{"title":"Data Rights di Era Surveillance Capitalism: Skandal Data Cambridge Analytica & Facebook dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat 2016","authors":"M. Bofa, Darmawan Wawan Budi, Arifin Sudirman","doi":"10.31947/hjirs.v2i2.22686","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"In 2018, several major British media outlets published the result of a joint investigation which revealed that Cambridge Analytica, a political consulting and data analysis firm, collected about 87 million personal data of Facebook users which was then used without the knowledge of the data owner. This study aims to understand analyze the abuse of data rights involving Cambridge Analytica and Facebook in the 2016 US presidential election. The research method used in this study is descriptive qualitative method. This study found that Cambridge Analytica used personal data of Facebook users for Donald Trump’s digital campaign in the 2016 US presidential election. The data include complete profiles such as name, gender, age, location, status updates, likes, friends, and even personal messages which are then translated into behavioral data. The data collected and analyzed by Cambridge Analytica then became the power in modifying behavior, especially voting behavior. Behavior modification by Cambridge Analytica was possible because the knowledge asymmetry in the use of data. Pada 2018, beberapa media besar Inggris mempublikasikan hasil investigasi bersama yang mengungkap bahwa Cambridge Analytica, sebuah perusahaan konsultan politik dan analisis data, mengoleksi sekitar 87 juta data pribadi pengguna Facebook yang kemudian digunakann tanpa sepengetahuan pemilik data. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan menganalisis penyalahgunaan data rightsyang melibatkan Cambridge Analytica dan Facebook dalam pemilihan presiden Amerika Serikat 2016. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Penelitian ini menemukan bahwa Cambridge Analytica menggunakan data pribadi pengguna Facebook untuk kepentingan kampanye digital Donald Trump pada pemilihan presiden Amerika Serikat 2016. Data yang diambil meliputi profil lengkap seperti nama, jenis kelamin, usia, lokasi, pembaruan status, likes, teman, bahkan pesan pribadi yang kemudian diterjemahkan menjadi behavioral data. Data yang dikumpulkan dan dianalisis oleh Cambridge Analytica kemudian menjadipower dalam behavioral modification, khususnya voting behavior. Modifikasi tingkah laku oleh Cambridge Analytica dapat dilakukan sebab adanya knowledge asymmetry dalam penggunaan data.","PeriodicalId":309004,"journal":{"name":"Hasanuddin Journal of International Affairs","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-11-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Hasanuddin Journal of International Affairs","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.31947/hjirs.v2i2.22686","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
In 2018, several major British media outlets published the result of a joint investigation which revealed that Cambridge Analytica, a political consulting and data analysis firm, collected about 87 million personal data of Facebook users which was then used without the knowledge of the data owner. This study aims to understand analyze the abuse of data rights involving Cambridge Analytica and Facebook in the 2016 US presidential election. The research method used in this study is descriptive qualitative method. This study found that Cambridge Analytica used personal data of Facebook users for Donald Trump’s digital campaign in the 2016 US presidential election. The data include complete profiles such as name, gender, age, location, status updates, likes, friends, and even personal messages which are then translated into behavioral data. The data collected and analyzed by Cambridge Analytica then became the power in modifying behavior, especially voting behavior. Behavior modification by Cambridge Analytica was possible because the knowledge asymmetry in the use of data. Pada 2018, beberapa media besar Inggris mempublikasikan hasil investigasi bersama yang mengungkap bahwa Cambridge Analytica, sebuah perusahaan konsultan politik dan analisis data, mengoleksi sekitar 87 juta data pribadi pengguna Facebook yang kemudian digunakann tanpa sepengetahuan pemilik data. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan menganalisis penyalahgunaan data rightsyang melibatkan Cambridge Analytica dan Facebook dalam pemilihan presiden Amerika Serikat 2016. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Penelitian ini menemukan bahwa Cambridge Analytica menggunakan data pribadi pengguna Facebook untuk kepentingan kampanye digital Donald Trump pada pemilihan presiden Amerika Serikat 2016. Data yang diambil meliputi profil lengkap seperti nama, jenis kelamin, usia, lokasi, pembaruan status, likes, teman, bahkan pesan pribadi yang kemudian diterjemahkan menjadi behavioral data. Data yang dikumpulkan dan dianalisis oleh Cambridge Analytica kemudian menjadipower dalam behavioral modification, khususnya voting behavior. Modifikasi tingkah laku oleh Cambridge Analytica dapat dilakukan sebab adanya knowledge asymmetry dalam penggunaan data.
2018年,英国多家主要媒体公布了一项联合调查结果,显示政治咨询和数据分析公司剑桥分析公司收集了约8700万脸书用户的个人数据,然后在数据所有者不知情的情况下使用这些数据。本研究旨在了解分析剑桥分析公司和Facebook在2016年美国总统大选中滥用数据权利的情况。本研究采用的研究方法是描述性定性方法。这项研究发现,剑桥分析公司在2016年美国总统大选中使用了脸书用户的个人数据,用于唐纳德·特朗普的数字竞选活动。这些数据包括完整的个人资料,如姓名、性别、年龄、位置、状态更新、点赞、朋友,甚至个人信息,这些信息随后被转化为行为数据。剑桥分析公司收集和分析的数据随后成为改变行为的力量,尤其是投票行为。剑桥分析公司的行为修正之所以成为可能,是因为数据使用中的知识不对称。2018年8月,北京媒体发布消息称,北京媒体发布消息称,剑桥分析公司发布消息称,北京媒体发布消息称,北京政治数据分析公司发布消息称,北京媒体发布消息称,北京数据公司发布消息称,北京数据公司发布消息称,北京数据公司发布消息称,北京数据公司发布消息称,北京数据公司发布消息称,北京数据公司发布消息称,北京数据公司发布消息称,北京数据公司发布消息称,Penelitian ini bertujuan untuk memahami danmenganalis penyalahgunaan数据权利syang melibatkan剑桥分析公司和Facebook dalam penilihan总统美国2016年12月1日。自适应方法杨迪古纳坎·达勒姆·帕利特尼·达勒姆质量描述。2016年,唐纳德·特朗普(Donald Trump)当选美国总统。数据杨dibil meliputi概况lengkap seperti nama, jenis kelamin, usia, lokasi, pembaruan状态,likes, teman, bahkan pesan pribadi yang kemudian diterjemahkan menjadi行为数据。数据yang dikumpulkan dan dianaleh Cambridge Analytica kemudian menjadipower dalam行为修正,khususnya投票行为。Modifikasi tingkah laku oleh剑桥分析公司,数据不对称,数据不对称。