Mery Andriyani, S. Harianto, M. I. Prawira-Atmaja, Putri Wilujeng Lestari, S. Shabri, Hilman Maulana, S. H. Putri
{"title":"Laju Penurunan Kadar Air dan Nilai Karakteristik Fisik Berdasarkan Sistem Pengeringan Akhir pada Pengolahan Teh Hijau","authors":"Mery Andriyani, S. Harianto, M. I. Prawira-Atmaja, Putri Wilujeng Lestari, S. Shabri, Hilman Maulana, S. H. Putri","doi":"10.24198/jt.vol16n2.1","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Komoditas teh merupakan salah satu komoditi hasil pertanian yang mempunyai peran cukup penting dalam kegiatan perekonomian. Teh merupakan produk agribisnis Indonesia yang mempunyai prospek yang cukup baik untuk terus dikembangkan sebagai sumber devisa. Hal ini menyebabkan Indonesia memperbaiki kualitas produk untuk bersaing di pasar global. Kualitas produk teh merupakan faktor utama guna meningkatkan daya saing produk teh Indonesia, dimana diperlukan evaluasi kesesuaian mutu produk teh dengan persyaratan SNI yang berlaku, salah satunya mengenai persyaratan nilai kadar air. Sifat karakteristik fisik pada produk teh hijau pun mempengaruhi kualitasnya, seperti pada persentase peko yang dihasilkan dan densitas hasil keringan teh. Hasil keringan ini dipengaruhi oleh sistem pengeringan akhir yang digunakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi laju penurunan kadar air dan nilai karakteristik fisik berupa nilai densitas dan persentase peko berdasarkan dari sistem pengeringan akhir pada proses pengolahan teh hijau. Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel teh hijau pada setiap stasiun proses pengolahan teh hijau. Laju penurunan kadar air yang baik dan menghasilkan kualitas teh yang baik pada parameter nilai densitas terjadi ketika menggunakan penambahan pengeringan semi (RD) yakni menghasilkan kadar air 2-4%, nilai densitas sebesar 0,16 g/mL dan waktu pengolahan yang efektif selama 552 menit, dibandingkan tanpa menggunakan RD yakni kadar air sebesar 4-5%, nilai densitas 0,18 g/mL, dan waktu proses pengolahan selama 762 menit. Penggunaan tambahan pengering semi (RD) memiliki kekurangan yaitu nilai persentase peko sebesar 17,02% yang lebih rendah daripada tanpa pengeringan semi (RD) yaitu sebesar 19,15%.","PeriodicalId":229622,"journal":{"name":"Jurnal Teknotan","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-08-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Teknotan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24198/jt.vol16n2.1","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Komoditas teh merupakan salah satu komoditi hasil pertanian yang mempunyai peran cukup penting dalam kegiatan perekonomian. Teh merupakan produk agribisnis Indonesia yang mempunyai prospek yang cukup baik untuk terus dikembangkan sebagai sumber devisa. Hal ini menyebabkan Indonesia memperbaiki kualitas produk untuk bersaing di pasar global. Kualitas produk teh merupakan faktor utama guna meningkatkan daya saing produk teh Indonesia, dimana diperlukan evaluasi kesesuaian mutu produk teh dengan persyaratan SNI yang berlaku, salah satunya mengenai persyaratan nilai kadar air. Sifat karakteristik fisik pada produk teh hijau pun mempengaruhi kualitasnya, seperti pada persentase peko yang dihasilkan dan densitas hasil keringan teh. Hasil keringan ini dipengaruhi oleh sistem pengeringan akhir yang digunakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi laju penurunan kadar air dan nilai karakteristik fisik berupa nilai densitas dan persentase peko berdasarkan dari sistem pengeringan akhir pada proses pengolahan teh hijau. Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel teh hijau pada setiap stasiun proses pengolahan teh hijau. Laju penurunan kadar air yang baik dan menghasilkan kualitas teh yang baik pada parameter nilai densitas terjadi ketika menggunakan penambahan pengeringan semi (RD) yakni menghasilkan kadar air 2-4%, nilai densitas sebesar 0,16 g/mL dan waktu pengolahan yang efektif selama 552 menit, dibandingkan tanpa menggunakan RD yakni kadar air sebesar 4-5%, nilai densitas 0,18 g/mL, dan waktu proses pengolahan selama 762 menit. Penggunaan tambahan pengering semi (RD) memiliki kekurangan yaitu nilai persentase peko sebesar 17,02% yang lebih rendah daripada tanpa pengeringan semi (RD) yaitu sebesar 19,15%.
茶叶商品是一种农业产品,在经济活动中扮演着相当重要的角色。茶叶是印尼农业综合企业的产品,其前景很好,足以继续作为外汇资源开发。这使得印尼提高了产品的质量,使其在全球市场上竞争。茶叶产品的质量是增加印尼茶叶产品竞争力的主要因素,其中包括对现有茶叶产品的等级要求的有效评估。绿茶产品的物理特性影响其质量,如其产出的peko和茶叶产生的密度。这种干燥的结果受到使用的最终干燥系统的影响。本研究的目的是确定水水平降低的速度和密度密度和peko的物理特征值,这取决于绿茶处理过程中的最终干燥系统。本研究使用的主要成分是每个绿茶加工站的绿茶样本。水位的下降速度和一个好的优质茶的生产价值密度参数发生时使用的增量春天干燥(RD)即产生2-4%水分时,密度值高达0,16 g / mL和有效的处理时间552分钟,不用RD即说水位高达4-5%相比,价值密度0,18 g / mL, 762分钟加工时间。额外使用除草机(RD)的缺点是,peko比没有烘干(RD)低1702% (RD)的百分比为19.15%。