Asuhan Keperawatan Jiwa pada Pasien dengan Gangguan Orientasi Realita: Studi Kasus

Nadya Rahmania, Faizatul Ulya, Y. Fitria
{"title":"Asuhan Keperawatan Jiwa pada Pasien dengan Gangguan Orientasi Realita: Studi Kasus","authors":"Nadya Rahmania, Faizatul Ulya, Y. Fitria","doi":"10.54832/nij.v2i1.221","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pendahuluan: Skizofrenia merupakan bentuk psikosa fungsional dengan gangguan utama pada proses pikir serta disharmoni antara proses pikir, afek, dan psikomotor. Salah satu gejala positif skizofrenia yaitu gangguan orientasi realita, waham. Pasien dengan waham tidak mampu mengenali tempat, waktu, dan orang disekitarnya yang mengakibatkan pasien merasa asing, dan menjadi pencetus terjadinya ansietas. Untuk mengatasi hal ini maka perlu dilakukan aktivitas yang memberi stimulus secara konsisten tentang realitas disekitarnya. Intervensi keperawatan yang diberikan pada pasien dengan waham yaitu berfokus pada orientasi realita. Tujuan dari studi kasus ini adalah untuk mengetahui pengaruh asuhan keperawatan pada pasien gangguan jiwa dengan masalah gangguan orientasi realita. \nMetode: Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan pendekatan proses keperawatan, meliputi pengkajian, diagnosis, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Sampel adalah Tn Y dengan diagnosa Skizofrenia yang dirawat di RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang. Pengumpulan data dilakukan melalui anamnesa dan observasi selama 6 hari. \nHasil: Berdasarkan hasil pengkajian ditemukan masalah keperawatan utama pada pasien adalah waham. Intervensi keperawatan yang diberikan yaitu strategi pelaksanaan SP1-3P, dan melakukan implementasi kemudian melakukan evaluasi. Implementasi keperawatan yang dilakukan yaitu melakukan SP1-3P meliputi melatih orientasi realita diri terhadap waham, menggali kebutuhan yang tidak terpenuhi, dan meningkatkan pengetahuan pasien terhadap penggunaan obat secara teratur. Evaluasi pada hari terakhir didapatkan bahwa pasien masih suka berbicara non realistik khususnya terkait wahamnya, kontak mata menjadi lebih baik, dan pasien tetap menolak orientasi realitas yang diberikan. \nKesimpulan:  Berdasarkan evaluasi tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien masih tercapai. Diharapkan perawat meningkatkan komunikasi terapeutik sehingga terjalin hubungan saling percaya dan kerja sama yang baik untuk mendorong klien lebih kooperatif dan tercapainya tujuan asuhan keperawatan. Selain itu juga perlu adanya terapi kognitif perilaku untuk mengembalikan orientasi realita pasien. Keluarga diharapkan untuk memberi dukungan dan motivasi dalam merawat pasien di rumah, khususnya terhadap kepatuhan minum obat secara teratur.","PeriodicalId":129885,"journal":{"name":"Nursing Information Journal","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-05-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Nursing Information Journal","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.54832/nij.v2i1.221","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1

Abstract

Pendahuluan: Skizofrenia merupakan bentuk psikosa fungsional dengan gangguan utama pada proses pikir serta disharmoni antara proses pikir, afek, dan psikomotor. Salah satu gejala positif skizofrenia yaitu gangguan orientasi realita, waham. Pasien dengan waham tidak mampu mengenali tempat, waktu, dan orang disekitarnya yang mengakibatkan pasien merasa asing, dan menjadi pencetus terjadinya ansietas. Untuk mengatasi hal ini maka perlu dilakukan aktivitas yang memberi stimulus secara konsisten tentang realitas disekitarnya. Intervensi keperawatan yang diberikan pada pasien dengan waham yaitu berfokus pada orientasi realita. Tujuan dari studi kasus ini adalah untuk mengetahui pengaruh asuhan keperawatan pada pasien gangguan jiwa dengan masalah gangguan orientasi realita. Metode: Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan pendekatan proses keperawatan, meliputi pengkajian, diagnosis, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Sampel adalah Tn Y dengan diagnosa Skizofrenia yang dirawat di RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang. Pengumpulan data dilakukan melalui anamnesa dan observasi selama 6 hari. Hasil: Berdasarkan hasil pengkajian ditemukan masalah keperawatan utama pada pasien adalah waham. Intervensi keperawatan yang diberikan yaitu strategi pelaksanaan SP1-3P, dan melakukan implementasi kemudian melakukan evaluasi. Implementasi keperawatan yang dilakukan yaitu melakukan SP1-3P meliputi melatih orientasi realita diri terhadap waham, menggali kebutuhan yang tidak terpenuhi, dan meningkatkan pengetahuan pasien terhadap penggunaan obat secara teratur. Evaluasi pada hari terakhir didapatkan bahwa pasien masih suka berbicara non realistik khususnya terkait wahamnya, kontak mata menjadi lebih baik, dan pasien tetap menolak orientasi realitas yang diberikan. Kesimpulan:  Berdasarkan evaluasi tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien masih tercapai. Diharapkan perawat meningkatkan komunikasi terapeutik sehingga terjalin hubungan saling percaya dan kerja sama yang baik untuk mendorong klien lebih kooperatif dan tercapainya tujuan asuhan keperawatan. Selain itu juga perlu adanya terapi kognitif perilaku untuk mengembalikan orientasi realita pasien. Keluarga diharapkan untuk memberi dukungan dan motivasi dalam merawat pasien di rumah, khususnya terhadap kepatuhan minum obat secara teratur.
现实方向障碍患者的灵魂护理:案例研究
引言:精神分裂症是一种具有功能的精神萨形式,思维过程中存在主要障碍,思维过程与精神运动过程之间存在不和谐。精神分裂症的积极症状之一是现实定向障碍,waham。waham患者无法识别周围的时间、地点和环境,从而产生异化的感觉,并成为宿主。为了克服这一点,有必要对周围的现实进行持续的刺激活动。对waham患者进行的护理干预是关注现实的方向。这个案例研究的目的是确定一种以现实方向障碍为主题的精神障碍患者的护理护理对他们的影响。方法:本研究采用的设计方法包括研究、诊断、干预、执行和评估等案例研究。该样本是Y先生,他被诊断为精神分裂症,目前正在精神病院接受治疗。数据收集是通过6天的观察和分析进行的。结果:根据研究发现患者的主要护理问题是waham。提供的护理干预措施是计划SP1-3P的执行,并执行执行,然后进行评估。护理的执行包括对病人的现实定位、挖掘未满足的需求和增加患者对定期使用药物的知识。最后一天的评估发现,患者仍然喜欢非现实的说话,特别是在发病率方面,眼神交流变得更好,患者仍然拒绝对现实的方向进行自我介绍。结论:根据评估,可以得出结论,护理护理的目标仍然是实现的。预计护士将增加治疗沟通,从而建立信任和良好的合作关系,鼓励客户更合作,实现护理培养目标。此外,还需要行为认知治疗来恢复病人的现实定位。家庭被期望提供支持和激励在照顾家庭病人,特别是反对定期服药。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信