URGENSI POLA DESAIN KOMPENSASI MONETER BERBASIS KOMBINASI ANGGARAN DAN PIECE-RATE UNTUK OPTIMALISASI KINERJA GURU: STUDI PADA INSTITUSI BERBASIS YAYASAN
{"title":"URGENSI POLA DESAIN KOMPENSASI MONETER BERBASIS KOMBINASI ANGGARAN DAN PIECE-RATE UNTUK OPTIMALISASI KINERJA GURU: STUDI PADA INSTITUSI BERBASIS YAYASAN","authors":"Frida Fanani Rohma, Hertin Tyastutik","doi":"10.46229/elia.v3i1.582","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Efektivitas kompensasi moneter dalam mendorong motivasi kerja individu masih diperdebatkan. Fenomena di dunia pendidikan sistem kompensasi masih mengacu pada kepangkatan, golongan hingga senioritas dengan basis masa kerja. Perkembangan penelitian di ranah pendidikan masih terbatas mengkaji konteks kompensasi moneter secara general. Penelitian ini secara spesifik mengkaji urgensi pola desain kompensasi moneter untuk mengoptimalkan kinerja guru. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif interpretif dengan pendekatan studi kasus. Situs penelitian ini merupakan salah satu instansi sekolah berbasis yayasan, karena memiliki fleksibilitas pengelolaan keuangan. Penelitian ini menggunakan tenik wawancara semi terstruktur. Mekanisme penafsiran data dilakukan dengan teknik reduksi data, verifikasi dan keabsahan data dengan triangulasi informasi. Temuan penelitian menunjukkan bahwa adanya upaya pembingkaian skema kompensasi moneter dalam bentuk non-keuangan menjadi salah satu strategi untuk mengoptimalkan nilai kompensasi. Pemberian kompensasi yang selaras dengan strategi organisasi dapat mendorong optimalisasi capaian kinerja. Pola desain kompensasi moneter berbasis kombinasi anggaran kinerja dan piece rate mampu mendorong capaian kinerja yang optimal. Selaras dengan perspektif teori pengharapan, desain pola kompensasi yang ideal menjadi salah satu kunci utama untuk mendorong motivasi kinerja guru baik dalam bidang akademik maupun non-akademik sehingga tercapai indikator kinerja secara agregat.","PeriodicalId":304975,"journal":{"name":"Journal of Educational Learning and Innovation (ELIa)","volume":"278 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-03-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Journal of Educational Learning and Innovation (ELIa)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.46229/elia.v3i1.582","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
Abstract
Efektivitas kompensasi moneter dalam mendorong motivasi kerja individu masih diperdebatkan. Fenomena di dunia pendidikan sistem kompensasi masih mengacu pada kepangkatan, golongan hingga senioritas dengan basis masa kerja. Perkembangan penelitian di ranah pendidikan masih terbatas mengkaji konteks kompensasi moneter secara general. Penelitian ini secara spesifik mengkaji urgensi pola desain kompensasi moneter untuk mengoptimalkan kinerja guru. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif interpretif dengan pendekatan studi kasus. Situs penelitian ini merupakan salah satu instansi sekolah berbasis yayasan, karena memiliki fleksibilitas pengelolaan keuangan. Penelitian ini menggunakan tenik wawancara semi terstruktur. Mekanisme penafsiran data dilakukan dengan teknik reduksi data, verifikasi dan keabsahan data dengan triangulasi informasi. Temuan penelitian menunjukkan bahwa adanya upaya pembingkaian skema kompensasi moneter dalam bentuk non-keuangan menjadi salah satu strategi untuk mengoptimalkan nilai kompensasi. Pemberian kompensasi yang selaras dengan strategi organisasi dapat mendorong optimalisasi capaian kinerja. Pola desain kompensasi moneter berbasis kombinasi anggaran kinerja dan piece rate mampu mendorong capaian kinerja yang optimal. Selaras dengan perspektif teori pengharapan, desain pola kompensasi yang ideal menjadi salah satu kunci utama untuk mendorong motivasi kinerja guru baik dalam bidang akademik maupun non-akademik sehingga tercapai indikator kinerja secara agregat.