{"title":"PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP ILMIAH SISWA SMK PADA MATERI BAKTERI","authors":"Yuli Arnita Sari","doi":"10.37842/sinau.v5i2.55","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan sikap ilmiah siswa melalui penggunaan pembelajaran berbasis praktikum. Metode yang digunakan yaitu quasy experiment. Desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Control-Group Design. Teknik pengambilan sampel penelitian ini menggunakan purposive random sampling.teknik pengumpulan data, antara lain: tes, observasi dan teknik angket. Penelitian dilaksanakan pada salah satu Sekolah Menengah Kejuruan di Kota Cirebon, yaitu SMKRISE Kedawung Cirebon. Penerapan pembelajaran berbasis praktikum ini dapat sepenuhnya (100%) dilaksanakan. pembelajaran berbasis praktikum mampu meningkatkan keterampilan proses sains siswa pada saat sebelum pembelajaran (pretes) rata-rata nilai siswa sebesar 38,13, sementara setelah pembelajaran sebesar 85,27. N-Gain yang diperoleh pada masing-masing indikator keterampilan proses sains yaitu indikator pengamatan (observasi), meramalkan (prediksi) dan menggunakan alat atau bahan atau sumber adalah 1 (satu); indikator menerapkan konsep, indikator menafsirkan (interpretasi), dan indikator berkomunikasi adalah 0,90; indikator merencanakan percobaan adalah 0,74; indikator berhipotesis adalah 0,62. Peningkatan nilai keterampilan proses sains tertinggi terdapat pada indikator menggunakan alat atau bahan atau sumber yaitu sebesar 47, sedangkan peningkatan terendah terdapat pada indikator berhipotesis yaitu sebesar 28. Peningkatan nilai sikap ilmiah siswa tertinggi terdapat pada indikator mengutamakan bukti yaitu sebesar 48, sedangkan peningkatan terendah terdapat pada indikator bersikap positif terhadap kegagalan sebesar 28. Pembelajaran berbasis praktikum sangat baik dan tepat untuk dilaksanakan pada proses pembelajaran, karena dapat memberikan pengalaman dan keterampilan dalam bekerja di lingkungan laboratorium secara teliti, sesuai prosedur, dan berhati-hati.","PeriodicalId":199738,"journal":{"name":"SINAU : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora","volume":"251 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"SINAU : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.37842/sinau.v5i2.55","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan sikap ilmiah siswa melalui penggunaan pembelajaran berbasis praktikum. Metode yang digunakan yaitu quasy experiment. Desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Control-Group Design. Teknik pengambilan sampel penelitian ini menggunakan purposive random sampling.teknik pengumpulan data, antara lain: tes, observasi dan teknik angket. Penelitian dilaksanakan pada salah satu Sekolah Menengah Kejuruan di Kota Cirebon, yaitu SMKRISE Kedawung Cirebon. Penerapan pembelajaran berbasis praktikum ini dapat sepenuhnya (100%) dilaksanakan. pembelajaran berbasis praktikum mampu meningkatkan keterampilan proses sains siswa pada saat sebelum pembelajaran (pretes) rata-rata nilai siswa sebesar 38,13, sementara setelah pembelajaran sebesar 85,27. N-Gain yang diperoleh pada masing-masing indikator keterampilan proses sains yaitu indikator pengamatan (observasi), meramalkan (prediksi) dan menggunakan alat atau bahan atau sumber adalah 1 (satu); indikator menerapkan konsep, indikator menafsirkan (interpretasi), dan indikator berkomunikasi adalah 0,90; indikator merencanakan percobaan adalah 0,74; indikator berhipotesis adalah 0,62. Peningkatan nilai keterampilan proses sains tertinggi terdapat pada indikator menggunakan alat atau bahan atau sumber yaitu sebesar 47, sedangkan peningkatan terendah terdapat pada indikator berhipotesis yaitu sebesar 28. Peningkatan nilai sikap ilmiah siswa tertinggi terdapat pada indikator mengutamakan bukti yaitu sebesar 48, sedangkan peningkatan terendah terdapat pada indikator bersikap positif terhadap kegagalan sebesar 28. Pembelajaran berbasis praktikum sangat baik dan tepat untuk dilaksanakan pada proses pembelajaran, karena dapat memberikan pengalaman dan keterampilan dalam bekerja di lingkungan laboratorium secara teliti, sesuai prosedur, dan berhati-hati.