskesmas Basala hanya dilakukan oleh bendahara barang, tidak ada petugas khusus yang melakukan kegiatan manajemen logistik. Ketersediaan alat kesehatan di Puskesmas Basala belum mencapai standar kompendium alat kesehatan 80% sedangkan ketersediaan alat kesehatan di Puskesmas Basala baru mencapai 66,25%.Tujuan: Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis kegiatan input, proses dan output dari pengelolaan alat kesehatan di Puskesmas Basala.Metode: Metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan eksploratif. Informan dalam penelitian ini berjumlah 5 orang yang masing-masing dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan dari kegiatan input masih terdapat fungsi logistik yang tidak optimal yaitu kurangnya SDM serta tidak ada petugas khusus dari penanganan logistik, metode pengelolaan belum memiliki SOP dan tidak ada petugas khusus dalam pada proses penanganan manajemen logistik, kegiatan proses dalam penelitian ini antara lain perencanaan yang dilakukan tiap awal tahun, penyimpanan hanya terdapat satu gudang untuk barang/alat kesehatan yang rusak sedangkan alat kesehatan yang terpakai disimpan di ruang pelayananan masing-masing, pemeliharaan yang dilakukan di Puskesmas Basala belum optimal karena hanya dilakukan pemeriksaan seadanya saja serta tidak adanya program penghapusan untuk alat-alat kesehatan yang tidak dibutuhkan..Kesimpulan: kegiatan manajemen logistik di Puskesmas Basala dalam pengelolaan alat kesehatan masih terdapat banyak kekurangan seperti tidak adanya petugas khusus dalam penanganan manajemen logistik alat kesehatan, perencanaan dan pemeliharaan yang belum optimal sehingga diperlukan kegiatan manajemen logistik yang dilakukan khusus oleh petugas yang berwewenang dan mengetahui secara pasti mengenai pengaturan logistik alat kesehatan di Puskesmas. AbstractBackground: In 2020 there are 4,095 pharmaceutical production facilities and medical devices in Indonesia. The province with the highest number of production facilities is West Java, with 1,148 facilities. (Indonesia Health Profile, 2020). The Health Office of South Konawe Regency indicated that there were still problems in the logistics management of medical devices at the Puskesmas. Based on the initial survey conducted, logistics management activities at the Basala Health Center are only carried out by the goods treasurer, there are no special officers who carry out logistics management activities. The availability of medical devices at the Basala Health Center has not reached the compendium standard for medical devices of 80%, while the availability of medical devices at the Basala Health Center has only reached 66.25%.Objective: The purpose of this study is to analyze the input, process and output activities of Medical Device Management in Basala Health Center.Method: This research method is qualitative research with exploratory approach. Informants in this study amounted to 5 people, each of whom was selected using purposive sampling method.Results: the results showed that from input activities there are still not optimal logistics functions, namely the lack of human resources and no special officers from logistics handling, management methods do not have SOP and no special officers in the logistics management handling process, process activities in this study include planning carried out every beginning of the year, storage there is only one warehouse, maintenance carried out at the Basala Health Center is not optimal because only a makeshift examination is carried out and there is no removal program for medical devices that are not needed..Conclusion: Logistics management activities at the Basala Health Center in the management of medical devices there are still many shortcomings such as the absence of special officers in the handling of medical device logistics management, planning and maintenance are not optimal
2021年,南科纳威区普斯基马斯医疗保健管理评估
摘要背景:到2020年,印尼有4095种药物和医疗产品。西爪哇省生产能力最大,有1480种。(印尼健康概况,2020)南科纳韦地区卫生服务部门指出,Puskesmas的医疗保健物流管理仍然存在问题。根据初步调查,巴沙马斯岛的物流管理活动只由商品主管进行,没有特别官员从事物流管理活动。巴氏巴氏医疗用品的可用性尚未达到80%,而巴氏巴氏医疗用品的可达66.25%。目标:这项研究的目的是分析巴萨马岛医疗保健管理的输入、过程和输出活动。方法:本研究方法是一种具有探索性方法的定性研究。本研究的告密者人数为5人,每个人都采用采样方法。结果:输入活动的研究结果显示仍有不理想的物流功能,即缺乏人力资源并没有特殊的警员处理物流,没有汤和没什么特别官员管理方法在处理物流管理、活动过程中所做的这项研究包括规划每年年初,该仓库只有一个存放残缺不全的医疗用品/设备的仓库,而使用的卫生用品则存放在各自的仓库里,而在巴萨的医疗中心进行的维护工作并不是最理想的,因为它只对不需要的卫生设备进行了最简单的检查和删除计划,因此不可能有任何必要的医疗设备。在Basala乡村医院医疗器械管理物流管理活动仍然有很多缺点,如缺乏专门官员处理的医疗器械物流管理、规划和维修还最佳申请中,特别需要的后勤管理活动由当局的官员和确切地知道关于医疗器械物流安排在诊所。摘要背景:在2020年,印尼有4.095制药生产设施和医疗缺陷。省份的生产最高度数是西爪哇,有1.148个设施。(印尼健康资料,2020)伦敦东区的健康办公室表示,医院的健康缺陷仍然存在。基于最初的调查结果,湿质医疗中心的逻辑管理活动只是被这些商品商所关心,没有特别的官员持有后勤管理活动。湿质健康中心的医疗缺陷的可应用性尚未达到80%的医疗缺陷的标准,而湿质健康中心的医疗缺陷只能达到66.25%。这项研究的目的是分析输入、处理和输出湿浴医疗设备管理。这种研究方法是有必要的探索研究。在这项研究中,每一个人都有权使用采样方法。Results:从输入results那里的活动有些还不是最佳后勤functions, namely之缺乏人力资源部和特别军官从后勤处理,管理方法都不是特别有汤而不是军官》和《物流管理研究处理的过程,过程活动在这个include策划carried out每年度开始,是唯一有存储仓库维护carried out at the Basala最佳健康中心是音符,因为只有a makeshift来晚是carried out和没有拆除项目是为医疗设备公司那是不需要:物流管理、lds at…历史性境Basala卫生中心管理的医疗设备公司有很多shortcomings依然存在》这样的美国医学之处理装置中的特殊军官最佳后勤管理,策划和维修是音符
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信